Monumen Gempa di Kota Padang.
PADANGPARIAMAN, METRO–Sedangkan kondisi Korong Cumanak, Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan pascagempa lalu telah berubah. Lokasi longsor yang menimbun puluhan rumah dan warga, kini beralih fungsi menjadi ladang pepaya penang dan lahan persawahan. Di sana, juga berdiri tugu gempa sebagai pengingat peristiwa besar itu.
Salah seorang warga Korong Cumanak Mardison (25) mengatakan, saat ini masyarakat setempat telah mulai berbenah dan melupakan gempa 30 September 2009 yang membuat mental masyarakat down. “Kini masyarakat sekarang telah mulai turun ke ladang masing-masing. Lahan mereka tanamani pepaya. Seiring dengan itu perekonomian masyarakat kembali meningkat, meski secara bertahap,” ucap Mardison.
Sebagian masyarakat masih ada belum menerima bantuan, maka masyarakat juga berharap adanya informasi yang jelas tentang hal itu. Mulai dari bantuan, apakah masih ada yang akan diterima para korban musibah gempa.
“Kita berharap kepada pihak terkait agar ada kejelasan terkait bantuan gempa yang dulu sempat dibicarakan,” ungkap Mardison.
Heri (48), warga Kecamatan Sungai Limau kepada POSMETRO menyatakan, enam tahun sudah berlalu, gempa dahsyat memporakporandakan Sumatra Barat. Tidak terkecuali di Padangpariaman, memori mimpi buruk itu masih tersimpan, dan dampaknya hingga kini masih terlihat.
“Kita memang trauma karena musibah gempa bumi 30 September 2009. Sekarang kita tetap waspada dengan musibah-musibah bencana alam, seperti gempa, karena Padangpariaman rawan dengan musibah tersebut,” ungkap Heri yang juga Kasubag Humas Pemkab Padangpariaman.
Terkait pembangunan pasca gempa, dinilainya memang sudah sangat baik. Diapun menyontohkan beberapa pembangunan irigasi, jembatan dan sekolah yang sudah terealisasi. Namun demikian, ia berharap, tidak hanya pembangunan yang terus dilakukan, namun lebih pada membangun pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencananya.
Katanya, masyarakat juga harus tahu bagaimana langkah-langkah jika memang kejadian yang sama kembali terjadi. Lalu bayangkan jika kejadian jauh lebih dahsyat. “Seperti yang dikabarkan melalui megatrush,” sebutnya.
Kepala BPBD Padangpariaman Amiruddin menyampaikan, mitigasi bencana dilakukan dengan langkah memperbanyak sosialisasi siaga bencana. Salah satunya dengan menyosialisasikan pembuatan bangunan dengan standar kontruksi tahan gempa. (efa)











