PARIAMAN, METRO–Tujuh siswa SD Negeri 04 Rawang, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman mendadak pusing, mual dan muntah-muntah hingga harus dilarikan ke rumah sakit, Kamis (2/2) sekitar pukul 10.45 WIB. Diduga, para siswa tersebut keracunan permen isap dan minuman manis kemasan yang dijual di warung depan sekolah mereka.
Beruntung, ketujuh siswa SD itu kondisinya mulai membaik setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Aisyah Pariaman. Tiga orang siswa diperbolehkan pulang terlebih dahulu dan pada pukul 14.00 WIB, empat siswa yang sempat medapatkan perawatan lebih lanjut sudah kembali ke rumah masing-masing.
Eki (48) salah seorang orang tua murid SD tersebut mengatakan setelah mendapat kabar ada murid yang keracunan dan dirawat, ia langsung bergegas melihat ke rumah sakit. Setiba di rumah sakit, ternyata anaknya tidak ikut menjadi korban keracunan jajanan.
“Saya sempat merasa sangat cemas. Setelah saya cek ke rumah sakit, anak saya tidak ikut memakan permen itu. Namun tujuh orang teman anak saya langsung dirawat oleh pihak rumah sakit,” jelas Eki.
Menurut keterangannya, kronologi berawal dari jam istirahat siang. Pasalnya, ada sekitar 9 orang anak murid pergi belanja permen merek OPALFRUT. Lalu setelah itu tujuh di antara mereka pusing, sesak nafas dan mual.
“Melihat kondisi anak yang pusing, pihak guru sekolah melarikan mereka ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Ketujuh anak itu masih di rawat dan ada yang dipasangkan oksigen,” jelasnya.
Kepala SD 04 Rawang Ismailiwati mengatakan, melihat kondisi para siswa yang sudah membutuhkan penanganan lebih lanjut, pihaknya langsung mengambil tindakan membawa ketujuh muridnya dengan ambulan ke RS Aisyiyah Pariaman.
“Setelah menjalani perawatan selama beberapa jam, akhirnya murid kami tersebut diperbolehkan pulang oleh dokter. Kami juga sudah melaporkan hal ini ke Dinas Pendidikan dan juga Dinas Kesehatan Kota Pariaman,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pariaman Rio Arisandi, kejadian tersebut. Ketujuh siswa itu dilarikan ke Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman karena mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan sedikit sesak.
“Kondisi mereka mulai membaik. Semuanya sudah dibolehkan pulang oleh tim medis. Setelah diberikan obat penyerta, para siswa yang mengalami gejala keracunan itu, sudah pulang dari rumah sakit,” kata Rio.
Dijelaskan Rio, berdasarkan keterangan dari pihak sekolah, kejadian bermula saat jam istirahat sekolah. Para siswa SD 04 Rawang itu mengonsumsi permen isap dan minuman manis kemasan. Di antara mereka, ada yang mencampur permen dan minuman tersebut.
“Saat di kelas, siswa itu permisi. Di luar, mengalami pusing, mual, muntah, dan sedikit sesak. Awalnya, hanya satu orang. Sampai akhirnya tujuh orang. Pihak sekolah melarikan mereka ke rumah sakit,” ujar Rio.
Menurut Rio, pihaknya sudah turun ke lokasi untuk mewawancarai guru, siswa, dan penjaga warung tempat membeli permen dan minuman tersebut. Dari pengecekan sementara, kedua produk itu belum kadaluwarsa dan ada izin pangan industri rumah tangga (PIRT) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
“Permen dan minuman manis kemasan yang mereka minum sudah kami amankan, lalu janu kirim laporan, dan minta BPOM menyelidikinya. Apakah produk itu benar ada izinnya dan apakah izinnya sudah memenuhi syarat BPOM. Apakah izinnya resmi atau ada penyalahgunaan,” katanya.
Selain itu, ditegaskan Rio, pihaknya juga menyelidiki apakah cara mengonsumsi yang salah bisa memicu dugaan keracunan ini. Apakah dengan mencampur permen dan minuman manis kemasan itu bisa menyebabkan keracunan karena kandungan kimia dan zat lainnya meningkat.
“Keterangan siswa lain yang melihat, ada yang mencampurnya. Sedang makan permen, dia campur minuman, dikocok-kocok, dia minum. Anak-anak ini mungkin coba-coba. Nanti kami cek zat-zat kimia yang terkandung. Apakah dengan mengonsumsi sekaligus itu berbahaya bagi tubuh anak-anak ini,” ujarnya.
Agar kejadian keracunan makanan tidak terulang, Rio mengimbau warga agar hati-hati memilih produk makanan dan minuman yang akan dikonsumsi. Makanan mesti dipastikan tidak basi, berbau, dan lain-lain yang dicurigai.
“Untuk makanan kemasan, harus dipastikan melalui persyaratan BPOM dan badan lainnya yang sesuai undang-undang. Cara mengonsumsinya juga harus sesuai petunjuk yang diberikan,” ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pariaman Kanderi mengatakan, ketujuh siswa laki-laki merupakan siswa kelas VI. Mereka mengonsumsi permen dan minuman manis kemasan itu waktu istirahat belajar menjelang tengah hari. Makanan dan minuman itu dibeli di warung depan sekolah.
“Informasi dari tim medis, ada indikasi permen itu mereka campur dengan air manis kemasan gelas itu. Sekarang semuanya sudah boleh pulang, dijemput orangtua masing-masing,” kata Kanderi.
Kanderi menyebut, pihaknya sudah sering mengingatkan agar siswa tidak jajan sembarangan di luar sekolah. Untuk kasus ini, kebetulan kantin di sekolah tidak berjualan, siswa pun jajan ke luar.
“Imbauan ke siswa tetap konsumsi bekal dari rumah atau jajan di kantin sekolah yang legal serta proses dan bahan bakunya jelas. Jangan sembarang campur,” ujarnya.
Kanderi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk menangani dugaan keracunan ini. Petugas dari Dinas Kesehatan, katanya, sudah mengambil sampel jajanan siswa tersebut.
“Tim Dinas Kesehatan sudah turun mengambil sampel. Kita tidak tahu apakah mereka memang keracunan makanan atau karena hal lain,” jelasnya.
Kapolres Pariaman AKBP Abdul Aziz menyebut saat ini masih melakukan penyelidikan terkait kasus keracunan tujuh siswa SD Negeri 04 Rawang ini. Bahkan, pihaknya juga sudah menurunkan tim untuk mengumpulkan sampel-sampel untuk diperiksa di labor.
“Tim sudah mengambil sampel permen dan sampel muntah anak dikirim ke Labfor untuk mengetahui penyebab pasti terjadinya peristiwa tersebut,” tutupnya. (ozi)













