“Dari pengejaran, petugas berhasil menemukan barang bukti berupa sandal yang diduga milik pelaku. Sementara sebelumnya tim khusus juga sudah menemukan pakaian yang dipakai oleh korban maupun keterangan saksi – saksi yang didapat dari sekitar TKP dan dari perjalanan,” ungkap Kombes Dwi.
Selain itu, Kombes Pol Dwi juga menerangkan ada beberapa kesulitan yang dialami petugas saat melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku. Terduga pelaku disebut memanfaatkan pengetahuan mendalamnya tentang medan di sekitar lokasi kejadian, untuk melarikan diri dari petugas kepolisian.
“Terduga pelaku ini menguasai medan, sehingga ketika akan kita tangkap bisa cepat melarikan diri, bisa cepat mengetahui keberadaan petugas. Dan untuk anggota kita, belum menguasai medan sehingga pelaku ini lebih lihai bisa melarikan diri,” ulas dia.
Ditegaskan Kombes Pol Dwi, Polda Sumbar dan Polres Padangpariaman terus berupaya untuk menangkap pelaku secepatnya. Apalagi, kasus ini sudah menjadi antensi dari pimpinan untuk segera dituntaskan.
“Tentunya dari pimpinan juga sudah atensi, dengan telah membentuk tim khusus ini, hingga saat ini tim khusus Polda Sumbar telah berkoordinasi dengan Polres-Polres tetangga untuk melakukan upaya mempersempit kemungkinan terduga pelaku ini melarikan diri keluar,” tutup Kabid humas.
Sebelumnua, sempat dilaporkan hilang selama tiga hari, Nia Kurnia Sari (18), gadis cantik yang sehari-hari menjual gorengan keliling ditemukan meninggal dunia terkubur di dalam tanah di Korong Pasar Surau, Nagari Guguk, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman.
Mirisnya, jasad Nia Kurnia Sari yang ditemukan terkubur dengan kedalaman hanya satu meter, kondisinya sangat memilukan. Jasad gadis cantik yang selama ini menjadi tulang punggung keluarganya itu, tidak mengunakan busana dan tangan korban dalam kondisi terikat tali rafia.
Tim gabungan menemukan mayat Nia terkubur, Minggu sore (8/9/) , berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya dan 1 km dari tempat barang jualannya ditemukan di Korong Pasa Surau, Nagari Guguak. Setelah penemuan itu, korban yang baru tamat SMA dan ingin kuliah itu, langsung dievakuasi oleh Tim SAR ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, anak kedua dari tiga bersaudara ini tak kunjung pulang ke rumah saat menjajakan gorengan dengan berjalan kaki pada Jumat (6/8) lalu. Kuat dugaan, korban diduga diperkosa sebelum dibunuh karena saat ditemukan mayat korban dalam ditemukan keadaan telanjang dengan tangan terikat.
Menurut kesaksian Safril (56), warga sekaligus tetangga, jasad Nia berhasil ditemukan setelah seorang anak kecil menemukan tali rafia. Saat tali tersebut ditarik anak kecil itu, keluar tangan dari tanah.
“Awalnya ada anak kecil menemukan tali rafia, lalu anak ini menariknya. Ternyata, keluar tangan dari tanah. Temuan ini membuat orang-orang yang melakukan pencarian terkejut. Nia ternyata dikubur. Warga langsung melapor ke polisi dan tim gabungan diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penggalian.,” kata Safril saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (9/9).
Safril mengungkapkan, kondisi Nia saat ditemukan, tangan diikat dan tanpa busana. Jasadnya hanya dikubur dengan kedalaman lubang kurang dari 1 meter.
“Kami telah lelah mencari selama tiga hari, ternyata Nia dikubur. Tangan diikat dan tanpa busana. Posisi di dalam lobang, tertelungkup. Kami masyarakat dan tetangga Nia ini, kami minta pelaku menyerahkan diri saja. Anak ini berasal dari keluarga kurang mampu, dia hanya penjual gorengan memakai baki nampan,” ungkapnya. (ozi)