PASAMAN, METRO–Komunitas lesbian gay biseksual transgender atau yang lebih dikenal dengan sebutan LGBT tidak hanya bermunculan di kota besar. Belakangan, media sosial facebook digegerkan adanya akun grup gay dari Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Grup yang bersifat tertutup ini sudah memiliki ratusan anggota.
Dari penelusuran POSMETRO, Rabu (20/12) ternyata bukan hanya satu grup gay yang diberi nama “Gay Lubuk Sikaping”. Ada tiga akun dengan nama yang sama, yakni “Gay Lubuk Sikaping”. Jumlah anggotanya pun beragam, ada yang berjumlah 104 anggota, 228 anggota dan 29 anggota.
Para anggota dari grup ini sebagian besar adalah laki-laki. Sedangkan, dari foto profilnya pun bermacam-macam, ada yang berwajah Indonesia dan mancanegara. Namun, karena grup ini bersifat tertutup maka cukup kesulitan untuk mengetahui apa saja aktivitas dalam grup ini. Untuk masuk, maka pengguna akun facebook harus bergabung terlebih dahulu ke dalam grup.
Kemunculan grup gay itu mengundang perhatian masyarakat di daerah Lubuk Sikaping. Salah satu pengguna media sosial facebook, Roni Faslah, warga Lubuk Sikaping, kepada POSMETRO mengaku, terkejut ketika melihat ada komunitas gay di Lubuk Sikaping Pasaman. Karena penasaran, Roni pun ikut “menjelajah” dengan mencari akun tersebut di facebook.
”Ternyata benar ceritanya. Tapi, siapa admin dan anggota grup gay itu saya kurang tahu. Apakah benar-benar orang asal Lubuk Sikaping atau orang luar dan mencomot nama kampung saya ini,” tukas Roni.
Menurut Roni, meski masih berupa grup facebook, persoalan ini sudah meresahkan dan menghawatirkan warga. Karena takutnya para anggota grup tersebut nanti leluasa dan mempengaruhi para generasi muda khususnya di Pasaman.
”Kalau bisa diusutlah, karena sudah tidak sesuai dengan ajaran Islam apalagi dengan visi-misi Pasaman,” tegas Roni.
Terpisah, Kapolres Pasaman AKBP Hasanuddin mengaku, jika ia sudah mendengar ada grup gay di facebook yang berjudul Gay Lubuk Sikaping (Pasaman), dan sudah memiliki anggota sebanyak 228 orang. Akan tetapi pihaknya belum mengetahui siapa admin dari grup tersebut.
”Sekarang kami sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait dan organisasi masyarakat untuk mengungkap isi grup itu,” katanya.
Terkait masalah hukum, polisi katanya, belum bisa bertindak banyak. Sebab penindakan baru bisa dilakukan jika ada pelanggaran yang terjadi akibat keberadaan grup itu.
”Jika memang ada tindakan pelecehan seksual, dan korban melaporkannya ke polisi tentu akan kami tindak. Namun sementara pencegahan perlu dilakukan sedini mungkin,” pungkas AKBP Hasanuddin.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasaman, Habibullah mengaku sangat terkejut mendengar persoalan tersebut. “Saya sangat terkejut mendengar kabar ini,” ungkap Habibullah.
Dengan hadirnya grup Gay Lubuk Sikaping (Pasaman) itu, jelas akan mengancam masyarakat, khususnya di Pasaman. “Namun tentu kita tetap memastikan dulu kebenaran grup tersebut dengan hati-hati, jangan sampai menuduh tanpa bukti yang jelas,” kata Habibullah.
Habibullah juga meminta aparat hukum dan pemerintah daerah segera mengambil tindakan, guna melakukan pencegahan agar tidak ada korban nantinya.
Jika memang benar adanya grup gay tersebut kata dia aparat hukum harus segera bertindak, karena ini sangat meresahkan masyarakat. Kemudian Pemkab Pasaman tentu harus segera mengambil sikap, ini jelas merusak visi misi daerah yakni Agamis.
Habibullah juga meminta semua lapisan masyarakat agar lebih mewaspadai setiap gerakan oknum LGBT yang bergerak agar tidak ada korban nantinya. “Atas nama MUI Kabupaten Pasaman akan terus memberantas segala macam yang namanya bentuk perilaku LBGT,” jelasnya.
Ia juga mengimbau kepada semua lapisan masyarakat untuk tetap mewaspadai merebaknya group LBGT itu. Kalau memang ada akun media sosial yang meresahkan segera laporkan kepada pihak yang berwajib, begitu juga kepada para orang tua agar terus menjaga dan mengawasi pergerakan anak-anaknya agar tidak terjerumus kepada pergaulan bebas. (cr6)