Marryo menjelaskan, juga didapatkan informasi kalau kakak kelasnya juga sering menggunakan narkoba jenis ganja dan sabu. Untuk itu, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan tes urine kepada seluruh siswa di sekolah itu untuk memastikan ada atau tidaknya siswa yang mengonsumsi narkoba.
”Kita sudah menyarankan kepada guru karena kawasan sangat rawan peredaran narkoba sehingga para siswa butuh rehabilitasi. BNN akan turun ke lokasi melakukan pemeriksaan urine agar dapat dipastikan siapa saja siswa yang terindikasi mengonsumsi narkoba, sehingga kita bisa lakukan rehabilitasi,” jelas Marryo.
Marryo menuturkan, terkait tren siswa yang menyayat lengannya itu, pihaknya akan terus melakukan pemantauan dengan mendatangi sekolah itu sekali dalam seminggu untuk memberikan pendampingan psikologis dan rehalibitasi sehingga para siswi perempuan yang mengkonsumsi lem.
”Sekali seminggu saya akan datang kesana memantau siswi yang merokok dan mengeelem itu. Rehabnya kita yang datang ke sekolah. Mereka mengakui saat mengiris lengannya itu rasanya sakit, tapi mereka merasakan ada kesenangan tersendiri. Ini juga ada indikasi kelainan atau gangguan psikologis,” jelas Marryo.
Marryo mengungkapkan, menurut keterangan dari para guru-guru memang siswa di sekolah itu masih banyak yang mengiris lengannya. Dalam hal ini, pihaknya mengapresiasi pihak sekolah yang sangat terbuka sehingga pihaknya bisa melakukan penanganan lebih lanjut ke depan.
”Kita akan terus melakukan pendampingan kepada para siswa yang ada di sekolah ini. Apalagi ini merupakan kasus pertama kalinya di Sumbar. Menurut saya ini, karena ada pengaruh tren remaja di media sosial, dan tentu kita juga menggandeng dinas pendidikan untuk menangani kasus ini,” pungkasnya. (rgr)
Komentar