BUKITTINGGI, METRO – Tidak seorang pun mengetahui bisikan setan apa yang masuk ke dalam pikiran Kartini (65), hingga tega mencangkul putri kandungnya, Laspitri (30) yang tengah tertidur. Peristiwa Subuh berdarah di rumah Kartini membuat buncah warga Koto Laweh, Jorong Duo Baleh Kampuang, Nagari Canduang, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Kamis (9/11) pukul 05.05 WIB.
Keheningan warga Koto Laweh, Kamis Subuh itu pecah ketika warga menyaksikan tubuh Laspitri tergeletak di lantai rumah bersimbah darah. Pakaiannya telah dipenuhi darah segar. Daun telinganya putus. Geraham korban patah dan mukanya penuh memar.
Sementara, di sudut ruangan, ibu Kartini nampak tenang. Sesekali dia mengucapkan kalimat; “Ang sudah mati. Ang sudah mati.” Warga yang sudah masuk memenuhi rumah korban hanya bisa menjerit dan menahan nafas, menyaksikan kepala korban Laspitri bergelimangan darah.
Aparat kepolisian yang tiba di lokasi kejadian, belum bisa mengamankan pelaku Kartini. Ia dibawa ke rumah kakaknya untuk istrirahat setelah meminum obat penenang.
Menurut para tetangga dan juga pihak keluarga, Kartini mengalami gangguan kejiwaan. Ia telah menjalani tiga kali perawatan di RS HB Saanin di Gaduik, Kota Padang. Pelaku juga rutin meminum obat.
Tetangga korban, Yulnaliza (48) dan Nazirman Rangkayo Baso (50), membenarkan jika Kartini mengalami gangguan jiwa, dan sudah tiga kali dirawat di rumah sakit jiwa di Kota Padang. Bahkan, saat ini masih rawat jalan dan mengonsumsi obat untuk menjaga kesehatannya.
”Kita menduga sebelum peristiwa itu terjadi, ada pertengkaran antara Kartini dan anaknya Laspitri. Kemungkinan ibu Kartini sudah bosan meminum obat dan dia marah,” ungkap Yulnalisa, di lokasi kejadian.
”Sehingga ketika putrinya pulas, ia memukul kepala anaknya sendiri dengan cangkul. Ketika kami para tetangga tiba, dia (Kartini) sempat berkata bahwa anaknya mati,” tambah Nazirman.
Setelah memukul kepala anaknya, ibu Kartini terdiam. ”Ia mungkin kaget melihat anaknya sudah tidak bergerak lagi dan bersimbah darah. Banyak darah berceceran di kasur tidur korban,” kata Nazirman.
Menurut para tetangga, mereka sempat mendengar bunyi aneh dan mencurigakan dari rumah pelaku. Sehingga mereka memutuskan mendatangi rumah Kartini.
Sementara itu, dokter Puskesmas Muhammad Gazali mengatakan, untuk memastikan luka yang dialami korban Laspitri, Tim Inafis Polres Bukittinggi yang mendampingi dokter puskesmas langsung melakukan cek fisik bagian luar terhadap tubuh korban.
”Bagian telinga putus sebelah kiri. Geraham patah dan muka memar. Akan tetapi, pihak keluarga tidak mau dilakukan visum lebih lanjut,” sebut M Gazali.
Dijelaskan M Gazali, di tubuh korban juga mengalami enam bekas luka, mulai dari luka sayat, memar, lebam, dan retak pada rahang bawah kiri.
Kapolsek Canduang AKP Hendra mengatakan, ketika tiba di lokasi, petugas menemukan korban tergeletak di kasur yang sudah bergelimangan darah. Sayangnya, keluarga korban tidak mau dilakukan visum, setelah membuat surat permohonan.
”Hingga saat ini tersangka Kartini masih diamankan, sambil berkoordinasi dengan pihak keluarga yang berada di Kota Pekanbaru, Riau. Apalagi tersangka mengalami sakit jiwa, proses hukumnya belum dapat diproses, masih sebatas dimintai keterangan,” ungkap AKP Hendra.
Sedangkan, salah satu pihak keluarga, Hendra Restu Adi membenarkan jika korban tidak perlu divisum, dan tidak akan ada tuntutan hukum di pengadilan. (cr8)