PADANG, METRO – Lapas Klas II A Muaro Padang nyaris bagaleboh ketika dua napi menolak dipindahkan, Selasa (26/9) malam. Bahkan, napi mengancam sipir penjara dengan pisau dan membuat suasana Lapas memanas.
Kejadian bentrok antara napi dan sipir berawal dari ketika dua napi yang dipindahkan, Nando Febriyan (kasus pembunuhan vonis 20 tahun), dan Syafri Anto (kasus narkoba vonis lima tahun).
Menurut keterangan kepolisian, ketika napi itu dipanggil petugas LP, tetapi saat dipanggil melawan petugas dan mengeluarkan pisau. Sehingga sempat terjadi keributan antara narapidana dengan sipir.
Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz mengatakan, situasi Lapas cepat dikendalikan, sehingga tidak terjadi bentrok antara napi dan sipir. Personel kepolisian juga dikerahkan di Lapas untuk mengantisipasi hal buruk.
”Bukan bentrok, tapi perkelahian antara napi dengan petugas. Dan, napi itu mengeluarkan pisau. Tapi sudah berhasil diredam dan keadaan kembali kondusif,” kata Chairul Aziz, kepada wartawan.
Chairul Aziz menjelaskan, pemindahan kedua napi itu atas kewenangan pihak Lapas karena situasi tidak memungkinkan. Kedua napi itu tersandung kasus pembunuhan dan narkoba dipindahkan ke Lembaga Permasyarakatan Sawahlunto.
”Sebelum dipindahkan, pihak Lapas sudah memanggil keluarga napi. Pemindahan itu merupakan wewenang Lapas, kepolisian hanya sebatas menjaga keamanan,” ungkap Kapolresta.
Namun, keterangan yang diberikan oleh pihak kepolisian berbanding terbalik dengan keterangan yang disampaikan Kalapas LP Muaro Klas II A Padang Sri Yuwono. Ia membantah terjadi insiden bentrok napi dengan sipir.
Menurut Sri, kedatangan polisi ke Lapas hanya untuk pengamanan biasa, karena beberapa menteri dan pejabat negara datang ke Padang.
”Tidak ada bentrok napi dan petugas. Itu tidak benar informasinya. Situasi di dalam Lapas kondusif. Soal polisi banyak datang ke sini hanya mengamankan lapas karena pimpinan saya, Menteri Hukum dan HAM datang ke Padang,” kata Sri Yuwono.
Ia menyampaikan, saat pejabat negara dan sejumlah menteri datang ke Padang, Lapas harus kondusif. Karena itulah, diminta polisi datang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
”Memang protapnya kalau pejabat negara dan menteri datang ke Padang harus didatangkan aparat kepolisian ke Lapas. Hal seperti ini sudah biasa. Jadi tidak ada permasalahan di dalam Lapas, sampai saat ini masih tetap kondusif,” tukas Sri Yuwono. (rg)