PASAMAN, METRO – Kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Kabupaten Pasaman makin hari kian mengkhawatirkan. Usai kasus tiga anak SD dicabuli pegawai Tata Usaha di Lubuksikaping, kemarin kembali terkuak kasus yang sama. Seorang petani karet ditangkap karena mencabuli tiga murid SD.
Petani karet S (55) diringkus petugas Polsek Lubuksikaping, Selasa (3/10). Pelaku nyaris jadi sasaran amuk massa yang marah karena perilaku mesumnya terhadap anak-anak di kampung mereka di nagari Air Manggih, Kecamatan Lubuksikaping.
Kapolsek Lubuk Sikaping, Iptu Yoni Hendra mengungkapkan, ketiga korban, ES (10), AP (8) dan S (8) merupakan murid Sekolah Dasar (SD) di kawasan Lubuksikaping. Pelaku diamankan setelah petugas menerima laporan dari warga yang berencana menghakimi pelaku setelah pulang menggores karet di kebun.
”Karena sudah banyak yang jadi korban, warga pun jadi marah dan berniat menghakimi pelaku. Untuk itu, pelaku diamankan lebih dulu dan menjalani pemeriksaan di Mapolsek,” jelas Iptu Yoni.
Sampai kemarin, polisi masih memeriksa petani karet tersebut untuk mengungkap cara dan motifnya mencabuli anak-anak yang masih berusia di bawah 10 tahun. Selain itu, polisi masih menyelidiki apakah masih ada korban lain yang sudah dicabuli pelaku S.
”Kita juga masih menunggu laporan resmi dari tiga orang tua korban yang merasa anaknya dicabuli oleh terduga, tunggu saja nanti perkambangan kasus ini,” tukas Kapolsek. Untuk lebih membuktikan pelaku bersalah, ketiga korban akan menjalani visum.
Sementara itu, salah satu keluarga korban berinisial Z (43), mengungkapkan jika ia baru mengetahu bahwa keponakannya menjadi korban pelecehan seksual pelaku S. Ia mendapat kabar langsung dari kerabatnya yang menyebut jika ponakannya sudah dicabuli petani karet di kampung.
”Kami menyerahkan kasus ini kepada petugas kepolisian. Pelaku harus dihukum sehingga tak ada lagi anak-anak yang menjadi korban,” tegas Z.
Terpisah, Kabid Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Pasaman, Yulinda Yudi, mengaku belum mengetahui kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Nagari Air Manggih, Kecamatan Lubuk Sikaping.
”Ya benar, saya baru dapat informasi, itupun dari rekan-rekan wartawan,” kata saat dikonfirmasi, kemarin. Dikatakannya, banyaknya kasus pelecehan seksual anak di bawah umur di Pasaman, maka pihaknya berencana membentuk tim khusus untuk melakukan sosialisasi di setiap nagari.
Dari data dua bulan terakhir, dugaan kasus pencabulan anak di bawah umur sudah terjadi pada enam orang anak. Pertama terjadi di Kecamatan Tigo Nagari korbannya anak SMP. Kemudian di Kecamatan Bonjol korbannya dua pelajar, dan terakhir 3 murid SD dicabuli di Lubuk Sikaping. (cr6)