BUKITTINGGI, METRO – Dari pada menanggung malu di tengah masyarakat, Irda (56), warga Gang Perapit, Jalan Panorama, Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, nekat mengakhiri hidup dengan jalan pintas. Ia ditemukan tergantung di kamar mandi.
Ibu rumah tangga ini stres karena mengetahui putrinya terlibat dalam kasus pembunuhan dan perampokan beberapa waktu lalu di RT 02/RW 03 Kelurahan Pintu Kabun, Bukittingi. Sang putri sendiri sudah ditangkap dan kini ditahan polisi.
Korban pertama kali ditemukan Kamis (13/7) sekitar pukul 03.00 WIB. Tubuh Irda pertama kali dilihat menantunya saat mau buang air kecil ke kamar mandi. Sang menantu terkejut melihat mertuanya tergantung dengan leher terbelit sehelai kain gorden. Menantunya pun memanggil warga untuk menurunkan jasad Irda.
Keteragan pihak keluarga, Rabu (12/7) malam, Irda nampak gelisah, dia bolak-balik keluar masuk dari kamar tidur ke kamar mandi. Ternyata, Kamis pagi Irda ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi.
Pihak kepolisian pun datang untuk melakukan evakuasi. Anggota Polsek Kota Bukittinggi usai melakukan identifikasi langsung membawa jenazah Irda ke RSAM Bukittinggi untuk visum. Dari hasil autopsi tidak ada bekas kekerasan di tubuh Irda, hanya luka lebam dan memar di lehernya. Polisi memastikan Irda meninggal karena bunuh diri.
Ketua RT Gang Perapit, Jalan Panorama Taufik mengatakan, dia mengetahui peristiwa bunuh diri karena diberitahu menantu korban yang datang ke rumah. ”Saya langsung datang ke lokasi, ternyata benar Irda tergantung di kamar mandi dengan kaki tersentuh lantai,” terangnya.
Menurut dia, jenazah Irda diturunkan bersama dengan angota Polsek Kota karena warga tidak berani menurunkannya sebelum ada polisi. Dia juga menduga korban bunuh diri karena depresi atas perbuatan anaknya yang terlibat dalam kasus pembunuhan dan perampokan.
Sementara itu, keterangan yang didapat POSMETRO dari sejumlah keluarga korban, sebelum mengahiri hidupnya, Irda sering ribut dengan putrinya. Dia meminta putrinya Roza (32), untuk segera menyerahkan diri ke polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun, Roza bersikeras tidak mau, dan meminta kepada ibunya untuk tidak memberitahukan kepada siapa pun.
Sebelum ditangkap, Roza sempat melarikan diri ke daerah Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Kabupaten Pasaman Barat. Sebelum kabur, dia pamitan kepada ibunya dan mengakui perbuatannya. Sebelum pergi, Roza meminta kepada ibunya untuk tidak melapor ke polisi.
Menjelang Lebaran Idul Fitri, Roza kembali ke rumah. Korban Irda pun sering meminta agar Roza menyerahkan diri dan menjalani hukuman untuk menebus dosa dan kesalahan. Namun, Roza tetap bersikeras tidak mau.
Puncaknya, Sabtu (8/7) lalu, karena sudah tak tahan, Irda melaporkan putrinya ke polisi. Kepada petugas, ia mengaku bahwa putrinya bersama 2 temannya telah melakukan pembunuhan di Pintu Kabun, Kota Bukittinggi.
Hari itu juga setelah shalat magrib, polisi datang menjemput Roza dan suaminya. Setelah dilakukan pemeriksaan, suami Roza dilepas karena tidak terbukti bersalah. Sementara Roza langsung ditahan polisi.
Tiga Pelaku Diringkus
Terpisah, Kapolres Bukittingi AKBP Arly Jembar Humhana, Kamis (13/7) membenarkan, bahwa beberapa pelaku yang terlibat kasus perampokan dan pembunuhan ditangkap. Pelaku bernama Roza Sumanti, ditangkap sesuai laporan polisi Nomor 111/IV/K/2017, SPKT Bukittingi 20 April 2017.
”Pelaku ditangkap di Pintu Kabun, sekarang ditahan di sel tahanan,” ungkapnya. Dia juga mengatakan, berdasarkan penyelidikan diketahui pelaku Roza merupakan orang yang memberikan gambar lokasi perampokan. Setelah kejadian pelaku kabur ke Muara Kiawai, Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman Barat.
Selanjutnya, Tim Opsnal melakukan interogasi dan pengembangan. Kepada polisi, Roza menyebut dia ikut merencanakan dan memberikan lokasi sasaran. Katanya, pelaku utama yang menikam korban bernama Rian, warga Bengkulu.
Dijelaskan, Minggu (9/7), anggota kepolisian melakukan pengejaran terhadap pelaku utama Rian. Tim Opsnal mendapat informasi bahwa Rian berdomisili di Muara Bungo bersama anak istrinya.
Koordinasi pun dilakukan dengan Polres Muara Bungo dan polisi setempat ikut membantu melakukan penyelidikan. Rabu (12/7) sekitar pukul 07.00 WIB, Ryan yang diketahui bernama asli Isri Yanto (36), warga Desa Sungai Bengkuang Rimbo Tengah, Muara Bungo, Kabupaten Jambi, ditangkap.
Setelah dilakukan pengembangan, ada satu tersangka lain terlibat, yakni Muhammad Arif Hidayat, warga Pariaman. Arif berperan sebagai sopir mobil dalam kasus perampokan.
”Pelaku Arif ditangkap Kamis (13/7), sekitar pukul 07.30 WIB wib di Perumnas Kampung Baru, Gang Garuda, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman,” jelas Kapolres. Sampai Kamis (13/7), ketiga pelaku masih ditahan di Mapolres Bukittinggi.
Dirampok dan Dibunuh
Seperti berita POSMETRO, berusaha melawan perampok yang merampas kalung emas milik ibunya, Fadli (26), malah tewas dibunuh pelaku yang memasuki rumahnya, Kamis (20/4) sekitar pukul 18.30 WIB, di Jalan Kinantan No 18 A Kelurahan Puhun Pintu, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi. Pegawai honorer di Kabupaten Kepulauan Mentawai ini, ditikam dengan sebilah pisau yang membuatnya meregang nyawa.
Setelah menikam korban pada bagian leher, pelaku dengan ciri-ciri berjenis kelamin pria, berumur sekitar 30 tahun, alis mata tebal, warna kulit putih, rambut lurus sedang, hidung mancung dengan tinggi 165 centimeter itu langsung melarikan diri.
Sementara, korban Fadli sempat dilarikan ke RSAM Bukittinggi untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun, akibat luka parah yang dideritanya korban akhirnya meninggal dunia. (hsb/p/cr8)