Oleh sebab itu, perbanyaklah membaca Alquran terlebih di malam akhir-akhir Ramadhan agar kita menjumpai dan berjumpa dengan Lailatul Qadar.
Kedua, perbanyaklah doa kepada Allah. Bulan Ramadhan juga bukan mustajabah kita berdoa kepada Allah (QS Al-Baqarah: 186). Hadits Nabi menjelaskan bahwa orang yang berpuasa diijabah doanya oleh Allah. Waktu-waktu mustajabah untuk kita berdoa yaitu saat berbuka puasa, saat sahur, malam-malam akhir sepuluh Ramadhan, dan malam Lailatul Qadar.
Karena malam Lailatul Qadar dalam hadits dikabarkan kemungkinan terjadi di malam-malam ganjil sepuluh hari akhir Ramadhan, maka kita perbanyaklah berdoa kepada Allah. Sebab, berdoa di malam Lailatul Qadar maqbul dan mustajabah doa kita.
Aisyah RA, istri Rasulullah, pernah bertanya kepada Nabi Muhammad saw tentang doa yang dapat dibaca apabila seseorang menjumpai malam Lailatul Qadar. Nabi saw kemudian bersabda: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maafkanlah aku”. (HR Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Maka umat Islam untuk mendapatkan Lailatul Qadar agar memperbanyak pula bacaan doa tersebut, selain istiqamah berpuasa, bershalat tarawih, beri’tikaf, dan memperbanyak baca Al-Qur’an. Semoga kita mendapatkan Lailatul Qadar yang keistimewaannya lebih baik daripada seribu bulan atau sama dengan 83 tahun lebih nilai ibadahnya dan kebaikan atau keutamaanya.
Ketiga, perbanyak bersedekah. Sedekah ada dua kriteria, yang wajib dinamakan zakat karena memenuhi nishab. Dan sedekah yang tak memenuhi nishab disebut sedekah, infak. Shadaqah (sedekah) yang wajib berupa zakat mal dan sejenisnya, dan zakat fitrah. Sedekah yang tak wajib atau sunnah hukumnya, berupa infak, sedekah, berbagi rezeki kepada orang lain. Sebab, sedekah wajib ataupun sunnah (zakat dan sedekah) merupakan harta kekayaan yang dimiliki dirinya, tetapi ada hak orang lain pada empunya harta itu.
Oleh sebab itu, bagi pencari Lailatul Qadar perbanyaklah sedekah. Berbagi peduli kepada orang lain. Jadilah peduli sosial, membangun diri memiliki sensitivitas sosial untuk membentuk jati diri yang memiliki kesalehan individu seimbang dengan kesalehan sosial pada diri seorang Islam dan umat Islam. Hal ini dijelaskan dalam hadits: “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Dahulu Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membaca Al-Qur’an bergantian dengan beliau. Ketika Rasulullah ditemui Jibril itu, beliau lebih dermawan daripada angin yang berembus”. (HR Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas juga menjelaskan pentingnya bersedekah, semoga orang yang selalu bersedekah untuk mengiringi ibadah puasa, shalat tarawih, beri’tikaf, membaca Alquran, dan berdoa kepada Allah dapat menjumpai Lailatul Qadar yang hanya terjadi di malam dalam bulan Ramadhan. (**)













