PADANG, METRO – Hujan deras dan angin kencang sepanjang Selasa (26/12), menyebabkan bencana di berbagai daerah. Di Kota Padang, hujan menyebabkan longsor menutupi badan jalan di Kelok S, Sitinjau Lauik, Kecamatan Lubukkilangan, Selasa (26/12). Material longsor mengakibatkan kemacaten parah di jalin lintas provinsi tersebut. Sedangkan, di Pasbar, hujan menyebabkan sungai Batang Batahan meluap.
Antrean panjang kendaraan dari arah Solok maupun Kota Padang tidak terelakkan. Nahas, ketika antrean panjang terjadi kecelakaan antara truk Fuso BA 8884 AQ dengan truk Colt Diesel BA 8929 BY. Truk Fuso tidak kuat menanjak sehingga lepas kendali dan mundur. Fuso langsung menambrak Colt Diesel di belakangannya.
Akibatnya, kedua kendaraan masuk ke dalam parit hingga rabah kudo dan nyaris merenggut nyawa sopir Colt Diesel, Eka Putra (25). Pemuda ini ditemukan terjepit di ruang kemudi. Petugas gabungan yang pada saat itu sedang mengevakuasi material longsor berupaya menolong korban.
Petugas membuka paksa pintu mobil dengan mempergunakan tali wibing dan dibantu penarikan dengan mobil petugas RBR. Sekitar 15 menit, Eka Putra yang mengalami luka ringan pada kakinya berhasil dievakuasi dan langsung dilarikan ke RSUP M. Djamil Padang.
Kasat Lantas Polresta Padang, Kompol Asril Prasetya, mengungkapkan hasil olah TKP diduga kecelakaan disebabkan truk Fuso hilang kendali sehingga melaju mundur dan menabrak Colt Diesel. ”Sopir truk terjepit namun berhasil diselamatkan,” kata Kompol Asril.
Pohon Tumbang
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BBPD Kota Padang Edi Hasymi, menjelaskan cuaca ektrem hujan yang disertai badai yang melanda Kota Padang selain longsor juga terjadi pohon tumbang yang menimpa rumah warga, baliho roboh, serta angin puting beliung yang merusak rumah warga.
”Untuk longsor terjadi pada pukul pukul 07.35 WIB yang terjadi di Panorama Dua, Kelok S dan sudah ditindaklanjuti TRC dan Dinas PU Sumbar. Saat ini lalu lintas sudah kembali normal dan aterial longsor sudah disingkirkan dari badan jalan,” katanya.
Ditambahkan, pada pukul 12.50 WIB pohon tumbang yang menimpa rumah warga terjadi di RT04/RW02, Kelurahan Batuang Taba, Kecamatan Lubeg. Hingga kini, pihaknya telah melakukan evakuasi terhadap pohon yang menimpa rumah warga.
”Sedangkan pada pukul 13.05 WIB satu baliho juga roboh di Jembatan Ujung Tanah (belakang kampus UPI Lubeg). Bahkan akibatnya, salah seorang bocah tertimpa baliho tersebut yang bernama Fajri (11 tahun) dan mengalami luka ringan,” tambahnya.
Edi Hasymi menambahkan, di RT 01 RW 01 Kelurahan Bungus Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung beberapa atap rumah juga mengalami rusak akibat diterjang angin puting beliung, pukul 13.30 WIB.
”Tim saat ini sudah kita kerahkan untuk membantu warga yang tertimpa musibah. Bahkan dua buah terpal juga kita berikan kepada warga untuk menutupi atap rumahnya yang rusak,” ulasnya.
Diprekirakan hujan dengan intensitas tinggi yang disertai badai akan melanda Kota Padang beberapa hari ke depan. Untuk itu, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat perlu ditingkatkan dan jika terjadi bencana carilah tempat yang aman.
”Kita imbau masyarakat untuk berhati-hati dan terus tingkatkan kewaspadaan, terutama yang berada di lokasi yang rawan longsor, banjir hingga pohon tumbang. Diharapkan bagi masyarakat agar menjauhi baliho dan pohon ketika berada di luar saat kondisi hujan,” pungkasnya.
Banjir Pasbar
Sementara itu, puluhan rumah di Kampung Baru Nagari Batahan, Ranah Batahan, Kabupaten Pasbar, direndam banjir setinggi setengah meter akibat meluapnya air sungai Batang Batahan.
Kalaksa BPBD Pasbar Try Wahluyo mengatakan, banjir di Jorong Kampung Baru, Nagari Batahan itu disebabkan hujan lebat yang melanda daerah itu sejak Senin (25/12). Akibat hujan yang tidak henti-hentinya itu, Senin malam banjir datang tiba-tiba dan merendam rumah warga dengan ketinggian air sekitar setengah meter dan air sampai menutup jalan nasional di tepi sungai itu.
”Mudah-mudahan banjir cepat surut dan warga beraktivitas kembali seperti biasa. Namun, warga tetap waspada karena cuaca ekstrem saat ini,” ujarnya.
Menurut dia, luapan air sungai Batang Batahan juga telah terjadi pada Oktober 2017. Puluhan rumah warga ambruk dan hanyut dibawa air. ”Banjir ini merupakan kejadian berulang dalam waktu yang dekat. Solusinya tentu normalisasi sungai yang kewenangannya berada pada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan Sumatera Utara,” katanya.
Ia menjelaskan, bahwa jalan nasional Ranah Batahan menuju Sumatera Utara terancam putus akibat gerusan dan hantaman air sungai Batang Batahan. ”Saat ini badan jalan sudah ada yang ambruk karena air sungai langsung menghantam badan jalan. Jika dibiarkan, jalan itu bisa putus,” katanya.
Menurut dia, untuk mencegah hantaman air hingga ke jalan, satu-satunya jalan adalah normalisasi atau pengalihan aliran sungai Batang Batahan. “Persoalannya adalah Pemkab Pasaman Barat idak memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi. Yang berwenang adalah Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan Sumut,” katanya.
Ia mengatakan, bahwa pihaknya sering berkoordinasi dengan BWS Sumatera II agar segera melakukan normalisasi sungai Batang Batahan. Bahkan, tim BWS Sumatera II telah turun ke lapangan melihat kondisi sungai. (rg/end)