Disdik Sumbar Gelar Sosialisasi UKS 2024, Budaya Disiplin Hidup Sehat di Sekolah Tidak Boleh Hilang

SOSIALISASI UKS 2024— Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah didampingi Kepala Disdik Sumbar Barlius dan Plh Sekretaris Disdik Sumbar, Benny Wahyudi, Asisten II Setdaprov Sumbar, Arry Yuswandi dan narasumber bersama 600 peserta Sosialisasi UKS Tahun 2024, Jumat (28/6) di salah satu hotel di Kota Padang.

PADANG, METRO–Masalah kesehatan menjadi fundamental, karena biayanya sangat tinggi. Untuk itu perlu menanamkan prilaku disiplin dan pembiasaan hidup bersih dan sehat melalui pendidikan di sekolah.

Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah mengatakan, prilaku hidup sehat ini dapat dibiasakan melalui sekolah dengan mengoptimalkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan mengimplementasi Gerakan Sekolah Sehat (GSS).

Mahyeldi mengingat­kan, sekolah harus memiliki pusat kesehatan yang rep­resentatif untuk siswanya. Saat ini, diakui Mahyeldi, dirinya melihat masih ada sekolah yang toiletnya ti­dak bersih. Bahkan ada juga yang telah menjadi gudang. Tentunya peman­dangan itu sangat tidak baik untuk siswa yang be­lajar banyak hal di sekolah. Jadi berikan contoh yang baik kepada anak-anak untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.

“Menghadirkan seko­lah yang sehat dan bersih tidak boleh hilang, naik turun, tidak boleh musim-musiman. Harus menjadi hal yang rutin. Sebagian yang kita lihat tidak seperti itu. Contoh ada sekolah yang punya tempat cuci tangan atau wastafel, tapi airnya mati, wastafelnya tidak diperbaiki,” ungkap Mahyeldi saat membuka Sosialisasi UKS Tahun 2024 bertajuk “Implementasi GSS dengan Mengopti­mal­kan Peran UKS pada Sa­tuan Pendidikan”, Jumat (28/6) di salah satu hotel di Kota Padang.

Demikian juga mena­nam­kan nilai-nilai gotong royong menjaga keber­sihan kepada anak didik di sekolah. Mahyeldi menga­takan, pihak sekolah harus belajar dari TNI dan Polri yang tidak punya tenaga kebersihan, tapi kantor dan lingkungannya tetap bersih.

“Kita sudah ada petu­gas kebersihan tapi tidak bersih-bersih juga. Karena tidak ada kesadaran, Ini harus dirubah. Ada petu­gas piket di sekolah, jelang guru masuk semuanya su­dah lengkap. Ini mena­namkan dan membiasakan disiplin hidup bersih,” tegasnya.

Mahyeldi mengingat­kan, mulailah disiplin men­jaga kebersihan dengan meminimalisir hasil sam­pah sendiri, kelolalah untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Pisahkan yang organic dan non organic, buanglah hing­ga tidak ber­pe­ngaruh be­sar ter­hadap Tem­pat Pem­bua­ngan Akhir (TPA).

Mahyeldi ju­ga menambah­kan, kepala seko­lah dan guru me­miliki tanggungja­wab yang besar mem­ba­ngun bu­daya pendidikan disiplin dan hidup sehat. Budaya pendidikan disiplin itu tidak boleh hilang. Con­tohnya, dulu guru meminta murid melipat tangan di meja dan memeriksa kuku siswa yang hitam.

Bahkan dengan meli­batkan puskesmas, dahulu gigi siswa juga diperiksa, jangan sampai ada yang kuning tidak gosok gigi. Termasuk juga memeriksa baju siswa yang tidak ma­suk ke dalam celana. Se­karang pemeriksaan itu tidak dilakukan lagi. Kena­pa tidak diperiksa lagi. Padahal sangat penting untuk membentuk disiplin anak. Bahkan sekarang ada siswa yang bertato.

“Kita sudah melalui pen­didikan di sekolah selama 12 tahun, mulai dari SD, SMP dan SMA. Ada 14 tahun karena ada pra SD. Seha­rusnya sudah bisa mena­namkan karakter hidup sehat dan bersih kepada anak kita melalui pembia­saan dan pendidikan. Pola hidup sehat dengan men­jaga kebersihan merupa­kan anjuran agama, maka jauhilah hal-hal berpotensi merusak kesehatan dari segi apapun,” katanya.

