Ketersediaan Pangan Terjamin, Masyarakat Sejahtera, Gubernur Sumbar Salurkan Hampir 1 Juta Bantuan Unggas

SERAHKAN BANTUAN ITIK— Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli menyerahkan bantuan itik kepala peternak itik bertelur kelompok Cahaya Biru di Kabupaten Limapuluh Kota beberapa waktu lalu.

PADANG, METRO–Selain sektor pertanian, sektor peterna­kan memiliki potensi yang cukup besar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatra Barat (Sumbar). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah dan Wakil Gubernur (Wagub) Audy Joinaldy memberikan dukungan yang cukup besar di sektor ini.

Sejak tahun 2022 lalu hingga sekarang, secara berkesinambungan, Pem­prov Sumbar melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah menyalurkan bantuan ternak unggas hampir satu juta ekor.

Selain bantuan unggas, Pemprov Sumbar juga me­nyalurkan bantuan lainnya, se­perti sapi dan kambing. Untuk mendukung peter­na­kan, Pemprov Sumbar juga menyalurkan bantuan me­sin pengolah kompos, pe­netas telur dan mesin pe­motong rumput (chopper).

“Usaha masyarakat kita di Sumbar pada umum­nya berada pada sektor pertanian. Seperti berke­bun, bertani dan beternak. Makanya kita harus dapat memastikan mereka men­dapatkan perhatian,”sebut Gubernur Sumbar, Mah­yel­di Ansharullah di Pa­dang, Senin (16/9).

Dikatakannya, Pem­prov Sumbar sangat ber­komitmen meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak. Karena bertani dan beternak bukan hanya persoalan pendapatan ma­syarakat petani saja, tapi juga dapat menunjang ketersediaan pangan.

“Memperhatikan ke­sejahteraan petani dan peternak itu tidak hanya se­mata memperhatikan ke­sejahteraan mereka saja. Tapi ada dampak lain yang kita tuju, yakni ketersed­iaan pangan. Baik tanaman pangan maupun keterse­diaan bahan pangan he­wani,”ulasnya.

Dengan begitu, Pem­prov Sumbar setiap tahun mengalokasikan anggaran cukup besar pada sektor ini. Selain itu juga men­jemput sejumlah anggaran sektor peternakan dari Kementerian Pertanian. ”Alhamdulillah dengan bantuan unggas tersebut, masyarakat kita sudah mulai menikmati hasilnya. Selain pendapatan tapi juga kebutuhan protein masyarakat terjaga,” ujar Mahyeldi.

Menurutnya Mahyeldi, dengan terpenuhinya protein masyarakat maka ku­alitas hidup masyarakat juga akan lebih baik. Angka stunting dapat ditekan, tingkat kecerdasan anak-anak Sumbar nantinya me­ningkat.

Dicontohkannya, jika petani memiliki usaha per­tanian. Kemudian ada wak­tu luang setelah merawat ladang dan sawah. Mereka bisa menambah pendapa­tan dengan beternak. Me­re­kalah yang dibantu, me­reka memperoleh penda­pa­tan tambahan. Jika su­dah punya ternak dan te­lur, mereka juga lebih mu­dah memenuhi kebutuhan protein keluarga.

“Ternak berkembang, telurnya banyak. Petani bisa menjualnya untuk pen­dapatan. Kemudian me­ma­sak­nya untuk kebutu­han protein. Jadi mereka tidak harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli telur dan daging ayam. Apalagi proteinnya jauh lebih tinggi dibanding de­ngan ayam dan telus bu­ras,”paparnya lagi.

Kepala Dinas Peter­nakan dan Kesehatan He­wan Sumbar, Sukarli di­dampingi Kepala Bidang Produksi Efdal Kavri men­jelaskan sejak 2022 hingga 2024 hampir satu juta ter­nak unggas yang disalur­kan kepada masyarakat. Dari semua bantuan itu, secara umum bisa dikelola masyarakat dengan baik, sehingga berdampak po­sitif terhadap kesejah­te­raan­nya. “Bantuan yang kita sa­lurkan selalu kita pantau dan evaluasi. Ada 35 pe­nyuluh pe­ternakan yang berjibaku di seluruh kabu­paten/kota mendam­pingi masyarakat, agar ternak­nya berkem­bang dan meng­hasilkan,” ujarnya.

Data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sum­bar, mencatat bantuan unggas yang sudah disalur­kan yakni 787.500 ekor ung­gas. Terdiri dari bantuan pada 2022 dengan rincian ayam 70.000 ekor untuk 70 kelompok, dengan skema peruntukan masing-ma­sing kelompok 1.000 ekor.

Kemudian, bantuan itik 90.000 untuk 90 kelompok dengan masing-masing kelompok 1.000 ekor. Ban­tuan ternak puyuh 150.000 ekor untuk 15 kelompok masing-masing kelompok 10.000 ekor.

Pada 2023 bantuan ayam sebanyak 180.000 ekor untuk 360 kelompok masing-masing kelompok 500 ekor. Bantuan itik  85.000 ekor untuk 70 ke­lompok masing-masing kelompok sebanyak 500 ekor dan ternak puyuh sebanyak 100.000 ekor un­tuk 10 ke­lompok yang ma­sing-ma­sing kelompok men­dapat 10.000 ekor.

