“Tapi kasusnya itu berbeda antara remaja tawuran dan penemuan mayat di bawah jembatan Sungai Kuranji Padang,” katanya.
Kejadian itu menjadi viral, katanya, Afif dianiaya dan disebut-sebut dibuang ke sungai, namun tanpa memiliki bukti yang kuat. Namun, dari video yang beredar terkait penyataan Aditya (teman korban Afif), mengatakan Afif mengajak dirinya untuk melompat ke sungai.
“Ini yang perlu saya luruskan di sini. Otomatis kami akan secara berjenjang melaporkan ke pimpinan Polri dan masyarakat umum. Saya juga mengapresiasi anggota, kalau tidak dicegah, sudah memakan sekian korban jiwa. Ini anak-anak kecil kelayapan tengah malam, membawa senjata tajam, ini yang kami cegah,” katanya.
Meski begitu, kata Kapolda, 30 anggota dari Direktorat Samapta Polda Sumbar yang dini hari itu terlibat di dalam penegakan hukum terhadap pencegahan tawuran sudah diperiksa selama dua hari.
“Kami dalami seperti apa duduk permasalahannya, sampai saat ditemukan Afif Maulana di bawah jembatan itu perlu pembuktian akurat perlu penyelidikan dan penyidikan yang akurat jadi tidak bisa kita menyertakan sesuatu yang terjadi itu tanpa fakta,” ujarnya.
Sebagai seorang Kapolda, Irjen Suharyono mengaku akan sangat bertanggungjawab jika seandainya oknum anggota Polri yang melakukan penganiayaan terhadap korban.
“Kami masih memproses itu secara internal. Tapi kami yakini pada kejadian itu, jelas-jelas yang diamankan itu 18 anak-anak terlibat tawuran itu, di dalamnya tidak termasuk Afif Maulana. Sementara semua petugas sudah merapat ke Polsek, Polresta dan Polda dari 30 orang ini. Ini terstruktur, ada pimpinan, anak buah, ada SOP-nya yang memang sudah ditetapkan untuk mengurai massa. Jangan sampai Polisi juga sampai jadi korban pembacokan,” katanya.
Irjen Pol Suharyono menuturkan, untuk mengungkap secara pasti penyebab kematian korban, penyidik juga sudah melakukan autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Padang dan hasilnya bisa diketahui oleh publik jika sudah keluar.
“Saat ini, penyidik telah berkoordinasi dengan dokter forensik untuk mengetahui penyebab kematian dari Afif Maulana. Yang didalami, apa penyebab kematian, apa terjadi sesuatu, benturan apapun, itu kan nanti dokter forensik yang mengeluarkan hasil autopsi itu. Sampai sekarang kami masih menunggu hasil resmi dokter yang melakukan autopsi,” katanya.
Irjen Pol Suharyono mengatakan, pihaknya juga masih menunggu penyebab luka-luka yang dialami Afif dari hasil pemeriksaan dokter forensik. Dirinya tidak akan pernah mempercayai apapun asumsi yang berkeliaran terkait kematian Afif Maulana sebelum penyelidikan dan penyidikan selesai dilakukan.
“Bisa saja disebabkan terjatuh dari motor, jatuh dari ketinggian atau selama tujuh jam itu dia saat jatuh meninggal ada bekas-bekas lebam, kan ada lebam mayat, lebam mayat selalu terjadi jika sudah mencapai tujuh jam. Itu kan masih didalami. Masih prematur kami sampaikan, karena hasil autopsinya belum keluar. Tidak ada kendala sejauh ini,” tukasnya. (brm)