Kisah Anak Juru Masak Kuliah Gratis di PNP, Bebas Uang Kuliah, Dapat Uang Saku dan Magang di Semen Padang

BERPRESTASI— Cikal Perdana Putra (18), menerima hadiah dari gurunya dalam salah satu kegiatan classmeting. Selama duduk di bangku SMA, Cikal termasuk salah satu siswa yang selalu masuk rangking 10 besar.

PADANG, METRO —Silvia Aini (42), warga Indarung, Ke­ca­matan Lubuk Kilangan, Kota Padang ti­dak menyangka anak sulungnya, Cikal Per­­dana Eka Putra (18), diterima di Poli­tek­nik Negeri Padang (PNP). Cikal mendapatkan beasiswa Program Bangsa dari PT Semen Padang yang ditujukan bagi pelajar berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Cikal diterima di Fakul­tas Teknik Mesin. Dia dibe­baskan dari biaya kuliah dan juga mendapatkan uang saku dari beasiswa program Bangsa tersebut.

Sang ibunda Silvia me­ngaku, tidak pernah mem­bayangkan bila anak su­lungnya bisa mengenyam pendidikan perguruan ting­gi dan bebas biaya. Sebab menurutnya, tidak mudah membiayai kuliah anak saat ini, karena biaya ma­suk perguruan tinggi yang sangat mahal. Apalagi ia dan suami hanya bekerja sebagai tukang masak dan tukang ojek pangkalan.

“Saya mempunyai tiga anak. Cikal anak sulung, dua adik-adiknya sekarang masih sekolah. Yang bung­su duduk di SD dan anak nomor dua masih sekolah di SMAKPA. Alhamdulillah, Cikal lulus tahun ini di SMA dan alhamdulillah diterima di PNP mendapat beasiswa dari PT Semen Padang,” ungkap Silvia, mengawali cerita anaknya.

Silvi bercerita, awalnya ia dan suami pesimis bisa menguliahkan Cikal, ka­rena biaya masuk kuliah yang sangat tinggi. Hingga akhirnya ia mendapat ka­bar jika ada program se­leksi program Beasiswa Anak Nagari Semen Pa­dang (Bangsa). Ia men­dapat bakar juga dari Fo­rum Nagari Indarung.

“Kami dapat informasi jika ada beasiswa kuliah dari Semen Padang. Tapi harus seleksi dan tes ma­suk. Karena, Cikal menda­pat nilai bagus sejak kelas 1 sampai 3 SMA, makanya Cikal ikut tes. Alhamdulillah lulus,” ungkap Silvi.

Dia mengaku bersyu­kur apa yang diimpikan putra sulungnya, Cikal un­tuk melanjutkan kuliah bisa terwujud.  “Ya berat, biaya kuliah sekarang tidak mu­rah. Lihat berita di televisi, biaya masuk perguruan tinggi mahal sekali. Saya dan suami tentu tak akan sanggup. Tapi, Allah punya cara tersendiri untuk me­wujudkan mimpi kami dan Cikal,” sebut Silvi, dengan mata berkaca-kaca.

Dia menceritakan, me­reka hidup sangat seder­hana. Memiliki tiga anak, Silvi dan suami bertekad jika anak-anak mereka harus mendapat pendidi­kan layak. Sehingga nanti bisa me­ngangkat derajat keluarga.

Untuk menghidupi ke­luarga, Silvia menjadi juru masak di sebuah rumah makan di simpang Gaduik, Ke­­camatan Lubuk Kila­ngan. Sementara, sang su­ami bekerja sebagai tu­kang ojek pangkalan di depan Pasar Banda Buek, Keca­matan Lubukkila­ngan.

Dari bantu-bantu me­masak di Rumah Makan Saraso, Silvi digaji Rp70 ribu tiap harinya. Se­dang­kan dari penghasilan sang suami, ia dikasih uang Rp70 ribu. Silvi tidak pernah pa­tah arang menjalani hi­dup dalam him­pitan ekonomi yang serba sulit. Dia beru­saha tegar membesarkan anak dengan penuh kasih sa­yang. Meskipun dengan susah payah, ketiga anak­nya berhasil mengenyam pendidikan layak.

“Bahkan adik Cikal di SMAKPA juga mendapat beasiswa selama 4 tahun sampai tamat. Sekarang, kakaknya juga mendapat beasiswa dari PT Semen Padang, sehingga bisa me­ringankan beban keluar­ga,” imbuh ibu tiga anak ini.

Sementara, bagi Cikal hidup dalam keadaan pas-pasan atau serba kekura­ngan tak lantas menyu­rutkan semangat dalam menggapai cita-cita. Justru keadaan tersebut menjadi pelecut bagi Cikal untuk giat belajar dan berpres­tasi di sekolah. Hasilnya, sejak SD hingga SMA dia selalu masuk dalam posisi 10 besar di kelas.

Pemuda kelahiran 18 tahun silam ini, memiliki impian suatu saat kelak bisa menjadi insinyur ke­banggaan keluarga. Ia juga berkeinginan bisa bekerja di salah satu perusahaan BUMN terbesar di Sumbar, yakni PT Semen Padang. “Mudah-mudahan impian saya terwujud. Nanti, jika sudah bekerja dan punya uang, saya juga ingin mem­berangkatkan Mama um­rah ke tanah suci. Semoga Allah mewujudkan impian saya ini,” tutur Cikal.

Cikal bercerita, sebe­narnya ia memiliki cita-cita sejak kecil menjadi ang­gota TNI. Namun, ia tahu dengan kondisi kedua orang­tuanya, impian itu belum bisa terwujud.