Pada 2024 bantuan ayam sebanyak 75.000 ekor untuk 150 kelompok de­ngan masing-masing ke­lompok mendapat 500 ekor. Kemudian bantuan itik 37.000 ekor untuk 75 ke­lompok dengan masing-masing 500 ekor. Bantuan ternak puyuh 50.000 ekor untuk 10.000 kelompok ma­sing-masing 5.000 ekor.

“Pada 2025 nanti juga tersedia bantuan ternak masing-masing 20.000 ayam, 20.000 itik dan 10.000 puyuh. Kita perkirakan pada 2026 bantuan unggas bisa men­capai satu juta,” ungkapnya.

Dalam penyaluran ban­tuan tersebut, Pemprov Sumbar menggunakan ske­ma menampung proposal permohonan dari masyarakat. Permohonan dapat disampaikan melalui dinas peternakan kabu­paten dan kota, juga bisa langsung ke Dinas Peter­nakan dan Kesehatan He­wan Sumbar.

Bantuan tersebut dibe­rikan dalam bentuk kelom­pok usaha. Masyarakat diminta berkelompok. Ke­mudian kelompok juga ter­daftar pada Sistem Infor­masi Manajemen Penyulu­han Pertanian (Simluhtan). Mereka nanti diverifikasi sesuai Peraturan Menteri Pertanian dan Peraturan Gubernur.

Jika sudah memenuhi syarat, maka bantuan da­pat disalurkan. Mereka yang mendapatkan ban­tuan nanti mengelola ter­nak unggas dalam dua metode. Metode tersebut juga sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerin­tah kabupaten dan kota. Metode pertama, dengan sistem pengelolaan koloni, metode lainnya dengan disebar pada masing-ma­sing anggota.

Setelah bantuan sam­pai pada masyarakat, ter­nak diawasi oleh penyuluh. Peternak bisa menyusun manajemen pengelolaan sendiri. Terutama kapan saatnya memanen dan sa­at pengembangan popula­si. “Jadi mereka tidak kita tuntut merawat terus me­ne­rus, Tapi ada waktunya mereka harus memanen, sehingga bisa diman­faat­kan untuk operasional dan pakan,”ujarnya.

Khusus bantuan ayam, diserahkan ada petani pa­da umur 8 sampai 10 ming­gu. Sehingga begitu sampai di masyarakat tidak lama langsung bertelur. Ayam itu nantinya bisa berproduksi telur hingga 2 tahun.

Untuk itik diserahkan pada umur 10 sampai 12 minggu, sampai di ma­syarakat langsung bertelur. Lama produksi telur itik juga sama dengan ayam sekitar 2 tahun. Untuk ter­nak puyuh diserahkan pa­da masyara­kat pada umur 31 sampai 35 hari, maka langsung berte­lur. Puyuh juga bisa bertelur hingga 2 tahun.

“Jika dirawat dengan baik akhirnya sekitar 2 tahun, jadi cukup lama ma­syarakat dapat menikmati dari bibit awal. Kalau me­reka mengembangkan pa­da generasi berikutnya, inilah yang kita harapkan dapat meningkatkan po­pulasi,”ujarnya.

Diungkapkannya, se­lama 3 tahun berturut-turut menyalurkan bantuan, Di­nas Peternakan dan Kese­h­atan Hewan Sumbar sa­ngat berdampak pada pe­rekonomian masyarakat. Sehingga ada dorongan untuk meningkatkan popu­lasi dengan munculnya permintaan mesin pene­tas, mesin pengolahan kom­pos dan mesin pemo­tong rumput.

Bantuan Kambing

 dan Sapi

Diketahui, selain ung­gas Pemprov Sumbar juga mengalokasikan bantuan lainnya. Seperti kambing dan sapi. Hanya saja jum­lah tidak banyak seperti unggas, mengingat masih ada kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Akibatnya lalulintas sapi terbatas.

Tercatat, bantuan sapi baru mulai disediakan pada 2024 dengan total 100 ekor untuk 10 kelompok. Dengan peruntukan 10 ekor ma­sing-masing kelompok. Ke­mudian kambing, bantuan ini baru tersedia pada 2023 dengan jumlah 2.000 ekor untuk 40 kelompok, ma­sing-masing kelompok men­dapat 50 ekor.

Kemudian pada 2024 dialokasikan sebanyak 600 ekor untuk 20 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan sebanyak 30 ekor.

Bantuan lainnya pada 2023 ada 8 unit mesin pe­ngolah kompos untuk 8 kelompok. Ditambah 10 tetas untuk 7 kelompok, 10 unit mesin pencacah sawit untuk 10 kelompok, 5 paket mesin pemotong rumput untuk 5 kelompok. Pada 2024 Pemprov Sumbar kem­bali menyalurkan bantuan un­tuk 12 unit mesin pengola kompos untuk 12 kelompok dan 43 unit mesin tetas untuk 43 kelompok.

“Kita perkirakan de­ngan bertambahnya per­min­taan alat tetas ini ada dorongan masyarakat un­tuk meningkatkan populasi unggas,” pungkasnya.

Dengan bantuan itu, Pemprov Sumbar ber­ha­rap kesejahteraan petani dan peternak terus me­ningkat. Kemudian tercipta­nya swa­sembada pangan berba­han hewani. (AD.ADPSB)

Exit mobile version