Keluarga Kopilot Sriwijaya Air di Pessel Harapkan Keajaiban

PAMAN KORBAN— Andi Marta (50), paman dari Fadly Satriano, kru Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu saat dikunjungi wartawan POSMETRO,

PESSEL, METRO
Keluarga kru Sriwijaya Air SJ 182 yang bertugas ekstra kopilot, Fadly Satrianto, di Koto Tuo, Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat masih mengharapkan adanya keajaiban setelah pesawat dengan nomor penerbangan SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Andi Marta (50), paman dari Fadly Satriano ketika ditemui POSMETRO di kediamannya, Minggu (10/1) mengaku sangat kaget dan seakan tak percaya ketika mendapatkan informasi keponakannya itu menjadi salah satu korban dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Bahkan, ia juga tak memiliki firasat apapun.

“Saya awalnya tidak percaya sama sekali kalau ponakan saya ini ikut menjadi korban. Saya langsung menghubungi orang tua Fadly, Sumarzen Marzuki. Saya cukup dekat dengan orang tuanya, saat ini beliu adalah ketua Gebu Minang di Jawa Timur,”  kata Andi Marrta sambil meneteskan air mata.

Andi Marta menuturkan, orang tua perempuan (ibu) dari Fadly saat ini juga sangat shyok, sementara orang tua laki – laki Sumarzen Marzuky masih cukup kuat.”Tadi malam (kemarin red), saya masih berkomunikasi dengan beliau dan saya sampaikan agar tetap sabar dan tabah,” ungkap Andi Marta.

Sambil berkumpul dengan keluarga di rumah, Andi Marta terus memantau perkembangan pencarian pesawat Sriwijaya Air melalui televisi, sambil berharap keajaiban Fadly bisa ditemukan dengan selamat, namun jika tidak selamat jasat Fadly bisa ditemukan dengan keadaan utuh.

“Sejak SD, SMP, SMA hingga kuliah, Fadly memang punya segudang prestasi. Fadly menempuh pendidikan di sekolah penerbangan Nam Bangka Balitung. Selain itu, Fadly cukup dekat dengan keluarga, saudara, tetangga dan teman – teman sepermainya.

Setiap kali berangkat bertugas selalu berpamitan dengan orang tuanya,” ujar Andi Marta bercerita perjalanan hidup Fadly.

Dikatakan Andi Marta, ponakannya itu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, sudah sejak kecil tinggal di surabaya bersama orang tuaya. Seharusnya, dalam waktu dekat ini Fadly akan melaksanakan pesta pernikahan dengan perempuan dambaan hatinya, namun karena kondisi Covid -19 pesta pernikahan diundur.

“Secara pribadi serta keluarga besar Datuk Bandaro Kayo mohon doa dari seluruh masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan agar pencarian pesawat Sriwijaya Air serta para korban segera ditemukan. Saya sangat kehilangan sekali atas musibah ini,” kata Andi Marta.

Sementara itu, Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni, menyampaikan ucapan belasungkawa atas tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di perairan Kepulauan Seribu. Hal tersebut disampaikannya sehubungan adanya salah seorang  kru Sriwijaya Air yang bertugas sebagai ekstra kopilot Fadly Satrianto berasal dari Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan. (rio)

Exit mobile version