PDG.PARIAMAN, METRO–Misteri pemerkosaan dan pembunuhan gadis cantik penjual gorengan di di Nagari Guguak, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman, Nia Kurnia Sari (18) mulai terkuak. Pasalnya, Polisi sudah mengantongi identitas pelakunya dan hingga saat ini masih terus dilakukan perburuan.
Pada Jumat (13/9), Polda Sumbar mengerahkan personel Inafis dan mengerahkan anjing pelacak K-9 untuk menyisir lokasi penemuan barang bukti sejak korban hilang hingga ditemukan tewas terkubur dengan kondisi tanpa busana dan tangan terikat.
Kapolres Padangpariaman AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut, penyisiran ini masih dalam rangka penyelidikan kasus penemuan jenazah gadis penjual gorengan, beberapa waktu lalu. “Penyisiran ini dilakukan di beberapa titik lokasi yang dianggap relevan dengan penemuan barang bukti, serta sepanjang area tempat korban berinisial NKS (18) dinyatakan hilang dan kemudian ditemukan tewas dalam kondisi terkubur,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penyisiran juga mencakup area di mana pakaian milik korban ditemukan beberapa waktu lalu kepada beberapa wartawan yang hadir di lokasi. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat bukti-bukti yang telah ada, guna mempercepat proses pengungkapan pelaku dan modus dari tindakan pelaku yang dianggap keji ini.
“Kami berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, tidak menyebarkan informasi yang tidak benar atau hoaks. Jika ada informasi yang dianggap penting, kami akan buka nanti seterang terangnya jika semua sudah terkumpul bukti bukti di lapangan” kata AKBP Faisol, Jumat (13/9).
Menurut AKBP Faisol, Dirkirimum dan Wadirkrimum Polda Sumbar, juga ikut langsung menyisir lokasi penemuan baju korban beberapa waktu terakhir. Untuk memperkuat data dan barang bukti penyelidikan. Tim Drone juga dikerahkan untuk melakukan pemantauan via udara, ke sejumlah tempat mencurigakan di sekitar TKP.
“Petunjuk terduga pelaku, ada petunjuk. Kami belum bisa sampaikan karena masuk dalam penyelidikan kami. Barang bukti ada payung, sandal jepit, hijab dan seperti nampan untuk dagangan korban. Sementara barang bukti lain yang bukan milik korban, belum ditemukan,” ujarnya lagi.
Hanya saja, AKBP Ahmad Faisol Amir enggan mengurai hasil penyelidikan sementara soal sosok terduga pelaku pembunuhan. Guna menggali fakta di kasus kematian gadis penjual gorengan, polisi telah memeriksa empat saksi valid.
“Ada empat saksi yang melihat langsung pada saat korban melakukan penjualan gorengan. Jadi durasi kegiatan, penjualan gorengan dengan ditemukannya TKP ini kami kumpulkan,” ungkapnya.
Sementara, Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Dwi Sulistyawan mengatakan dari tim khusus Polda Sumbar dan Polres Padangpariaman maupun tim K-9 sampai hari ini terus melakukan pencarian terhadap terduga pelaku pembunuhan terhadap korban Nia.
“Sampai saat ini tim khusus masih melakukan pencarian terduga pelaku dan beberapa hari yang lalu tim khusus ini berhasil menemukan berapa barang bukti yang diduga ada kaitannya dengan peristiwa ini,” kata Kombes Pol Dwi saat melakukan kunjungani ke rumah keluarga almarhumah Nia, Jumat (13/9).
Lebih lanjut Kombes Dwi mengatakan, sampai saat ini identitas terduga pelaku sudah mulai mengerucut, dan saat ini juga tim khusus terus melakukan pengejaran terhadap tersangka.
“Identitas terduga pelaku sudah mengerucut dan saat ini tim khusus terus melakukan pengejaran. Kami mengajak kepada masyarakat setempat ikut mendoakan dan mensuport kami agar tersangka bisa segera ditemukan,” harapnya.
Kombes Dwi menuturkan, dari pengejaran terduga pelaku beberapa hari yang lalu, petugas menemukan barang bukti diduga milik pelaku sehingga mengerucut ke arah terduga pelaku tersebut. Namun sebelumnya petugas terlebih dulu menemukan barang bukti milik korban berupa pakaian yang dipakai oleh korban maupun keterangan saksi – saksi yang didapat dari sekitar TKP dan dari perjalanan.
