Polisi mengidentifikasi TKP penguburan seorang perempuan yang diduga dibunuh suaminya sendiri.
PARIAMAN, METRO–Tragis sekali nasib yang dialami Afrezi Arifin (23). Ibu muda yang punya anak berusia 2,5 tahun, ditemukan tewas dan kondisi terkubur di bawah batang sawit, dengan kondisi mengenaskan. Di tubuhnya, terdapat tiga luka menganga. Satu luka ada di perut dan membuat usus Afrezi terburai keluar. Polisi yakin, Afrezi dihabisi suaminya Z (20).
Penemuan jasad Afrezi yang terkubur di bawah batang sawit, Kamis (24/9), membuat gempar warga Korong Lohong, Nagari Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padangpariaman. Apalagi, sejak Selasa malam, Afrezi diketahui menghilang dari rumahnya. Tidak ada yang menyangka, Afrezi yang dikenal sebagai perempuan baik hati, akan tewas dengan cara tragis seperti itu. ”Pembunuhannya sadis,” terang Kapolres Pariaman AKBP Rico Junaldi yang turun langsung ke lokasi penemuan mayat di kawasan Kukualang, Batang Gasan.
Ketika bersua, jasad Afrezi seperti dikubur tergesa-gesa. Tanahnya hanya digali kurang lebih setengah meter. Bahkan, kaki Afrezi, menyembul keluar ketika ditemukan, sebagai tanda kuburannya tak dalam. Untuk menyamarkan kuburan itu, pelaku menanam batang sawit di atasnya. ”Saat ditemukan, kondisi korban memang terkubur, tapi kakinya masih terlihat,” ungkap Kapolres.
Kasus menggemparkan ini berawal saat Selasa (22/9) malam, Afrezi pamit kepada kakaknya untuk pergi menemui sang suami, warga Kantarok, Batang Gasan, yang memang sudah pisah ranjang dengannya. Namun, hari berganti, hingga Selasa malam. Afrezi tak kunjung pulang. Keluarganya pun ragu dan melaporkan hilangnya Afrezi ke Polsek Sungai Limau.
Tak menunggu lama, pencarian dilakukan oleh petugas. Lama mencari, pencarian tidak kunjung membuahkan hasil. Hingga Pukul 18.30 WIB, polisi menyusuri ladang sawit di Kukualang. Baru sebentar mencari, petugas dan warga melihat gundukan tanah yang masih merah. Didekati, rupanya ada kaki yang tersembul.
Bergegas, kuburan digali. Rupanya, itu tubuh korban. Masyarakat pun gempar.
Setelah dievakuasi, jasad korban dibawa ke RS Bayangkara Polda untuk autopsi. Tidak butuh lama bagi petugas untuk menentukan penyebab kematian Afrezi, sebab secara kasat mata, di tubuhnya dipenuhi luka. Selain tiga tusukan, kepalanya juga memar.
”Jasadnya tiba Kamis malam. Hasil autopsi menyatakan kalau korban tewas karena tindak kekerasan,” terang Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar, Kompol Tasrif.
Keluarnya hasil identifikasi, membuat pertanyaan berlanjut, siapa membunuh Afrezi sedemikian sadis? Tak jauh-jauh, polisi langsung mensinyalir kalau pelakunya adalah Z, suami korban yang sejak kejadian menghilang. ”Pelaku telah kita ketahui indetitasnya berinisial Z yang notabene adalah suaminya. Sekarang dalam pemburuan,” sebut AKBP Ricco.
Wakapolres Pariaman Kompol Aksal Mahdi mengatakan, dengan ditemukan mayat Afrezi membuat jajaran Polres Pariaman harus kerja ekstra dalam melaksanakan tugas di lapangan. Apalagi Z hingga kini kabur entah kemana. ”Petugas akhirnya mendatangi lagi lokasi pembunuhan, termasuk rumah kosong yang ada di dekat lokasi penemuan mayat. Di sana didapatkan bong sabu dan beberapa bukti lainnya,” kata Kompol Aksal Mahdi.
Dijelaskan Kasatreskrim Polres Pariaman AKP Hidup Mulia menyebut, lokasi penemuan mayat sangat jauh dari pemukiman warga. ”Meski demikian, dalam olah TKP, petugas berhasil menemukan pisau yang jadi senjata pembunuhan oleh pelaku. Kini, sedang pencarian cangkul yang digunakan untuk menggali korban,” sebut Hidup Mulia.
Jajaran Polsek Sungai Limau juga bergerak cepat dengan melakukan pemeriksaan saksi. Diketahui, Z baru beberapa minggu berada di kampung. Sebelumnya, dia merantau ke Pekanbaru. “Keberadaan Z sedang diburu. Ada dugaan dia lari ke Pekanbaru. Kita sudah berkoordinasi dengan Polres setempat. Saksi juga telah diperiksa, termasuk orangtua dan adik tersangka,” ucap Kapolsek AKP Zulhermansyah.
Diiringi Isak Tangis
Kedatangan jasad Afrezi diiringi isak tangis keluarganya. Ratusan pelayat juga silih berganti datang ke rumah duka. Keluarga korban memang dikenal sebagai keluarga terpandang di Korong Lohon, Kenagarian Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau. Korban merupakan anak kelima dari pasangan Arifin Jamil dan Zetwisma.
Korban sekitar tahun 2012 melangsungkan pernikahan dengan tersangka Z. Setelah itu Afrezi Arifin melahirkan seorang bayi perempuan yang akhirnya diberi nama Olive.
Sekarang Olive baru berusia sekitar 2,5 tahun.
Terpisah, anggota DPRD Padangpariaman Tri Suryadi mengharapkan polisi segera menangkap pelakunya. ”Ini adalah pembunuhan yang sangat sadis. Lihat saja, korban dibunuh lalu dikuburkan di bawah pohon sawit. Kita berharap, pelaku cepat tertangkap,” kata Tri. (efa)
Komentar