LIMAPULUH KOTA, METRO – Puluhan masyarakat Jorong Nenan, Nagari Maek, Kecamatan Bukitbarisan berdemo di gedung DPRD Limapuluh Kota, Senin (2/10). Sebelum itu, puluhan massa sudah datang ke komplek kantor bupati di Bukit Limau, Sarilamak, Senin dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB, dan bermalam di masjid.
Di gedung DPRD yang telah dikawal aparat Polres dan Sapol PP, massa dari Jorong Nenan itu berorasi menyampaikan keluhannya soal lemahnya perhatian anggota DPRD dan pemkab terhadap masyarakat dan Jorong Nenan.
Tak hanya itu, massa juga membawa poster berisi tulisan hujatan dan sindiran kepada wakil rakyat. “Tiok Baganti Anggota Dewan, Jalan Kami Batambah Parah. Buat Janji itu Mudah, Membuktikannya Susah. Kami Tidak Butuh Janji, Tapi Bukan Bukti. Kami Juga Butuh Pembangunan Jalan dan Jangan Anak Tirikan Kami”.
Ketua DPRD Limapuluh Kota Safarudin Dt. Bandaro Rajo dan Wakil Ketua Satri Andiko serta sejumlah anggota DPRD bersama Wakil Bupati Ferizal Ridwan, Wakapolres Kompol Eridal, meminta 18 orang perwakilan demonstran untuk berdialog di ruang sidang.
Dari dialog tersebut terungkap, pemicu aksi demontrasi tersebut berawal kedatangan anggota DPR-RI Jhon Kenedi Aziz ke Jorong Nenan, pada 12 September lalu, didampingi Ketua DPRD Safarudin Dt. Bandaro Rajo, yang sama-sama dari Partai Golkar.
”Dalam pertemuan dengan warga, Jhon Kenedi Aziz berjanji membangun jalan ke Jorong Nenan memanfaatkan dana aspirasi sebagai anggota dewan di DPR-RI. Untuk itu, Jhon Kenedi Aziz meminta masyarakat melalui Pemkab Limapuluh Kota membuat proposal dan mengirimkannya kepada Jhon Kendeni Aziz. Saat itu disebut-sebut dana pembangunan jalan berjumlah Rp7 miliar,” ujar Saleh, tokoh masyarakat Jorong Nenan.
Diungkapkan Saleh, setelah proposal dibuat dan sudah disikapi pula dengan pertemuan dengan Ketua DPRD Safarudin Dt. Bandaro Rajo serta dengan Wakil Bupati Ferizal Ridwan, ternyata Jhon Kenedi Aziz mengaku tidak menerima kiriman proposal yang dia minta.
”Dimana menyangkutnya proposal kami. Apakah DPRD dan Pemkab tidak mengirimkan proposal itu kepada Jhon Kenedi Aziz. Kami sudah bosan dengan janji-janji, padahal warga sudah lama mengeluh tidak adanya perhatian wakil rakyat dan pemkab kepada warga Nenan,” ujar Saleh.
Saleh juga mengaku, bahwa warga Jorong Nenan tidak mengusulkan pembangunan jalan melalui pokok pikiran (pokir) anggota dewan. Pasalnya, ada tim sukses Bupati mengatakan bahwa DPRD meminta jatah atau fee 20 persen.
”Justru adanya permintaan fee 20 persen yang itulah, kami tidak mengusulkan pembangunan jalan ke DPRD,” ungkap Saleh. Sementara tokoh lain menegaskan, jika pemkab tidak menyikapi aspirasi warga dan tidak meminjamkan alat berat hari ini juga untuk perbaikan jalan, maka warga Jorong Nenan bertekad akan bermalam di gedung DPRD sampai tuntutan mereka dipenuhi.
Menjawab aspirasi dan tuntutan warga Jorong Nenan, Wakil Bupati Ferizal Ridwan mengaku prihatin atas keluhan yang disampaikan warga. Namun demikian, Ferizal Ridwan, meminta waktu 7 hari untuk menyikapi aspirasi masyarakat tersebut, karena ada prosedur administrasi yang harus dipenuhi.
”Untuk proposal yang diminta Jhon Kenedi Aziz, secara administrasi pemerintahan sudah kami kirimkan ke Kementerian PU. Berkenan proposal untuk bapak Jhon Kenedi Azis, bisa kirimkan lagi,” pungkas Ferizal Ridwan.
Usai dialog dengan Ketua DPRD Safaruddin Dt. Bandaro Rajo dan Wakil Bupati Ferizal Ridwan, puluhan masa Jorong Nenan yang melakukan aksi demontrasi ke gedung wakil rakyat itu membubarkan diri dengan tertib dan damai.
Sementara itu, Anggota DPR-RI Jhon Kenedi Azis melalui Grup WA Luak Limo Puluah, menulis klarifikasi yang berisi. ”Ambo manyimak secara baik, dan ambo prihatin hari ko terjadi demo dari dunsanak kito Nenan… Mudah-mudahan permasalahan dunsanak kito dari Nenan dapek terselesaikan dengan baik…”
Dalam pesan WA itu, Jhon Kenedi mengaku, pada Agustus yang lalu bersama Ketua DPRD, Kabid Jasa Marga, Dinas PU mengunjungi Nenan. Itu adalah kunjungan kedua dari anggota DPR itu. Menurut dia, pada waktu ada pertemuan, memang ada masyarakat menyalurkan aspirasi, yaitu jalan dan penerangan.
”Nah dikarenakan pada waktu itu Kami hadir di Nenan cukup komplit, maka kami berjanji untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat Nenan, dengan cara aspirasi itu diteruskan dengan mengajukan proposal yang ditandatangani oleh pimpinan daerah setempat. Namun, sampai saat ini kami belum menerima proposal itu atau juga kami belum tahu dimana apa proposal itu telah dikirim ke Kementerian/ Lembaga terkait”.
Jhon Kenedi juga mengaku, sekitar seminggu lalu, ia pernah ditelepon Hanif dari Bina Marga. “Namun sampai sekarang saya belum bertemu dengan bapak Hanif. Saran saya kita tidak usah bersilang pendapat, tapi kita harus bersatu padu memperjuangkan aspirasi dunsanak kito dari Nenan.” (us)
Komentar