“Dari pengejaran, petugas berhasil menemukan barang bukti berupa sandal yang diduga milik pelaku. Sementara sebelumnya tim khusus juga sudah menemukan pakaian yang dipakai oleh korban maupun keterangan saksi – saksi yang didapat dari sekitar TKP dan dari perjalanan,” ungkap Kombes Dwi.
Selain itu, Kombes Pol Dwi juga menerangkan ada beberapa kesulitan yang dialami petugas saat melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku. Terduga pelaku disebut memanfaatkan pengetahuan mendalamnya tentang medan di sekitar lokasi kejadian, untuk melarikan diri dari petugas kepolisian.
“Terduga pelaku ini menguasai medan, sehingga ketika akan kita tangkap bisa cepat melarikan diri, bisa cepat mengetahui keberadaan petugas. Dan untuk anggota kita, belum menguasai medan sehingga pelaku ini lebih lihai bisa melarikan diri,” ulas dia.
Ditegaskan Kombes Pol Dwi, Polda Sumbar dan Polres Padangpariaman terus berupaya untuk menangkap pelaku secepatnya. Apalagi, kasus ini sudah menjadi antensi dari pimpinan untuk segera dituntaskan.
“Tentunya dari pimpinan juga sudah atensi, dengan telah membentuk tim khusus ini, hingga saat ini tim khusus Polda Sumbar telah berkoordinasi dengan Polres-Polres tetangga untuk melakukan upaya mempersempit kemungkinan terduga pelaku ini melarikan diri keluar,” tutup Kabid humas.
Sebelumnua, sempat dilaporkan hilang selama tiga hari, Nia Kurnia Sari (18), gadis cantik yang sehari-hari menjual gorengan keliling ditemukan meninggal dunia terkubur di dalam tanah di Korong Pasar Surau, Nagari Guguk, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman.
Mirisnya, jasad Nia Kurnia Sari yang ditemukan terkubur dengan kedalaman hanya satu meter, kondisinya sangat memilukan. Jasad gadis cantik yang selama ini menjadi tulang punggung keluarganya itu, tidak mengunakan busana dan tangan korban dalam kondisi terikat tali rafia.
Tim gabungan menemukan mayat Nia terkubur, Minggu sore (8/9/) , berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya dan 1 km dari tempat barang jualannya ditemukan di Korong Pasa Surau, Nagari Guguak. Setelah penemuan itu, korban yang baru tamat SMA dan ingin kuliah itu, langsung dievakuasi oleh Tim SAR ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk dilakukan autopsi.
Diketahui, anak kedua dari tiga bersaudara ini tak kunjung pulang ke rumah saat menjajakan gorengan dengan berjalan kaki pada Jumat (6/8) lalu. Kuat dugaan, korban diduga diperkosa sebelum dibunuh karena saat ditemukan mayat korban dalam ditemukan keadaan telanjang dengan tangan terikat.
Menurut kesaksian Safril (56), warga sekaligus tetangga, jasad Nia berhasil ditemukan setelah seorang anak kecil menemukan tali rafia. Saat tali tersebut ditarik anak kecil itu, keluar tangan dari tanah.
“Awalnya ada anak kecil menemukan tali rafia, lalu anak ini menariknya. Ternyata, keluar tangan dari tanah. Temuan ini membuat orang-orang yang melakukan pencarian terkejut. Nia ternyata dikubur. Warga langsung melapor ke polisi dan tim gabungan diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penggalian.,” kata Safril saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara, Senin (9/9).
Safril mengungkapkan, kondisi Nia saat ditemukan, tangan diikat dan tanpa busana. Jasadnya hanya dikubur dengan kedalaman lubang kurang dari 1 meter.
“Kami telah lelah mencari selama tiga hari, ternyata Nia dikubur. Tangan diikat dan tanpa busana. Posisi di dalam lobang, tertelungkup. Kami masyarakat dan tetangga Nia ini, kami minta pelaku menyerahkan diri saja. Anak ini berasal dari keluarga kurang mampu, dia hanya penjual gorengan memakai baki nampan,” ungkapnya. (ozi)