STUNTING adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Di Kota Padang saat ini, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGM) per 5 Juli 2024, ditemukan 1.569 anak yang mengalami stunting.
Pemerintah Kota (Pemko) Padang tentunya tidak membiarkan hal itu terus berlanjut, Pemko Padang tentu mengambil tindakan serta kebijakan-kebijakan untuk mengatasi persoalan tersebut. Salah satunya adalah Intervensi Serentak Penurunan Stunting (ISPS). Dimana dalam kegiatan tersebut melakukan pengukuran terhadap 58.515 balita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, Srikurnia Yati, mengatakan dalam gerakan ISPS tersebut, dilakukan pendeteksian tumbuh kembang anak dan selanjutnya akan dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak yang terdampak stunting.
“Pemko Padang tentunya tidak akan membiarkan anak stunting di Kota Padang. Kita sudah melakukan deteksi tumbuh kembang anak dan PMT bagi anak yang stunting,” jelasnya, Senin, (23/9).
Semua anak stunting sudah dilakukan pemeriksaan tumbuh kembangnya. Hingga saat ini terdapat 73 anak yang sudah dirujuk ke RSUD dr. Rasidin, 193 anak sudah menerima bantuan Baznas berupa susu yang direkomedasikan dokter spesialis anak.
Dilanjutkan Srikurnia Yati, dengan intervensi yang dilakukan, tentunya menjadi bahan untuk evaluasi. Dan dia berharap kasus stunting menurun. Pihaknya juga akan lebih intens lagi dalam melakukan pengawasan terhadap ibu hamil.
“Kita juga kita tetap melakukan pengawasan bagi ibu hamil. Sampai bulan Juni ini terdapat kurang lebih 8.700 ibu hamil, 900 di antaranya ada yang mengalami anemia,” tambahnya.
Dikatakannya, pihaknya akan terus melakukan pendampingan bersama kader, agar ibu yang anemia dan mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) tidak melahirkan anak yang stunting.
Tercatat, sebaran data stunting di 11 kecamatan di Kota Padang yakni Kecamatan Koto Tangah terdapat 565 anak stunting, Bungus 43, Kuranji 114, Lubuk Begalung 109, Lubuk Kilangan 114, Naggalo 44, Padang Barat 60, Padang Selatan 131, Padang Timur 134, Padang Utara 63, Pauh 192 anak.
Selain gerakan ISPS tersebut, Pemko Padang juga bertekad menurunkan angka stunting melalui peningkatan capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada bayi, dan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrim.
Saat ini, IDL di Kota Padang baru mencapai 25.29 persen atau 4.100 jiwa. Tentunya percepatan akan terus dilakukan untuk capaian imunisasi kepada seluruh bayi di Kota Padang.
“Agar IDL ini dapat tercapai perlu membangun komitmen bersama dengan seluruh OPD terkait. Mulai dari tingkat kota hingga kelurahan untuk sama-sama memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat, agar anaknya mau melakukan imunisasi,” ucap Srikurnia Yati.
Kemudian untuk penghapusan angka kemiskinan ekstrim, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, Pemerintah Kota Padang menargetkan angka kemiskinan ekstrim di Kota Padang dapat mencapai nol persen pada akhir 2024 ini.
Berdasarkan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, angka kemiskinan di Kota Padang sebesar 0,15 persen atau 1.490 jiwa.
Dari data tersebut, Pemko Padang akan melakukan validasi dan verifikasi melalui pihak kelurahan, sehingga bisa terlihat mana masyarakat yang masih berada pada kategori miskin ekstrim, miskin, atau sudah keluar dari kemiskinan.
Selain Stunting, Pemko Padang juga menggencarkan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Program ini bertujuan untuk melindungi anak-anak dari ancaman penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen.
Pemko Padang menargetkan sebanyak 96.457 anak di Kota Padang mengikuti program ini. PIN Polio merupakan tindak lanjut dari kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi di 7 provinsi di Indonesia.
“PIN Polio dilakukan berupa pemberian vaksin polio sebanyak dua tetes bagi anak usia 0-7 tahun. Vaksin polio diberikan secara gratis di setiap Pos PIN Polio yakni Posyandu, Rumah Sakit, Puskesmas hingga di PAUD, TK dan SD,” jelasnya. (***)