Mahyeldi juga mengi­ngatkan, konsep pendidi­kan bukan hanya sekedar belajar dan mengajar, na­mun juga menjaga murid dari hal-hal yang berba­haya. Mahyeldi menyoroti kondisi Sumbar yang mulai dige­rogoti oleh upaya mem­­produksi narkotika, di anta­ranya menanam gan­ja dan mencetak XTC. Jadi tanta­ngan dunia pendidi­kan untuk menjaga, jangan hanya fo­kus pada ke­se­hatan tubuh, na­mun juga men­jaga diri paparan obat-obatan ter­larang.

Karena itu Mah­yeldi menilai, kegiatan Sosiali­sasi UKS dan Im­plementasi GSS ini sangat strategis sekali. Terutama melahir­kan generasi yang sehat ke depan dan jadi potensi Indonesia Emas 2045. Karena semuanya itu hanya dapat diwujudkan dari sekolah.

“Sekolah, pemerintah, masyarakat dan orang tua harus menjadikan budaya hidup bersih dan disiplin. Sehingga aktivitas di tiga lingkungan (keluarga, ma­syarakat, sekolah) terkon­disi, teroganisasi dan seja­lan. Sehingga menciptakan sekolah sehat, anak-anak dan guru sehat sehingga berimbas rumahnya yang sehat,” harapnya.

Kepala Dinas Pen­didi­kan (Disdik) Sumbar Bar­lius mengatakan, mencip­takan sekolah sehat salah satu program sasaran Dis­dik Sumbar melalui pembi­naan UKS. Pembinaannya telah berjenjang dari ting­kat kecamatan hingga pro­vinsi. Untuk optimalisasi penerapan, Disdik Sumbar bersinergi dengan Dinas Kesehatan, Biro Kesra dan OPD terkait lainya.

“Jadi dengan ada sosia­lisasi UKS yang melibatkan para kepada sekolah, maka bisa tercipta pemahaman yang sama terkait program GSS,” katanya.

Ke depan,  sasaran kesehatan akan ada pada lingkungan sekolah dengan standar pelayanan maksi­mal. Sekolah harus menjadi acuan pola hidup sehat di tengah masyarakat de­ngan mengajarkan nya pada siswa. Termasuk di dalamnya filterisasi terha­dap makanan yang sehat dan tidak sehat. “Untuk makanan harusnya tidak memakai bahan berbaha­ya seperti pengawet dan penyedap rasa. Jadi jangan sampai ada makanan yang me­ngan­dung bahan itu di kantin-kantin sekolah,” ka­tanya.

Dia menyebut idealnya pada lingkungan sekolah jangan ada air tergenang yang berpotensi menjadi foktor penyebab DBD, sa­ra­na cuci tangan harus tersedia di antara ruang kelas. Begitupun jenis-jenis tanaman yang berfungsi sebagai apotek hidup ha­rus diadakan untuk men­jadi alternatif ketika ada yang membutuhkan.

“Target edukasi hidup sehat tidak hanya mena­ yasar murid saja, namun juga orang tua. Ke depan orang tua juga aktif men­jaga kesehatan anak di luar sekolah,” katanya.

Sementara itu Plh Sek­retaris Disdik Sumbar yang juga sebagai Ketua Panitia acara tersebut, Benny Wah­yudi mengatakan, So­sialisasi UKS 2024 jumlah pesertanya sebanyak 600 orang. Terdiri dari Kepala SMA/SMK dan SLB, Kepala Cabang Dinas (Cabdin) 1 sampai 8.

Narasumber yang diha­dirkan terdiri dari Guber­nur Sumbar, Kepala Dinas Ke­se­h­atan, dr Lilla Yanwar hingga Kepala Biro Kesra Set­daprov Sumbar, Al Amin.

Benny berharap ke de­pan sekolah-sekolah yang ikut dalam acara bisa me­nin­daklanjuti program GSS untuk menciptakan ling­kungan yang sehat. Seko­lah harus menjadi tempat yang aman untuk anak-anak berkembang menuju masa depan. (fan/adv)

Exit mobile version