PADANG, METRO
Grrruuuuuuurrrr. Bunyi dua batu berukuran besar dan sedang turun dengan kecepatan tinggi dari Bukit Tambungo. Braaakkkkkk. Dalam seketika batu itu menerjang dua unit rumah semi permanen yang berdiri di lereng bukit tersebut. Hanya dalam hitungan detik, rumah tersebut hancur tertimpa batu berukuran 3×2 meter dan 1×0,5 meter di kawasan Bukit Tambungo di samping kuburan Turki RT 02 RW01, Kelurahan Mata Air, Kecamatan Padang Selatan, Selasa (4/8) Subuh.
Informasi yang dihimpun POSMETRO, batu-batu tersebut menghantam kencang dan memporakporandakan rumah dari Nabris (72) dan Roni Maidah (29) sekitar pukul 05.30 WIB, di saat orang-orang baru saja selesai melaksanakan shalat Subuh. Batu berukuran besar itu menghancurkan kamar di dua rumah. Beruntung, tidak ada korban jiwa dari bencana alam yang sudah pernah terjadi di lokasi yang sama enam tahun lalu.
Di kedua rumah terlihat jelas batu ukuran besar meringsek ke dalam. Sekitar 70 persen bagian rumah Nabris mengalami kerusakan. Sedangkan, rumah Roni hanya seng dan bagian dinding saja yang rusak karena batu yang masuk ke rumahnya kecil.
”Batu itu datang tibo-tibo pak, ndak ado angin, ndak ado hujan tadi malam do. Tapi batu tu turun manghantam rumah ko,” ungkap Nabris tampak masih pucat kepada POSMETRO, Selasa (4/8).
Disebut Nabris, saat kejadian, dirinya sedang menikmati kopi, sedangkan sang istri baru selesai shalat dan tengah melipat mukena serta sajadah yang digunakannya. “Memang di atas bukit itu ada batu yang hampir jatuh, mungkin batu itulah yang jatuh sekarang. Alhamdulillah, kami masih selamat,” ucapnya.
Begitu juga dengan Roni (29), yang tinggal di rumah tersebut dengan istri dan dua orang tuanya. Dia mengatakan, longsor batu tersebut datang secara tiba-tiba. ”Mode gampo gadang nan tibo, takajuik awak dek nyo, saketek se di ateh kapalo awak batu tu lewat sabalun ma hantam dinding kamar bagian dalam. Kalau takalok, mungkin lain caritonyo,” ucap Roni.
Kabid Kebencanaan BPBDPK Kota Padang, Nasrul Sugana mengatakan, bencana ini sudah pernah terjadi enam tahun yang lalu. Bahkan, sudah direncanakan akan dilakukan relokasi, namun hingga saat ini belum dilaksanakan. Dia menyebut, saat ini pihaknya masih fokus untuk memecah batu besar tersebut dan melakukan evakuasi terhadap korban yang ada.
”Untuk batu yang masih di atas bukit, akan segera kita koordinasikan dengan SKPD terkait untuk mencari solusi yang pas dalam menghadapi bencana ini,” ungkapnya.
Dikatakannya, lokasi tersebut memang sangat rawan untuk ditinggali dan masuk ke dalam kawasan rawan bencana. Dalam waktu dekat, juga akan dilakukan evakuasi korban dan dilakukan penyaluran bantuan untuk korban yang rumahnya terkena runtuhan batu tersebut secepatnya.
“Kita akan turunkan tim dan orang ahli untuk secepatnya memecahkan batu, baik yang ada di rumah tersebut maupun yang berjarak 80 meter di atas bukit tersebut,” tutupnya.
Sementara, Camat Padang Selatan, Fuji Astomi mengatakan, bahwa akan secepatnya melakukan evakuasi dan koordinasi dengan BPBD serta instansi terkait agar proses ini berlangsung cepat. ”Sebenarnya di lokasi ini dilarang ada pemukiman. Dalam aturannya, tidak boleh ada pemukiman jika sudut elevasinya lebih dari 30 derajat. Nanti akan kita realisasikan pemindahan warga yang dahulu telah didata, namun tentu jika warga mau untuk dipindahkan,” tutupnya. (cr8)