SOLSEL, METRO – Sungguh tragis nasib yang menimpa siswa SMA di Solok Selatan (Solsel). MI, remaja berusia 15 tahun ini ditemukan tewas tergantung di ruang tamu rumah, Senin (17/7) sekitar pukul 08.15 WIB, di Jorong Mudiak Lolo Timur, Nagari Sako Pasia Talang, Kecamatan Sungai Pagu. Kepergiaan mendadak pelajar ini terjadi, sesaat sebelum ia disuruh ibunya untuk berangkat ke sekolah.
Tubuh siswa SMA ini pertama kali ditemukan oleh ibunya, E. Wanita parohbaya ini shock, ketika melihat tubuh putranya terduduk lemas dengan tali masih melekat di leher dan di paku di loteng rumah.
Melihat anak kesayangannya tidak bergerak, ibu rumah tangga ini langsung berteriak histeris. Wanita ini sama sekali tidak menduga, jika putranya memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup. Padahal, sebelum ditemukan tewas tergantung, E masih bertemu dengan putranya untuk menyuruh dia pergi ke sekolah.
“Ibu korban cukup kaget dan histeris melihat anaknya bunuh diri. Sebelum ditemukan tewas, ibu korban berteriak memanggil korban untuk disuruh pergi ke sekolah. Ibu korban saat itu berada di teras,” ungkap Kapolsek Sungai Pagu Iptu Agustinus Pigay Sik didampingi Aipda Deni Eka Savitra (Kanit Reskrim), Senin pagi.
Teriakan dari IRT ini membuat warga sekitar juga kaget. Ayah korban, lanjut Iptu Agustinus, berinisial WD (46), yang juga mendengar teriakan istrinya masuk ke ruang tamu. WD akhirnya membuka tali yang mengikat di leher anaknya. Siswa ini langsung dilarikan ke Puskesmas Muaro Labuah.
Saat di puskesmas, sekitar pukul 08.45 Wib, dokter jaga di Puskesmas menyatakan korban sudah tak bernyawa. Dari keterangan ibu korban, Senin pagi ia sudah berkali-kali untuk mengingatkan putranya untuk masuk ke sekolah. Pasalnya, sejak tahun ajaran baru dimulai, putranya itu belum pernah datang ke sekolah. Padahal, semua peralatan sekolah sudah dilengkapi oleh orangtua.
“Dari laporan yang diterima petugas di lokasi kejadian, korban yang tercatat di salah satu SMA Negeri di Solsel ini belum pernah masuk sekolah,” ungkapnya.
Olah TKP yang dilakukan aparat kepolisian, diduga korban gantung diri dengan seutas tali plastik yang diikatkan ke leher. Tali digantungkan ke loteng. Saat kejadian tali terputus, sehingga korban terduduk di lantai.
“Saat ini petugas kami, sedang melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi untuk mendalami apa penyebab dia gantung diri,” tegas Iptu Agustinus.
Sementara itu, keterangan keluarga korban, Ayu menceritakan, bahwa korban sudah terlambat untuk berangkat sekolah pagi itu. Kemudian, korban disuruh untuk segera pergi ke sekolah.
Akan tetapi, ketika korban disuruh ibunya ke sekolah, dia sedang asyik main handphone. Melihat anaknya masih main HP, sang ibu langsung menyita HP tersebut dari tangan korban dan menyuruh segera pergi ke sekolah.
“Usai mengambil HP di depan rumah, korban lalu masuk ke dalam, dan tak kunjung keluar dari rumah untuk berangkat sekolah. Melihat hal tersebut ibu korban langsung masuk dan menemukan korban sudah terikat tali di leher dan terduduk terkulai,” ungkap Ayu.
Menurut Ayu, korban bukan seorang anak nakal dan malah dia pendiam. Kabar yang didapat pihak keluarga, korban sering di-bully oleh teman-teman di sekolah. “Korban adalah anak kedua dari empat bersaudara. Info pastinya belum jelas, ibu korban belum bisa ditanya karena shock akibat anaknya meninggal dunia,” tukasnya. (afr)