PADANG, METRO – Pedagang ayam goreng asal Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar mandi rumah kontrakan bosnya, di Banuaran Nagari XX, Keluharan Banuaran, Kecamatan Lubukbegalung, Selasa, (5/9). Tubuh korban, Randa (25), tergeletak dengan posisi terlentang dengan kondisi leher nyaris putus.
Diduga korban digorok menggunakan senjata tajam berupa pisau. Namun, sayangnya pisau yang ditemukan tersebut telah dibersihkan penghuni rumah karena takut melihat banyak darah.
Bahkan, setelah ditemukan, korban yang ditemukan sudah tidak bernyawa itu dibawa tiga rekannya sesama penjual ayam goreng, Iwan, Edo, dan Indra ke Rumah Sakit Reksodiwiryo Ganting menggunakan becak motor. Sesampai di rumah sakit, dokter menyatakan korban Randa sudah meninggal dunia. Untuk penyelidikan, korban pun dirujuk ke RS Bhayangkara Polda Sumbar
Petugas Polsek Lubukbegalung bersama Tim Identifikasi Polresta Padang yang mengetahui kasus kematian korban, langsung mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar. Sampai saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban.
Dua rekan korban yang mengantarnya, Indra dan Iwan, saat dijumpai di rumah sakit mengatakan, tidak menduga Randa tewas mengenaskan. Kepada wartawan, Iwan (23) menceritakan, sekitar pukul 06.00 WIB, ia sempat melihat korban berputar-putar di kamar mandi dan mengira akan buang air. Iwan tidak menaruh curiga sedikitpun.
“Tapi, ketika saya akan tidur, saya mendengar kakak saya bernama Lisa berteriak, menyebut jika Randa berdarah-darah di dalam kamar mandi. Saya di rumah kontrakan itu tinggal bersama dengan korban, Indra, Edo, kakak saya dan suaminya. Kami sehari-hari berjualan ayam goreng,” kata Iwan.
Iwan menambahkan, setelah mendengar teriakan itu, ia juga terkejut dan kemudian berlari ke luar kamar, menuju kamar mandi. Sesampai di kamar mandi, Iwan melihat tubuh randa sudah besimbah darah, dalam keadaan terlentang.
“Kakak saya berteriak, bang, bang, si Randa berdarah-darah. Ketika saya lihat ia masih kejang-kejang, tetapi saya tidak melihat pisau di dalam kamar mandi. Karena masih bernyawa saya bersama dengan rekan-rekan membawa dia ke rumah sakit. Bahkan saat itu saya tidak pakai baju membawa becak itu,” kata Iwan.
Rekan korban lain, Indra, menambahkan, sebelum ditemukan meninggal, korban sempat menyebutkan bahwa ia mengalami sakit kepala. Namun, setelah itu korban langsung tidur. Saat korban ditemukan oleh Lisa, ia juga sedang tidur dan terbangun setelah mendengar teriakan Lisa.
“Korban Randa hanya bilang sakit kepala dan langsung tidur. Saya juga dikejutkan oleh teriakan Lisa dan langsung terbangun. Saya juga melihat korban mengeluarkan banyak darah. Di dalam kamar mandi darahnya berceceran. Saya melihat lehernya seperti digorok hampir putus,” kata Indra.
Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz melalui Kapolsek Lubukbegalung Kompol Indra Junaidi, mengatakan peristiwa itu diketahui ketika bos korban bernama Syafrianto dan pemilik rumah kontrakan Nof melaporkan ke Polsek. Saat melapor, keduanya menyatakan korban menggorok lehernya sendiri.
“Setelah menerima laporan itu, anggota langsung ke lokasi kejadian. Tetapi, setiba di sana ternyata korban sudah tidak ada lagi karena dibawa ke Rumah Sakit Reksodiwiryo. Korban pertama kali ditemukan oleh Lisa, isteri dari Syafrianto, bersimbah darah di kamar mandi. Ada pisau berdarah,” kata Kompol Indra Junaidi.
Kapolsek menjelaskan, korban berkerja dengan Syafrianto sebagai penjual fried chicken dan tinggal bersama bosnya. “Sekarang, pisau itu sudah diamankan. Tapi sayangnya pisau juga sudah dicuci oleh Lisa. Alasannya karena takut melihat banyak darah. Kita sangat menyayangkan sekali karena barang bukti dibersihkan oleh penghuni rumah dan juga TKP juga sudah tidak seperti korban ditemukan pertama kali,” ungkap Kompol Indra Junaidi.
Sementara itu, hasil pemeriksaan saksi-saksi, warga sekitar tidak mengetahui sama sekali kejadian itu. Warga setempat hanya mengetahui setelah korban dibawa keluar dari dalam rumah itu.
”Jika dilihat dari sayatan di leher, tidak mungkin dilakukan oleh korban, melainkan oleh orang lain. Namun, untuk mengungkap kepastian itu tentu harus melalui penyelidikan. Penyebab kematian belum dapat kita simpulkan. Apakah karena bunuh diri atau dibunuh masih kita selidiki. Kita juga sudah menginterograsi sekitar enam orang yang ada di dalam rumah itu,” pungkasnya. (rg)