SIJUNJUNG, METRO – Putus sekolah membuat Fandi (19), putus asa. Sejak tak bersekolah 1,5 tahun lalu, pemuda asal Nagari Limo Koto, Kecamatan Koto VII, Kabupaten Sijunjung ini sering memperlihatkan perilaku aneh. Puncaknya, Jumat (25/8) pagi, ia nekat terjun dari jembatan sungai Batang Ombilin.
Dua hari sebelum aksi nekatnya itu, Fandi sering marah-marah di rumah. Ia memarahi sang adik dan orangtuanya. Selain tu, Fandi juga tidak mau makan.
Namun, tidak satupun yang menyangka jika itu adalah puncak rasa frustasi dari Fandi. Sekitar pukul 07.30 WIB, warga melihat Fandi terjun dari jembatan. Secepat kilat, sehingga warga tidak bisa menghentikan aksi nekat Fandi.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Polsek Koto VII yang menerima laporan warga, langsung membantu pencarian korban yang sudah hanyut di aliran sungai Batang Ombilin.
”Korban tidak sempat dilarang untuk terjun. Keterangan saksi mata yang melihat korban terjun dari atas jembatan, pemuda malang ini bertindak sangat cepat. Sehingga sulit dicegah,” ungkap Kalaksa BPBD Kabupaten Sijunjung, Hardiwan.
Tim rescue BPBD bersama warga setempat melakukan pencarian terhadap korban dengan menggunakan perahu karet. Pencarian dilakukan dengan menyisiri aliran sungai Batang Ombilin. Sekitar pukul 11.00 wib siang, korban ditemukan. Sayang, dia sudah tidak bernyawa lagi karena terlalu lama dalam air.
”Jasad korban berhasil kita evakuasi dari sungai Batang Ombilin. Jumat siang jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikuburkan,” ulas Hardiwan.
Sementara untuk mengungkap penyebab korban nekat bunuh diri dengan terjun ke sungai masih diselidiki aparat kepolisian. Keterangan sementara dari pihak keluarga, sejak putus sekolah Fandi mengalami gangguan mental. (e)