LIMAPULUH KOTA, METRO – Truk Hino bermuatan triplek, Selasa (31/10) sekitar pukul 22.00 WIB, terperosok di tepi jembatan penghubung jalan lintas Payakumbuh-Lintau, Jorong Alang Laweh, Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota. Akibatnya, jalan lintas Payakumbuh-Lintau putus total untuk kendaraan roda empat selama 16 jam.
Jalan lintas itu tak bisa dilalui sejak Selasa pukul 22.00 WIB hingga Rabu (1/11) pukul 14.00 WIB. Terpuruknya ban bagian belakang truk di pinggir jembatan yang sedang rehab itu membuat kendaraan roda empat tidak bisa lewat.
”Saya mendapat informasi dari masyarakat, kemudian turun ke lokasi. Hingga pukul 14.00 siang, jalan lintas Payakumbuh-Lintau baru bisa dilalui mobil. Namun, baru bisa dilalui satu arah, karena kondisi jembatan itu sedang diperbaiki,” sebut anggota Komisi III DPRD Limapuluh Kota dari Fraksi Gerindra, Virmadona, Rabu (1/11) usai meninjau lokasi.
Truk dari arah Lintau hendak menuju Payakumbuh itu terpaksa harus ditarik dengan mobil. Kemudian sebelum ditarik, isi mobil harus dibongkar terlebih dahulu. Karena dalamnya bagian ban belakang yang terpuruk, sehingga harus digoyang bersama-sama untuk mengeluarkannya. Bahkan, saking beratnya medan, meleset sedikit saja bisa-bisa mobil masuk dalam jurang.
Disampaikannya, belum tuntasnya rehabilitasi ringan terhadap jembatan sepanjang 15 meter lebih kurang itu, mesti diwaspadai oleh pengguna jalan baik roda dua maupun empat. Mengingat, jembatan Alang Laweh itu termasuk rawan terjadi kecelakaan mengingat kondisi jembatannya sudah tua.
”Ada tiga jembatan penghubung sepanjang Lareh Sago Halaban yang dinilai sudah tidak layak untuk dilalui dan rawan ambruk. Pertama Jembatan di Alang Laweh tempat Fuso terpuruk.
Pertama jembatan Jorong Pakan Rabaan, Nagari Batu Payuang, di mana jembatan itu bekas terdampak Galodo. Kemudian Akabindu, saat ini pakai jembatan darurat,” sebut tokoh muda masyarakat Lareh Sago Halaban itu.
Dia meminta agar Pemprov Sumbar memprioritaskan perbaikan jalan lintas Lintau-Payakumbuh ini. Mengingat, saat ini pengguna jalan milik provinsi ini sudah sangat ramai. Sementara kondisi jalan kecil bahkan bila berselisih dengan mobil truk atau Fuso maka salah satunya harus menepi.
”Kita mendorong Pemprov Sumbar untuk memprioritaskan jalan lintas Lintau-Payakumbuh ini diperlebar. Kemudian peningkatan status jadi jalan Nasional, mengingat jalur ini sekarang sangat padat oleh lalu lalang kendaraan besar maupun sedang,” pintanya saat meninjau di lapangan bersama Kapolsek, Camat dan Wali Nagari Halaban.
Sempitnya badan jalan disamping laju kenderaan diperlambat juga rawan terjadinya kecelakaan lalulintas. Sebelum memakan korban cukup banyak, pinta Virmadona, Pemprov melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) sudah harus memperlebar jalan itu.
”Dengan badan jalan kecil tentu rawan terjadi kecelakaan. Ditambah kondisinya buruk, maka kita harapnya ini menjadi prioritas Pemprov Sumbar. Karena masyarakat diperlintasan Payakumbuh-Lintau setiap terjadi jalan rusak atau ambruk menyampaikan kepada kita agar diperbaiki,” harapnya. (us)