PDG.PARIAMAN, METRO
Duuuaaaarrrr….. Suara petir menggegelar di siang Jumat (31/7), persis saat khotbah Jumat berlangsung. Empat orang tumbang seketika. Satu pedagang roti. Tiga lainnya, siswi SMA Negeri 1 Lubukalung, Padangpariaman.
Lingkungan sekolah buncah. Pedagang roti yang bernama Afriwandi (37) menggelepar di pinggir lapangan basket. Sementara, tiga siswi yang ikut terkena bisa berdiri dan berlari ke dalam ruangan guru. Mereka meraung sejadinya. ”Ditembak patuih. Uda tukang roti, tolonglah,” tutur para siswi.
Para guru dan siswi lainnya yang sedang tak shalat Jumat, segera berlarian. Tubuh Afriwandi yang luka bakar parah akibat sambaran petir dilarikan segera ke Puskesmas. Warga Komplek Mega Permai, Kototangah, Padang itu kritis. ”Kondisinya parah. Luka bakarnya serius. Kritis,” terang Kapolres Padangpariaman AKBP Rudy Yulianto, Jumat (31/7) sore.
Awalnya, Afriwandi dibawa ke RSUD Padangpariaman. Tapi, karena luka parah yang diderita, dia dirujuk ke RSUP M Djamil Padang. Sedangkan tiga pelajar hanya luka ringan dan bisa ditanggulangi oleh petugas medis di Puskesmas.
Dijelaskan Muji, seorang saksi mata. Sebelum kejadian, Siang itu langit di Padangpariaman memang sedang mendung serupa mau hujan. Afriwandi tampak memasuki halaman SMA Negeri 1 Lubukalung untuk berjualan. Baru masuk, beberapa anak sekolah langsung membeli dagangannya. Tak jauh dari tempat dia berdagang, orang-orang sedang melaksanakan shalat jumat di masjid sekolah.
Seketika saja, terdengar gemuruh dan dentuman petir yang menggelegar disertai kilat. ”Tiba-tiba saja, petir menyambar tukang roti itu. Tiga anak-anak sekolah yang sedang mengerumuni tempat jualannya juga tersambar. Suasana buncah. Tukang rotinya terkapar. Saya shock melihatnya,” tutur Muji.
Dijelaskan Muji, tiga siswi yang membeli roti diketahui bernama Nila, Hastul Asni dan Bisa Islam. Ketiganya dilarikan ke Puskesmas. Setelah mendapat perawatan, korban diperbolehkan pulang. Namun malang bagi si penjual roti, tubuhnya menghitam. Termasuk kepalanya yang diduga kuat tersambar. ”Sementara rambutnya hangus, tubuh dan kakinya terkelupas,” kata Muji.
Kapolsek Lubukalung Iptu Raflen mengatakan, ketiga siswi sudah diperbolehkan pulang setelah mendapat perawatan di Puskesmas Lubuk Alung. ”Sedangkan Afri dirujuk ke RSUP M Djamil, Padang. Saat ini masih dalam perawatan medis,” kata Kapolsek.
Menindaklanjutinya, kasus ini masih dalam penyelidikan polisi. Beberapa saksi sudah dimintai keterangannya, termasuk terhadap tiga siswi yang sudah siuman itu. ”Peristiwa yang dialami korban ini murni musibah,” tutur Iptu Raflen.
Sementara itu Wali Nagari Lubukalung Harry Subrata Wandi mengaku terkejut dengan kejadian yang terjadi di kampung itu. Peristiwa itu terjadi sangat cepat sekali. ”Tiga siswi itu mengalami cedera pada paha, telinga dan kakinya,” ujar Harry Subrata Wandi.
Guru SMA 1 Lubuk Alung Narawita mengatakan, kejadian terjadi begitu cepat. Kejadian terjadi di lapangan basket. Saat itu ke tiga siswi membeli roti. Usai kejadian, para siswi langsung berlarian ke kantor, sedangkan tukang roti jatuh di di lokasi. ”Siang kemarin memang langit gelap. Kejadian berlangsung saat khotbah Jumat berlangsung. Anak-anak langsung menuju kantor. Sedangkan tukang roti itu langsung ditolong oleh temannya dan membawa ke rumah sakit,” ungkapnya.
Selanjutnya kata Narawita para anak usai kejadian mengalami kebal rasa pada kaki dan sedikit luka bakar pada tangan. ”Anak juga dibawa ke puskesmas. Alhamdulillah tidak apa-apa,” ujarnya. (ped/cr10/cr8)