Akan tetapi, ternyata Allah memberi “hadiah” lain. Ia diterima kuliah di Fakultas Teknik Mesin PNP. “Semua gratis sampai ta­mat kuliah. Bahkan, dapat uang saku tiap bulan. Saya harus mengambil kesem­patan emas dan langka ini. Biarlah tak jadi anggota TNI, namun saya bisa ku­liah gratis dan tidak men­jadi beban orang tua,” tutur pemuda kelahiran 31 Ma­ret 2006 ini.

Ia mengaku, tes seleksi masuk PNP juga cukup be­rat, banyak saingan. Waktu itu ia mengikuti tes bersama sahabatnya satu sekolah.

“Saingannya banyak. Tapi saya bertekad untuk lulus di PNP. Alhamdulillah, nama saya diterima di antara 25 calon mahasiswa seleksi Program Bangsa dari PT Semen Padang,” kata pemuda yang memi­liki hobi futsal ini.

“Saya ingin membuat mama dan ayah bangga. Saya ingin menyelesaikan kuliah di PNP dengan nilai terbaik. Dan, jika hari ini saya mendapat beasiswa kuliah gratis dari PT Semen Padang, siapa tahu bebe­rapa tahun lagi dengan izin Allah, saya bisa bekerja di sana, di PT Semen Pa­dang,” harap Cikal.

Lulusan Berkompeten untuk Dunia Industri

Cikal merupakan satu dari 25 anak yang diterima di PNP melalui program Bea­siswa Anak Nagari Semen Padang (Bangsa). Di­rek­tur PNP, Surfa Yondri mengung­kapkan, ada se­banyak 25 calon maha­siswa baru (Ca­maba) yang lolos seleksi Bangsa untuk Program Studi D-III Teknik Mesin Tahun Akademik 2024/2025.

“Sebanyak 25 orang ini merupakan hasil seleksi UTBK berdasarkan aturan Kemendikbudristek,” kata Direktur PNP, Surfa Yondri. Surfa Yondri menyebutkan, kerja sama antara PT Semen Padang dan PNP telah lama terjalin. Pihaknya, me­nyam­but baik keper­cayaan yang diberikan PT Semen Padang dalam me­laksanakan Program Bang­sa, menyiapkan lulusan yang berkompeten untuk terserap nantinya di dunia industri, tidak hanya untuk perusahaan PT Semen Padang.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada PT Semen Padang yang telah mempercayakan PNP un­tuk melaksanakan program ini. Pada tahap ini kita baru membuka untuk Prodi Tek­nik Mesin untuk pilot projet, mudah-mudahan bisa di­kembangkan ke pro­di lain­nya di PNP,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, penerima beasiswa gratis kuliah di PNP juga menda­patkan uang saku dari PT Semen Padang. “Alham­dulillah, pembiayaan uang kuliah, baik Uang Kuliah Tunggal (UKT) ditanggung PT Semen Padang, ada uang saku bulanan, uang Diksar kedisplinan. Begitu juga untuk seragam prakti­kum hingga asuransi ma­ha­sis­wa juga ditanggung PT Semen Padang,” terangnya.

“Tentunya, ini sesuatu yang sangat luar biasa dan patut diapresiasi. Mudah-mudahan, ini menjadi mo­del dan prototipe untuk pengembangan sumber daya manusia ke depan. Kami selalu mendoakan PT Semen Padang selalu ber­jaya, selalu bermanfaat dan berkah terhadap apa yang dilakukan,” lanjutnya.

DI sisi lain, untuk lulu­sannya, menurut Surfa Yon­dri, tentu tidak tertutup kemungkinan nanti bekerja di PT Semen Padang atau bekerja di perusahaan lain­nya. “Lulusan yang diha­silkan tentunya sesuai de­ngan kebutuhan industri. Ia menyampaikan dari awal semua proses dilakukan bersama sehingga lulusan yang dihasilkan diharapkan memiliki kompeten sesuai dengan kebutuhan dunia industri,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra, men­jelaskan Program Bangsa merupakan kelas kerja sa­ma dan seleksi bersama PT Semen Padang dengan Politeknik Negeri Padang pada Program Studi Diploma Tiga Teknik Mesin Tahun Akademik 2024/2025. Masa pendidikan dan bea­siswa dari Program Bangsa ini selama 3 tahun dan 6 bulan bekerja magang di PT Semen Padang.

“Tujuan Program Bang­sa ini adalah untuk me­ningkatkan kompetensi dan keahlian masyarakat yang tinggal di Ring 1 PT Semen Padang. Dalam me­ngem­ bangkan kompetensinya tersebut kita memberikan peluang kepada 25 orang untuk mengikuti pendi­di­kan di PNP. Kita bekerja­sama dengan PNP agar me­reka dididik dan didekatkan de­ngan industri bekerja ma­gang di perusahaan,” sebut Indrieffouny Indra.

Menurutnya, ilmu yang didapat di PNP, didukung pengalaman langsung di industri tentunya akan men­jadikan mereka (anak nagari) di sekitar lingku­ngan peru­sahaan PT Semen Padang tersebut me­miliki daya saing memasuki dunia kerja.

“Inilah program bang­sa yang digagas PT Semen Padang bersama PNP dan juga masyarakat lingku­ngan melalui kerapatan adat na­gari,” ungkapnya. “Kita akan lihat perkem­bangan dari Program Bang­sa ini, jika saat ini untuk Prodi Teknik Mesin, tentu ke depan juga bisa me­nyiapkan SDM bi­dang lain­nya dikerjasa­ma­kan de­ngan PNP untuk men­da­ patkan SDM yang siap pakai di dunia industri,” ulas dirut. (ren)

Exit mobile version