Sementara itu, Afrinaldi, ayah Afif Maulana menyatakan tidak puas dan kecewa hasil autopsi tim dokter dan menyebut ada yang janggal dalam kematian putranya.
“Hasil ekshumasi ini tidak sesuai dengan yang saya harapkan karena memang tim dokter tidak menyampaikan secara utuh apa yang terjadi pada tubuh anak saya,” ungkap Afrinaldi.
Ia mengaku belum mendapatkan penjelasan tentang bekas-bekas luka yang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri di bagian perut dan dada putra kesayangannya.
“Saya kemarin juga ingin tahu apakah yang bagian depan itu sempat melukai jantung atau bagaimana, dan karena apa, tapi tidak dijelaskan. Saya tidak puas dan kecewa,” tutur pria itu.
Sebelumnya tim dokter forensik akhirnya membeberkan hasil ekshumasi dan autopsi kedua terhadap jenazah Afif yang telah dilakukan awal Agustus silam. Tim dokter menyimpulkan, bahwa kematian korban akibat luka yang didapat saat jatuh dari ketinggian.
Ketua tim dokter forensik gabungan Ade Firmansyah Sugiharto menyebut, kematian siswa salah satu SMP di Kota Padang itu, memang disebabkan luka yang didapat saat jatuh dari ketinggian.
Ade menyebut, kesimpulan tersebut didapati pihaknya usai melakukan analisis terhadap hasil ekshumasi, autopsy, pemeriksaan lokasi penemuan jenazah, serta dokumen terkait dari LBH Padang dan LPSK.
Dari hasil pemeriksaan, terdapat sejumlah luka yang ditemukan pada tubuh Afif Maulana. Rinciannya, luka pada lengan kiri, paha kiri, kepala belakang, punggung, tulang belakang serta jaringan otak.
“Kami melakukan pemeriksaan ekshusmasi di rumah sakit M Djaml. Keesokan harinya kami melakukan penelitian di lokasi, dapat dokumen kesemuanya itu kami analisis. Berdasarkan analisis-analisis itu, kami menyimpukan bahwa kematiannya adalah kesesuaian jatuh dari ketinggian,” kata Ade kepada wartawan di Mapolresta Padang, Rabu (25/9). (brm)