ADINEGORO, METRO–Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengaku prihatin dengan kebakaran yang menimpa Pasar Aur Kuning, Bukittinggi, Jumat (17/11) pagi. Menurutnya, musibah itu harus dijadikan sebagai evaluasi dan memulai langkah untuk lebih baik lagi ke depan. Ikhlas, dan cepat bangkit, menjadi kunci keberhasilan.
Andre menyebut, kebakaran pasar memang kerap terjadi akhir-akhir ini. Tidak hanya di Bukittinggi dan Sumbar umumnya, tapi hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Namun, banyak pelajaran yang dapat diambil sesudah musibah kebakaran itu. Karena, tak sedikit yang usai kebakaran, malah bangkit dan usahanya makin berkembang.
”Dalam sebulan terakhir ini, di Bukittinggi sudah dua kali pasar terbakar.
Sebelumnya Pasar Ateh, tadi Pasar Aur Kuning. Hal ini mungkin disebabkan banyak hal, mungkin saja korsleting listrik, atau juga kecelakaan kerja. Yang jelas, semua harus waspada, agar kebakaran tak lagi terjadi,” kata Andre Rosiade, kemarin.
Andre mengaku sepakat dengan tawaran yang pernah disampaikan oleh owner Sentral Pasar Raya (SPR) Plaza Padang Jimmy Tampi beberapa waktu lalu. Dia menawarkan para pedagang korban kebakaran di Pasar Ateh, untuk mengisi toko di SPR Plaza yang masih belum terisi. Dari sekitar 1000-an petak toko, yang terisi belum cukup separohnya
”Sementara menunggu pembangunan kembali Pasar Ateh dan Pasar Aur Kuning, tentu pedagang akan beraktivitas di tempat penampungan. Tidak ada salahnya mengambil toko di SPR. Siapa tahu, ada peruntungan di sana, dan buka cabang di Padang. Kita tidak tahu soal rezeki, Allah yang mengatur,” kata mantan pengurus BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pusat ini.
Khusus untuk Pasar Raya, Andre meminta, Pemko Padang kembali melakukan pengecekan terhadap instalasi listrik—terutama pada bangunan yang telah tua. Pasalnya, diduga banyak instalasi yang seumuran dengan bangunan, artinya sudah puluhan tahun. Seperti di Padang Theater, Iwapi, Blok A, Fase VII dan lainnya. Kalau instalasi tidak diperbaiki, tentu akan membahayakan.
”Kita tidak berpikir soal pasar yang dibakar atau terbakar. Namun yang jelas, banyak kebakaran pasar diakibatkan oleh korsleting listrik. Tak ada salanya jika itu yang diperbaiki. Pemko bisa mengajak para kontraktor kelistrikan untuk membenahinya. Insya Allah lebih aman,” sebut alumni SMAN 2 Padang ini.
Selain itu, Andre juga meminta kepada Pemko Padang melalui Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) agar lebih rajin melihat kondisi pasar dari segi alat-alat keamanan kebakaran. Kalau perlu ditingkatkan, agar saat terjadi kebakaran, api bisa dipadamkan dengan cepat.
”Tentu tidak ada yang ingin tempatnya berjualan terbakar. Karena itu kita harus waspada dan menjaga agar potensi kebakaran itu hilang. Caranya adalah dengan keseriusan Pemko Padang, dan juga pedagang. Tentunya disokong oleh pendanaan yang memadai,” katanya. (d)