PADANG, METRO–Konser Amal, Muhasabah Doa untuk Sumatra Barat (Sumbar) yang digelar di halaman Rektorat Universitas Negeri Padang (UNP), Sabtu malam (18/5) berlangsung khidmat dan meriah.
Guyuran hujan tidak menyurutkan ribuan pengunjung yang hadir malam itu. Dengan menggunakan payung dan jas hujan, mereka tetap bertahan menyaksikan dan mendengarkan lagu yang dibawakan band-band ternama, seniman dan budayawan serta artis ibukota malam itu.
Konser Amal diawali Muhasabah dan Doa yang dipandu Ustadz H Al Ikhlas, LC MA dan Zastrouw. Muhasabah dan Doa dipanjatkan malam itu untuk korban bencana banjir bandang, banjir lahar dingin dan longsor yang melanda sejumlah daerah di Sumbar.
Konser Amal menampilkan perfomance terbaik dari Once Mekel and The Band, Alffy Rev and True Friends, Novia Bachmind, Ridho Slank, Sandy Canester, Dwiki Dharmawan, Kadri, Al Zastrouw, Sujiwo Tejo, Riri Riza Yusuf Raharjo, dan ustad Al Ikhlas.
Konser Amal, Muhasabah dan Doa rangkaian kegiatan dari Festival Kebangsaan. Kegiatannya terdiri dari Dialog Kebangsaan, Pameran Inovasi, Coaching Clinic, Pop Art Market, Kompetisi Film Dokumenter.
Sebelum dilaksanakan Konser Amal, Muhasabah Doa untuk Sumbar, pada pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) yang dihadiri 80 rektor perguruan tinggi negeri, juga dihimpun dana bantuan untuk penanganan bencana di Sumbar. Hasilnya, dana yang terkumpul mencapai Rp450 juta dari target Rp600 juta.
Dana tersebut berasal dari sumbangsih para Rektor, Dharma Wanita Persatuan Ditjen Dikti Kenedikbudristek dan Sivitas UNP sebesar Rp300 juta dan sumbangan dari Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman sebesar Rp150 juta, yang hadir saat Focus Group Discusion (FGD) Sabtu pagi (18/5), yang juga rangkaian kegiatan Pertemuan MRPTNI dan Festival Kebangsaan.
Rektor UNP, Prof Ganefri, P.hD mengatakan, dana yang terkumpul nantinya digunakan untuk membangun salah satu SD di Guguak Tinggi, Kabupaten Agam yang sudah rata dengan tanah akibat diterjang banjir bandang. “Untuk membangun SD tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp600 juta. Dengan dana yang terkumpul ini, bisa secepatnya dibangun. Sisa kekurangannya nanti akan dibantu oleh rektor di MRPTNI,” terang Ganefri.
Setelah dilaksanakannya FGD, Sabtu sore (18/5) digelar Dialog Kebangsaan bertemakan, “Musik dalam Gerak Kebangsaan” di Auditorium UNP. Dialog menghadirkan narasumber Rektor UNP yang juga Ketua MRPTNI, Prof Ganefri, Artis Ibukota Elfonda Mekel atau yang akrab dipanggil Once Mekel, Seniman dan Budyawan Sujiwo Tejo, YouTuber, Komposer, Produser Musik dan Sinematografer Alffy Rev, serta Finalis Indonesian Idol, Mirabeth Sonia.
Mirabeth diketahui pernah ikut serta dalam “Pagelaran Sabang Merauke” di Yogyakarta. Pagelaran seni melibatkan 5 penyanyi nasional, 46 musisi tradisional dan modern, serta 135 penari profesional ini digelar di pelataran Candi Prambanan. Tahun 2023 di bulan Agustus di JIEXPO Kemayoran, Mirabeth kembali bergabung di “Pagelaran Sabang Merauke”. Mirabeth membawakan dua lagu daerah yaitu “Paris Barantai” (lagu asal Kalimantan Selatan) dan “Ayam Den Lapeh” (lagu asal Sumbar).
Mirabeth dalam kesempatan Dialog Kebangsaan di UNP tersebut, memaparkan rasa bangganya terhadap negara yang disalurkan dalam bentuk pagelaran. “Dalam pagelaran, saya juga pernah membawakan sosok Sitti Manggopoh, pahlawan dari Sumatera Barat. Jadi kekaguman terhadap bangsa disalurkan terhadap musik dan budaya. Ini sangat hebat sekali. Ini sebagai bentuk cinta tanah air,” jelasnya.
Rektor UNP Prof Ganefri, P.hD memaparkan, musik mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kecerdasan anak dan mempengaruhi kemajuan IT pada hari ini. “Pada zaman ini, semua terkoneksi dengan dunia luar. Anak-anak mengetahui segala informasi dari berbagai kejadian di seluruh dunia. Jika tidak diberikan pemahaman komprehensif, tentu bisa salah arah. Generasi Z kita harus berfikir masa depan, tidak bisa pengalaman masa lalu dijadikan acuan di masa datang,” terangnya.
Ganefri menekankan, yang menjadi tantangan saat ini adalah pendidikan karakter terhadap generasi Z. “Pendidikan karakter menjadi tanggung jawab bersama. Yang menjadi tantangan pada saat ini apakah pendidikan karakter bisa diwujudkan dari program digitalisasi. Apalagi para pakar menyatakan, pendidikan karakter tidak bisa melalui digitalisasi. Ini menjadi tantangan kita untuk bisa mewujudkan pendidikan karakter melalui program digitalisasi,” jelasnya.
Budayawan Sujiwo Tejo menekankan musik itu dapat menggerakkan rasa kebangsaan. Hal ini dikarenakan dengan musik dapat menciptakan rasa secara langsung. “Menciptakan persatuan bangsa dapat dimulai dari musik. Musik-musik terdahulu menggelorakan kebangsaan, karena langsung menggerakkan jiwa. Oleh karena itu musik adalah rumus matematika yang berbunyi,” jelasnya.
Once Mekel menjelaskan tantangan dalam bermusik hari ini hadirnya teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. AI menjadi ancaman, karena dapat menyaingi dan mematikan karya musik yang dilahirkan seniman.
Once Mekel juga menyampaikan, jika berkreasi dalam musik dengan menuliskan isi yang ada di dalam hati, tentu orang lain yang membaca atau mendengar hasil karyanya. “Orang lain akan mendengarkan hasil karya kita, walau tidak sama dengan yang kita rasakan, tapi minimal bisa mengisyaratkan makna dari karya yang kita ciptakan,” jelasnya.
Festival Kebangsaan dengan tema “Merdeka Belajar, Penguat Akar Kebangsaan” bagian dari bentuk ekspresi gerakan kebangsaan di kampus. Dalam sesi dialog kebangsaan, diharapkan mahasiswa akan lebih teraktivasi aspek kognitif dalam dirinya. Pada sesi Pameran Inovasi and Pop Art Market lebih teraktivasi aspek psikomotoriknya serta dalam sesi konser musik diharapkan akan lebih mengaktivasi aspek afektif dalam kepribadian mahasiswa.
Seluruh rangkaian dari Festival Kebangsaan ini bagian dari turut mendorong implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang akan memberikan pengalaman mendalam bagi mahasiswa dan Sivitas Akademika UNP.
Festival Kebangsaan bertujuan menggerakkan para pemuda dan pemudi menjadi pribadi yang senantiasa lekat dengan jiwa nasionalisme. Melalui musik, selaku media pejangkau dan perajut jiwa yang merupakan bagian dari proses penyadaran diri terhadap DNA/Genetik bangsa nusantara sebagai jati diri.(fan/adv)