Residivis Bertato Tewas Ditusuk. Bersimbah Darah di Depan Masjid Muhammadiyah

PADANG, METRO – Residivis tewas bersimbah darah setelah ditusuk di bundaran air mancur Pasar Raya Padang, di depan Masjid Muhammadiyah Padang. Sejumlah luka tusukan ditemukan di tubuh pria bertato yang diduga mabuk sebelum ditusuk orang tak dikenal, Selasa (31/10) sekitar pukul 20.15.
Korban Chandra (33), warga Pasir Jambak, Kecamatan Kototangah akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan medis di RS Reksodiwiryo Ganting. Korban meninggal akibat pendarahan pada luka yang dideritanya. Chandra mengalami luka tusuk pada bagian paha kaki kiri.
“Korban dirawat sekitar tiga jam. Setelah meninggal di RST Reksodiwiryo, korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk visum dan autopsi. Namun, pihak keluarga korban yang datang ke rumah sakit, menolak untuk autopsi,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Daeng Rahman, Rabu (1/11).
Dari hasil penyelidikan, korban Chandra ditusuk menggunakan benda tajam. Sebelum meninggal dunia, korban sempat sadarkan diri di rumah sakit, namun meronta kesakitan.
”Ketika korban masih sadar, kita tidak bisa meminta keterangan dari korban untuk mengungkap penyebab pasti luka yang dialaminya. Tapi, dugaan sementara adanya tindakan penganiayaan yang dialami korban, tapi hal itu masih diselidiki,” ungkap Daeng.
Daeng menuturkan, pada saat ditemukan pada pakaian korban tidak ditemukan identitas korban, dan setelah dilakukan penyelidikan dengan memintai keterangan dari saksi-saksi, identitas korban akhirnya terungkap.
“Ketika ditemukan tercium bau minuman keras dari tubuh dan mulut korban. Diduga sebelum ditusuk, korban dalam kondisi mabuk. Saat ini kita masih terus mencari saksi-saksi untuk dimintai keterangannya. Korban ini merupakan residivis dan sehari-hari berprofesi sebagai nelayan,” ungkap Daeng.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar, Kompol Tasrif mengatakan pihaknya memang sempat menerima korban di rumah sakit ini, tapi pada saat itu korban sudah meninggal dunia, yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Reksodiwiryo. Tujuannya, untuk dilakukan visum dan autopsi terhadap jasad korban.
“Pihak keluarga kepada penyidik Satreskrim menolak untuk dilakukan autopsi. Makanya, tidak dilakukan autopsi terhadap korban dan sesuai pernyataan keluarga korban, kita kemudian menyerahkan jasad korban kepada pihak keluarga untuk dikebumikan,” pungkasnya.
Sementara, pengakuan saksi mata yang pertama kali menemukan korban, Rina (34), ia awalnya melihat ada sosok tubuh seperti tertidur di jalan, tepat di depan Masjid Muhammadiyah. Saat itu Rina hendak menaiki angkot untuk pulang ke rumah.
“Saya melihat lelaki itu sudah tergeletak, lalu saya memanggil warga lain dan setelah itu polisi juga datang. Saya melihat darah di bagian kaki kanan, bagian pahanya. Korban memakai celana pendek. Saya lihat korban tidak bisa bergerak lagi, ketika polisi membawanya ke rumah sakit,” ujar Rina. (rg)

Exit mobile version