Afrinaldi pun berpesan kepada anaknya untuk tidak usah pulang jika sampai larut malam. Karena ia khawatir anaknya dibegal, terlebih Afif memang sangat jarang keluar rumah.
“Saya bilang jangan pulang, nanti dibegal. Tidur saja di sana. Afif lalu WhatsApp, kalau malam sekali tidur di pos ronda saja. Saya bilang kunci stang sepeda motor. Saya tidak ada kepikiran akan tawuran, karena tidak pernah terdengar anak saya ini ikut tawuran,” tegasnya.
Afrinaldi menambahkan, anaknya biasanya hanya di rumah. Sepulang sekolah, hanya di rumah lalu bermain handphone. Sesekali ia keluar hanya untuk bermain futsal. Afif memang dikenal sangat hobi olahraga futsal. Bahkan di sekolahnya, ia ikut ekstrakurikuler sepakbola. Selain itu juga ikut sekolah sepakbola.
“Kalau Afif itu sehari-harinya di luar jam sekolah di rumah saja. Di rumah main hp, sesekali keluar ke rumah saudara. Terus main futsal. Hobinya olahraga. Anaknya baik, di sekolah rajin. Pergaulan di lingkungan rumah, seperti anak lainnya. Baik. Memang dia lebih suka di rumah. Saya tidak yakin anak saya terlibat tawuran. Saya tidak pernah lihat anak saya nakal. Afif juga penakut orangnya,” ujar Afrinaldi.
Kapolda Pastikan Tak Ada Kekerasan oleh Oknum Polisi
Sebelumnya, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengaku pihaknya menjadi korban trial by the press. Dikatakannya, kekerasan oleh oknum anggota terhadap Afif seperti yang viral di media sosial, tidak ada bukti maupun saksi.
“Kami luruskan di sini, bahwa telah viral di media massa justifikasi seolah-olah polisi di sini bertindak salah. Polisi telah menganiaya seseorang sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain. Itu tidak ada saksi dan tidak ada bukti sama sekali,” kata Irjen Pol Suharyano, Minggu (23/6).
Irjen Pol Suharyano mengatakan dari 18 remaja yang diamankan oleh personel karena keterlibatan tawuran, tidak ada nama Afif Maulana. Namun diakuinya, rekan Afif bernama Aditia, mendengar ajakan untuk melompat ke sungai.
“Ini cerita sebenarnya. Karena ini kesaksian kami ambil dari kawan-kawan yang juga ikut serta dalam tawuran itu. Sehingga juga disaksikan aparat dan mereka bahwa Afif Maulana tidak termasuk yang dibawa ke Polsek maupun Polda,” kata dia.
Meski begitu, Suharyano mengaku telah memeriksa 30 personel yang melakukan patroli dan pencegahan aksi tawuran pada malam itu. Ia menegaskan akan bertanggung jika memang terbukti ada tindakan oknum anggota yang menyalahi SOP.
“Andai kata ditemukan bukti baru yang kemudian ada oknum anggota yang bertindak tidak sesuai SOP, pasti kami akan menegakkan hukum terhadap anggota kami yang menyimpang dari SOP itu. Tetapi sejauh ini, anggota kami sudah menegakkan hukum maupun pencegahan ini dengan benar,” pungkasnya. (brm)