Bersama dua anaknya, Lasmi, warga Jati, Padang Timur itu butuh uang untuk mengobati dua anaknya, M Rizky (1,5) dan Indah Susanti (4,5) yang mengalami penyakit gangguan syaraf.
PADANG,METRO–Sedih tidak terkira dirasakan Lasmi (35) saat melihat kondisi kedua anak kandungnya. Matanya berkaca-kaca. Sementara, dia tetap menimang putranya, M Rizky (1,5) yang sedang menangis. Di sampingnya, Indah Susanti (4,5) juga terbaring lesu di dalam kereta dorongnya.
Wajar jika Lasmi bersedih. Betapa tidak, penyakit gangguan saraf otak kecil yang dialami kedua anak kandung tak kunjung sembuh. Sudah berbagai upaya dan bermacam pengobatan yang dilakukan oleh warga RT 03, RW 03 Kelurahan Jati Padang Timur ini, tapi belum juga berhasil. ”Sedih saya. Hampir setiap hari saya menangis. Rasanya sudah kering air mata ini melihat kondisi ini. Tapi lihat saja, walaupun kita telah berobat, namun tak banyak perubahan yang dialami anak saya,” sebut Lasmi saat ditemui POSMETRO, Rabu (7/10).
Memang besar keinginannya untuk kesembuhan anaknya ini. Namun, untuk pengobatan ini, selalu terhalang karena kondisi ekonominya. Untuk mengobati penyakit ini, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan. Sementara, suaminya Afrizal (41) hanya bekerja sebagai cleaning service di RSUP M Djamil Padang.
Untuk pendapatan perbulannya hanya Rp1,4 juta. Jumlah tersebut memang terasa kurang baginya.
Selain rutin mengeluarkan biaya pengobatan, kebutuhan hidup sehari-harinya juga harus dipenuhi. Tak jarang dia meminjam uang kepada tetangganya. Tujuannya satu, untuk menutupi kebutuhan dan pengobatan anaknya.
”Di samping itu, suami saya juga bekerja sebagai pencari barang-barang bekas. Itulah yang menjadi tambahan pendapatan bagi kami. Kalau saya mau bantu tidak bisa, saya harus mengasuh anak saya ini,” ujar wanita empat orang anak ini.
Walaupun dia telah mengikuti asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), namun dia sudah menunggak satu tahun. Tunggakan yang tidak dibayar tersebut bukan tak beralasan, melainkan tak ada lagi uangnya untuk membayar tagihan bulanan itu.
“Sudah 2,5 tahun saya tidak ada lagi berobat ke Rumah Sakit. Saya pilih berobat alternative sama orang pintar di kawasan Mata Air Padang. Saya rasa, berobat alternatif ini lumayan ada kemajuan, dibanding berobat di rumah sakit. Kalau di rumah sakit, tidak ada perubahan waktu itu,” tuturnya.
Sementara, untuk pengobatan alternatif anaknya ini dilakukan sekali tiga hari. Untuk biayanya, cukup besar. Rp200 ribu untuk sekali berobat. Artinya, Rp1,6 juta harus ia keluarkan selama sebulan hanya untuk biaya pengobatan. Kalau hanya mengharapkan pendapatan suaminya, itu tidak akan bisa terpenuhi. Tentunya, dia sangat mengharapakan uluran tangan para darmawan.
Penyakit Sejak Umur 1 Bulan
Pada bangunan rumah semi permanen 6×4 meter yang berdiri di tanah sewaan PT KAI milik Lasmi tersebut kedua anaknya sejak kecil dirawat. Di rumah yang hanya memiliki satu kamar tanpa loteng tersebut, keluarga kecil ini menjani hidup yang penuh cobaan ini. Rumah inilah yang menjadi saksi bisu mulanya penyakit yang diderita kedua anaknya.
Di ruang tanpa kursi itulah anaknya terbujur lemas. Rizki terkapar di lantai, dan Indah terbaring di kereta dorongnya. Kedua anaknya itu menatap kosong ke arah langit-langit rumah. Saat Risky di gendong ibunya, kepalanya tak bisa berdiri. Tak ada daya si balita ini untuk menegakkan kepalanya seolah tak bertenaga.
Begitu juga dengan Indah, ia juga hanya bisa membelak kea rah loteng. Tanganya hanya bisa sedikit bergerak dengan kaku. Jangakan untuk berjalan, untuk menggerakkan kakinya saja tak bisa. Kakinya kaku dan sangat kurus. Makanya, dia hanya bisa terbaring.
Lasmi menceritakan, penyakit Indah ini sudah dialaminya sejak umur satu bulan. Awalnya, Indah mengalami kejang-kejang. Menangis tak berhenti menahan rasa sakit. Perutnya saat itu bengkak, seperti ada lingkaran obat nyamuk di bawah kulit perutnya itu. Banyak orang-orang bilang, penyakitnya itu bernama tegang tali pusar.
Akibat kejang-kejang tersebut, membuat saraf-saraf dalam tubuh anaknya menjadi terganggu. Mulai dari saraf tangan, kaki bahkan saraf otak kecilnya. Gangguan saraf otak kecil anak ini, diketahui setelah kedua orang tuanya memeriksanya ke dokter. Pemerikasaan ke dokter itu memang terlambat dilakukan oleh orang tua anak ini. Itu dilakukan setelah Indah berumur 2 tahun.
“Jadi kata dokter saat itu, safar otak kecil Indah mengalami gangguan. Makanya Indah seperti ini. Hanya bisa terbaring. Bahkan, dulu Indah pernah beberapa hari tidak bisa tidur. Dia terbangun selama 24 jam. Tapi sekarang, kalau dipanggil dia lumayan respon. Kadang dia bisa tertawa. Setelah lama kami berobat ke dokter walaupun hanya rawat jalan, tapi seolah tidak mengalami peningkatan,” sebutnya.
Begitu juga dialami oleh anak bungsunya Rizky. Saat kecil, Rizky juga mengalami kejang-kejang. Namun, dari pengalaman yang dialami Indah, Lasmi tak mau lagi kecolongan. Segera dia berobat alternative. Beruntung, Rizky tidak separah Indah. Rizky lebih mudah menggerakkan tubuhnya dibanding Indah yang lebih kaku.
Kondisi itu, memang begitu memprihatinkan. Lasmi hanya bisa berdoa. Begitu juga suaminya Afrizal tidak akan pantang menyerah untuk berupaya agar anaknya ini sehat. Sementar, anak pertama sulung Lasmi, Zainal (15) dan anak keduanya Hari Saputra juga selalu berdoa agar kedua adiknya dapat sembuh. (da)
Komentar