Pemasaran yang efektif akan membuat TTG Inovasi Desa menjadi lebih dikenal dan diminati masyarakat luas, serta dapat mengedukasi dan meyakinkan masyarakat akan manfaat teknologi itu sendiri.
Ia pun berharap kebutuhan masyarakat yang dapat dipenuhi melalui pengembangan teknologi tepat guna itu mampu berdampak nyata pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Bentuk yang paling banyak adalah bersentuhan dengan kebutuhan untuk kepentingan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga. Kami berharap agar kita optimal memanfaatkan BUMDesa Bersama sebagai bagian dari upaya membangun kolaborasi ekosistem TTG di daerah,” ucap Abdul Halim.
Sebagaimana diketahui, sambungnya, TTG dirancang sesuai dengan aspek-aspek lingkungan, kebudayaan, hingga ekonomi masyarakat yang erat kaitannya dengan kearifan lokal. Oleh karenanya, TTG harus diupayakan untuk tidak hanya sampai pada tahap produksi, tetapi juga dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas dan bersifat terus menerus.
“Terkait dengan kolaborasi antarpihak ini, bukan hanya pada aspek ekosistem produksi TTG itu saja, tapi juga yang tidak kalah penting adalah ekosistem dalam pemasaran TTG itu sendiri,” tutur Abdul Halim menekankan.
Menurut Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (BPI Kemendes PDTT) Ivanovich Agusta, ajang Gelar TTGN memperlihatkan rivalitas positif untuk memancing inovasi teknologi lebih lanjut.
“Tahun ini, kategori lomba Inovasi TTG diikuti peserta dari 20 provinsi. Kategori TTG Unggulan diisi peserta dari 17 provinsi. Adapun kategori Pos Pelayanan Teknologi diikuti 14 provinsi,” ujarnya. (AD.ADPSB)
















