PADANG, METRO–Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap belasan korban yang hilang akibat diterjang banjir lahar dingin Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanahdatar. Pencarian dilaksanakan pada Kamis (16/5) merupakan hari keenam sejak terjadinya bencana pada Sabtu malam (11/5).
Berdasarkan dari Kantor SAR Kelas I A Padang atau Basarnas Padang, jumlah korban meninggal dunia yang jenazahnya sudah ditemukan sebanyak 61 orang dan 15 orang lagi masih dalam pencarian. Jumlah korban meninggal itu sama dengan data Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumbar dan Pemprov Sumbar.
Namun, ada perbedaan data korban yang hilang dari Basarnas Padang, Pemprov Sumbar maupun Polda Sumbar. Menurut Basarnas, korban hilang sebanyak 15 orang, sedangkan Polda Sumbar korban hilang 12 orang dan Pemprov Sumbar 20 orang.
Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik mengatakan, pada pencarian hari keenam ini, tidak ada penambahan korban meninggal dunia yang ditemukan. Sehingga, jumlah korban meninggal dunia masih tetap 61 orang, sedangkan yang hilang 14 orang yaitu 13 orang dari Tanahadatar dan satu dari Agam.
“Sampai hari ini (kemarin-red), tidak ada lagi laporan-laporan dari keluarga korban yang kehilangan keluarganya. Selain itu, pada pencarian hari keenam ini, tidak ada korban meninggal yang ditemukan. Jumlah korban yang sudah ditemukan 61 orang meninggal,” ungkap Abdul Malik saat diwawancarai wartawan, Senin malam (16/5).
Dijelaskan Abdul Malik, pencarian dibagi menjadi sembilan sektor. Apabila hasil identifikasi oleh DVI, jenazah yang ditemukan di Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Kuansing, Riau, merupakan korban banjir bandang Kabupaten Tanahdatar, maka pihaknya akan membuka posko di Sijunjung.
“Posko di Sijunjung akan segera kami buka kalau hasil identifikasi, jenazah yang ditemukan merupakan warga Tanahdatar. Maka, pencarian akan kami lakukan dari Kabupaten Sijunjung sampai ke Kabupaten Kuansing, Riau,” ujar Abdul Malik.
Terkait besok (hari ini-red) merupakan hari ketujuh penarian, Abdul Malik menuturkan, memang sesuai SOP Basarnas dalam operasi SAR memang pencarian dilakukan selama 7 hari, namun pencarian tetap mempertimbangkan SK Tanggap Darurat dari Bupati dan Gubernur.
“Sesuai perintah pimpinan, pencarian akan tetap kami lakukan meski sudah lewat dari tujuh hari. Kami akan mengikuti SK Tanggap Darurat Bencana dari kabupaten maupun provinsi,” tegas Abdul Malik.
Terpisah, Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan, pihaknya bersama instansi terkait masih melakukan pencarian korban hilang diduga terkena banjir bandang dan lahar dingin yang terjadi beberapa hari lalu.
“Untuk update terkini hingga Kamis tanggal 16 Mei 2024 pukul 07.00 WIB, korban yang meninggal 61 orang, dan yang hilang 14 orang,” kata Kombes Pol Dwi Sulistyawan, Kamis (16/5) di RS Bhayangkara Padang. Didampingi Kabiddokkes Polda Sumbar Kombes Pol dr Sri Handayani, Karumkit Bhayangkara Padang, Kompol dr Dedet Steavano, Kabid Humas menerangkan, dari 61 korban yang meninggal tersebut sebanyak 56 orang telah teridentifikasi dan 5 orang lainnya belum teridentifikasi.
“Korban yang masih di rawat di rumah sakit sebanyak 7 orang. Kami masih membuka dan menerima pengaduan di Posko DVI bagi masyarakat yang kehilangan keluarganya. Silahkan datang ke Poski DVI atau ke kantor Polisi terdekat untuk melaporkan jika ada keluarganya yang hilang akibat bencana ini,” ungkapnya.
Sementara, Kabiddokkes Kombes Pol dr Sri Handayani menambahkan, pihaknya telah mendirikan Posko DVI yang berada di Rumah Sakit yang ada di Bukittinggi, Padang Panjang, Tanah Datar, Sijunjung dan di RS Bhayangkara.
“Untuk yang belum teridentifikasi 2 jenazah di Rumah Sakit Tanahdatar dan 3 jenazah di RSUD Sijunjung,” ujarnya.
Lanjut Kabiddokkes, jenazah yang belum teridentifikasi tersebut dikarenakan belum adanya laporan dari masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya.
“Posko DVI ini akan terus kami buka, walaupun masa tanggap bencana telah habis dan Posko di daerah telah ditutup masyarakat bisa datang ke Posko DVI RS Bhayangkara,” pungkasnya.
Sementara, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Barat (Sumbar), Hansastri mengungkapkan, hingga Kamis pagi (16/5) pukul 08.00 WIB jumlah korban meninggal akibat bencana berdasarkan data Disaster Victim Identification (DVI) Polri Sumbar mencapai 61 jiwa.
“Untuk data korban dampak bencana, kita konfirmasi dari DVI Polri jumlahnya 61 meninggal, yang belum terindifikasi 5 orang,” ungkap Hansastri, didampingi Kepala Dinas Kominfotik Sumbar, Siti Aisyah dan sejumlah perwakilan OPD lingkup Pemprov Sumbar, saat memberikan keterangan pers, Kamis (16/5) di Command Centre Dinas Kominfotik Sumbar.
Hansastri juga menyebutkan, berdasarkan data BPBD Provinsi Sumbar, korban luka-luka akibat bencana mencapai 80 orang dan korban yang mengungsi mencapai 3216 jiwa.
Hansastri tidak memungkiri, saat ini data yang dikeluarkan dari berbagai unsur, seperti BPBD Sumbar, Basarnas, DVI Polri dan BNPB berbeda-beda. Kondisi ini karena data korban bencana dinamis dan bergerak.
“Meski demikian, perbedaan data ini akan menjadi bahan evaluasi ke depan. Karena, untuk data ini perlu ada koordinasi melalui BPBD Provinsi Sumbar. Kita pedomani data DVI saja,” ujar Hansastri. (pry/fan/brm)