PDG.PARIAMAN, METRO–Tiga hari pascapenemuan jasad gadis cantik penjual gorengan keliling, Nia Kurnia Sari (18) yang terkubur dengan kondisi tanpa busana dan tangan terikat di Nagari Guguak, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Kabupaten Padangpariaman, masih belum terungkap.
Pasalnya, hingga Rabu (11/9), pelaku yang diduga melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap almarhumah Nia belum berhasil ditangkap oleh jajaran Polres Padangpariaman. Meski begitu, Polres Padangpariaman, dengan bantuan Polda terus melakukan penyelidikan intensif.
Untuk mempercepat proses pencarian barang bukti dan jejak pelaku, polisi menurunkan unit K9 atau anjing pelacak ke lokasi kejadian. Perkembangan terbaru, Polisi sudah berhasil menemukan baju hitam terakhir yang dikenakan Nia. Penemuan ini menjadi salah satu kunci penting dalam penyelidikan untuk mengungkap pelaku pembunuhan yang hingga kini masih dalam pengejaran.
Selain itu, Polisi sudah memeriksa 5 saksi yang terdiri dari keluarga korban hingga tiga pemuda dalam kasus kematian gadis penjual gorengan yang menjadi tulang punggung keluarganya itu. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan pembunuhan yang menimpa korban.
Kapolres Padangpariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir mengatakan, Kapolres pihaknya mendatangkan anjing pelacak dari unit K-9 Polda Sumbar. Anjing tersebut dikerahkan sejak Selasa (10/9). Satwa terlatih itu membantu menelusuri setiap jejak yang ada di sekitar lokasi korban ditemukan terkubur.
“Dari hasil penelusuran, satwa tersebut menemukan pakaian korban. Kemudian juga beberapa barang bukti lainnya. Selain pakaian korban, kami juga berusaha menemukan barang bukti lainnya yang mungkin bisa mengarahkan kami pada pelaku,” kata AKBP Ahmad Faisol Amir, Rabu (11/9).
Meski demikian, ungkap AKBP Faisol, hingga siang ini belum ada pelaku yang diamankan. Pihaknya pun telah memeriksa sejumlah saksi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait kejadian ini.
“Pelaku masih dalam pengejaran, dan kami berharap bisa segera menangkap pelaku. Kami sudah memeriksa beberapa saksi yang diharapkan bisa memberikan keterangan lebih jelas. Baju kaos lengan panjang warna hitam di aliran sungai dekat dengan lokasi jasad Nia Kurnia Sari dikubur. Setelah dikonfirmasi ke pihak keluarga, baju itu dinyatakan benar milik korban,” ungkapnya.
Terkait motif pembunuhan, Faisol mengungkapkan bahwa pembunuhan ini tidak terkait dengan pencurian, melainkan lebih kepada dugaan tindakan asusila. Meskipun tidak disebutkan secara langsung, tindakan asusila yang dimaksud diduga kuat adalah pemerkosaan. Hal ini dikuatkan oleh fakta bahwa barang-barang berharga korban seperti cincin dan uang, masih ditemukan di tempat kejadian.
“Sampai saat ini penyelidikan masih soal pencarian barang bukti baru dan mengembangkan pemeriksaan saksi-saksi. Terutama, saksi-saksi orang terdekat yang melihat atau berinteraksi langsung dengan korban dan terduga pelaku baik itu saat atau setelah korban berjualan,” ujar dia.
Selain itu, terkait dengan hasil autopsi kata AKBP Faisol Amir, pihaknya sampai kini masih menunggu hasil resmi yang dikeluarkan Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Hanya saja, sejauh ini polisi baru menemukan pada jasad NKS bekas kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh para pelaku. Namun polisi belum bisa memastikan sebelum ditemukan tewas, apakah korban juga sempat mengalami pemerkosaan.
“Korban mendapatkan kekerasan fisik di bagian kaki dan wajah, itu terlihat tidak normal di bagian itu. Untuk NKS merupakan korban kekerasan seksual itu kita tunggu hasil autopsi dulu. Karena hasilnya belum keluar,” tegasnya. (ozi)