PADANG, METRO – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (AMPEK) yang menggelar aksi unjuk rasa di saat kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ke Kampus Universitas Andalas (Unand), dibubarkan secara paksa oleh pihak kepolisian yang melakukan pengamanan. Karena, demo dinilai tidak memiliki izin, Sabtu (4/11) sekitar pukul 10.00 WIB.
Hanya berselang 5 menit melakukan orasi, para mahasiswa langsung dibubarkan. Kericuhan antara mahasiswa dengan polisi pun tak terelakkan. Polisi langsung mengamankan 16 orang mahasiswa yang menolak untuk dibubarkan, dan kemudian membawanya ke Mapolresta Padang. Setelah beberapa jam disana, para mahasiswa yang sempat diamankan kembali dipulangkan.
Juru Bicara Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus Hemi mengatakan, pihaknya memang sengaja melakukan aksi di saat kedatangan wakil presiden untuk meresmikan Rumah Sakit Unand. Untuk menyampaikan aspirasi langsung kepada Wapres selaku pemegang tampuk pemerintahan sebagai pelaksana dan pengawas terhadap suatu kebijakan.
”Kami ada empat tuntutan, menolak Unand menjadi PTN-BH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum), menuntut transparansi (keterbukaan) penggunaan anggaran kampus, menuntut Unand memaksimalkan seleksi dan penyaluran beasiswa bidik misi dan PPA, menuntut pemerintah untuk tidak membungkam kebebasan berekpresi, jangan bungkam suara mahasiswa,” kata Hemi.
Informasi yang dihimpun, aksi damai itu dimulai sekitar pukul 09.45 WIB dengan longmarch dari pos satpam depan Gedung Pusat Kegiatan Mahsiswa (PKM) Unandhingga persimpangan Rumah Sakit universitas Andalas. Setelah itu, para peserta aksi melakukan orasi sekitar 5 menit. Pada saat itu, kepolisian mengingatkan massa aksi bahwa aksi hanya diizinkan 15 menit.
Namun, baru sekitar 5 menit aksi berjalan, polisi mulai memperketat kemanan. Setelah habis 15 menit peserta aksi ternyata tidak juga membubarkan diri. Petugas kepolisian berusaha melakukan upaya mediasi, tak diindahkan oleh mahasiswa dan mereka tetap bertahan di lokasi.
Petugas kemudian membubarkan secara paksa para mahasiswa, dan bahkan sempat terjadi kericuhan. Untuk menghindari keributan yang meluas, polisi langsung mengakankan satu per satu mahasiswa dan kemudian membawanya ke Mapolresta Padang, dan mahasiswa akhirnya membubarkan diri.
Kapolresta Padang, Kombes Pol Chairul Aziz mengatakan, para mahasiswa yang melakukan aksi demo di dalam kampus Universitas Andalas, di saat kedatangan Wakil Presiden tidak memiliki izin. Untuk itu, pihaknya terpaksa membubarkan masa agar tidak mengganggu kegiatan dari Wakil Presiden di kampus tersebut.
”Dalam SOP nya, setiap tamu VVIP seperti Wakil Presiden, itu tidak boleh ada aksi demo. Sejauh ini situasi masih tetap kondusif. Kita sempat mengamankan 16 orang mahasiswa yang melakukan aksi demo disana. Kita mengamankannya ke Polresta Padang untuk dilakukan pendataan dan pembinaan. Setelah itu kita pulangkan kembali mahasiswa yang sempat kita amankan tersebut,” kata Kombes Pol Chairul Aziz. (rg)
Komentar