PESSEL, METRO–Suasana malam yang sepi dan hening seketika berubah menjadi kepanikan di Nagari Lunang, Kecamatan Lunang, Kabupaten Pesisir Selatan. Pasalnya, pada Senin (15/7) sekitar pukul 02.15 WIB, delapan bangunan ruko dan satu warung mengalami kebakaran.
Nahasnya, api dengan cepat membesar dan menyebar dari satu bangunan ke bangunan lainnya hingga menimbulkan kobaran api yang sangat besar hingga menerangi kawasan itu. Meski begitu, warga masih saja berusaha menyiramkan air ke bangunan yang terbakar menggunakan em ber maupun gayung.
Cuma pemilik toko pandai perak yang bisa menyelamatkan barang dagangannya. Sedangkan penghuni ruko lainnya tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa menjauh untuk menyelamatkan diri sembari menyaksikan si jago merah meludeskan bangunan beserta isinya.
Setelah 25 menit kebakaran terjadi, barulah satu unit mobil pemadam kebakaran bersama beberapa personel datang ke lokasi. Hanya saja, karena kebakaran sudah meluas, membuat petugas Damkar kewalahan melakukan pemadaman. Lebih tiga jam berjibaku, api akhirnya bisa dikendalikan tetapi bangunan ruko sudah rata dengan tanah.
Kapolsek Lunang Silaut, Iptu Habib Fuad Alhafsi mengatakan, dari kete rangan saksi-saksi, api berasal dari belakang Warung Nasi Amoera milik Iwit. Dikarenakan bangunan warung tersebut semi permanen dan angin kencang, sehingga api cepat membesar ke seluruh warung, dan menyebar ke lokasi warung di sebelah kiri dan kanan yang juga merupakan bangunan semi permanen.
“Kebakaran tersebut menghanguskan 8 unit bangunan ruko dan satu warung. Selanjutnya masyarakat sekitar bersama TNI-Polri wilayah Lunang turun ke lokasi membantu memadamkan api, dengan peralatan manual seadanya menjelang mobil damkar datang ke lokasi,” kata Iptu Habib Fuad.
Dijelaskan Iptu Habib Fuad, sekitar pukul 02.40 Wib, satu unit mobil Damkar Pesisir Selatan Posko Tapan tiba ke lokasi, untuk membantu memadamkan api. Api berhasil dipadamkan sekira pukul 05.00 WIB.
“Cuma pemilik toko pandai perak yang berhasil menyelamatkan seluruh barang-barangnya yang ada di toko. Namun warung dan toko yang sudah dilahap sijago merah sudah tidak bisa diselamatkan lagi,” jelas Iptu Habib Fuad.