AGAM, METRO–Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar kembali melontarkan abu vulkanik setinggi 2.000 Meter atau 2 Kilometer dari atas puncak saat erupsi pada Kamis (30/5).
Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) melaporkan, erupsi terjadi pukul 13.04 WIB dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi 2 menit 22 detik.
“Telah terjadi erupsi Gunung Marapi, pada tanggal 30 Mei 2024 pukul 13:04 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut,” tulis Kepala PGA Gunung Marapi, Ahmad Rifandi dalam laporan resmi yang diterima.
Menurut Rifandi, suara dentuman terdengar cukup keras hingga ke Pos PGA Marapi di Kota Bukittinggi.
“Terdengar suara dentuman sampai ke Pos PGA Marapi. Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” jelasnya.
Warga diminta meningkatkan kewaspadaan dan tidak mendekati puncak gunung pada radius 4,5 kilometer, karena status Marapi saat ini di level III atau siaga dengan rekomendasi masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
Selanjutnya, masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.
Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Seluruh pihak agar menjaga suasana yang kondusif di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong (hoaks), dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Terakhir, Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Tanahdatar, dan Kabupaten Agam, agar senantiasa berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung atau dengan Pos Pengamatan Gunung Marapi untuk mendapatkan informasi langsung tentang aktivitas Gunung Marapi.
Gunung Marapi ya sudah mengalami erupsi besar sejak Desember 2023 silam. Saat itu, 24 orang pendaki yang sedang berada di puncak terjebak dan meninggal dunia. Usai kejadian, aktivitas Marapi tak berhenti dan mengeluarkan banjir lahar dingin.
Terbaru, banjir lahar dingin memicu munculnya banjir bandang pada 12 Mei 2024 lalu. Tercatat, 62 orang meninggal dunia dan hingga Kamis (30/5) ini 10 lainnya masih dalam pencarian. (pry)