4 Jorong Dihondoh Banjir Bandang. Jembatan Putus, 25 Rumah dan 1 SD Terendam

LIMAPULUH KOTA, METRO – Banjir bandang menghantam empat jorong di dua nagari, Balai Panjang dan Batu Payuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (24/8) sekitar pukul 01.00 wib dinihari. Sebanyak 25 rumah warga terendam banjir bercampur lumpur dan material pasir, kayu.

Selain itu, banjir juga merendam dan merusak SDN 03 Balai Panjang, sehingga aktivitas belajar mengajar lumpuh. Kemudian, 1 jembatan penghubung jalan lingkungan masyarakat di Jorong Lurah Bukik, Nagari Balai Panjang, putus. Jembatan beton sepanjang lebih kurang 20 meter itu roboh dihantam kayu gelondongan yang dibawa air bah.

Musibah banjir bandang yang mengejutkan itu juga menghanyutkan 1 dapur milik warga serta kandang sapi milik terseret air bah yang mulai naik dari Batang Langkisi Kamis dinihari itu.

Kemudian, lahan pertanian sawah, kebun cabai, kolom ikan dan perkebunan sekitar 25 hektare ikut terkena dampak air bah atau banjir bandang. Air setinggi mata kaki orang dewasa yang masuk ke rumah warga tidak bertahan lama, sekitar pukul 05.00 wib subuh air mulai surut.

Hanya saja meninggalkan material seperti lumpur bercampur pasir serta kayu-kayu hutan yang dihanyutkan air bah. Setelah air mulai surut, warga terdampak banjir bandang mulai membersihkan material sisa banjir bandang.

Hanya saja, warga terkendala akibat sumber air bersih dari Pamsimas ikut putus dihondoh air bah. Dibantu BPBD Limapuluh Kota dan Damkar masyarakat membersihkan rumah dan fasilitas umum seperti SD Negeri 03 Balai Panjang. Kini masyarakat masih kewalahan dengan kekurangan air bersih.

”Kini air bersih warga terganggu. Dua Pamsimas putus di Jorong Subarang Air, akibatnya mengganggu beberapa daerah seperti Jorong Lurah Bukik, Tareh, Kampuang Kodok, Kubang Rasau. Dan Subarang air, Nagari Batu Payuang ikut terganggu karena sumber airnya dari Bukik Cermin,” sebut Uci, warga di Jorong Lurah Bukik, Nagari Balai Panjang.

Untuk melakukan perbaikan sungai Langkisi, rencananya akan diturunkan alat berat. Apalagi aliran sungai Langkisi pascabanjir bandang dipenuhi bongkahan kayu yang terbawa arus dari hulu sungai Langkisi, yaitu Bukik Cermin. Hingga Kamis siang, pemerintah daerah sudah memberikan bantuan makanan siap saji kepada warga terdampak banjir termasuk selimut.

Kerugian Capai Rp1,5 M

Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan ketika di lokasi banjir, menyebut bencana galodo atau air bah yang disebabkan curah hujan tinggi sepanjang Rabu. “Innalillahi wainailahi rojiun. Kamis malam, daerah kita dilanda bencana galodo di Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, yang disebabkan curah hujan cukup tinggi sepanjang siang sampai malam. Sungai Batang Langkisi di Lurah Bukit, Balai Panjang, meluap,” sebut Ferizal Ridwan.

Dia menyebut BPBD dan instansi terkait masih melakukan pendataan terhadap dampak banjir bandang. Namun begitu secara kasat mata dapat diperkirakan kerugian mencapai Rp1,5 miliar.

Wabup juga akan mengkaji apakah benar terjadi penolakan liar di bagian hulu Bukik Cermin, sehingga menjadi pemicu terjadinya banjir bandang. Namun, dia memastikan banjir bandang terjadi akibat hujan deras sepanjang Rabu-Kamis dinihari.

Akibatnya, lebar sungai Langkisi tidak bisa menampung tingginya debit air dari hulu hingga meluap hingga ke pemukiman masyarakat. “Kita belum bisa pastikan akibat pembalakan liar, yang jelas karena hujan deras sejak Rabu hingga Kamis dinihari,” sebut Ferizal.

Bermain Lumpur di Tengah Bencana

Kamis (24/8) pagi, awan hitam masih terlihat membawa hujan di atas SDN 3 Balai Panjang. Bak kato pituah urang Minang, “gabak dihulu tando ka hujan, cawang dilangik tando kapaneh,” seolah mengisyaratkan hujan akan segera turun.

Ratusan siswa dan siswi, kemarin terpaksa tak sekolah. Sekolah mereka sudah ditutupi lumpur. Ruangan belajar juga dipenuhi lumpur. Sebagian buku dan mobiler dalam kelas dan ruang majelis guru sudah basah dan berlumpur.

Sofa dan kursi yang biasa mereka duduki, pagi itu penuh dengan lumpur. Melihat kondisi itu, tampak dari raut wajah mereka keceriaan di tengah bencana, seakan dapat bermain lumpur. Perlahan-lahan pakaian seragam sekolah dan olahraga mereka penuh dengan lumpur. Satu sama lain berlarian dan saling kejar di tengah lumpur untuk membersihkan ruang belajar mereka.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Ramadinol menyebut, BPBD fokus melakukan evaluasi terhadap material pasca banjir bandang yang terdiri dari lumpur bercampur pasir dan potongan kayu.

”Kita bersihkan rumah-rumah warga dari material banjir bandang, terutama fasilitas umum seperti SDN 03 Balai Panjang. Kemudian mendistribusikan air bersih untuk membersihkan tumpukan material banjir bandang di rumah warga karena pipa sumber air bersih masyarakat ikut hanyut,” sebut Ramadinol. (us)

Exit mobile version