RAWANG, METRO – Pascabanjir yang melanda Kelurahan Rawang, Kecamatan Padang Selatan pada Selasa-Rabu (29-30/5) akibat hujan deras, saat ini masyarakat sibuk membersihkan barang-barang yang terkena genangan air tersebut. Mulai dari kasur, lemari, meja, kursi dan seluruh peralatan yang ada ikut dibereskan. Agar barang-barang dapat kembali digunakan.
Med (50), warga Rawang mengatakan air mulai surut tepat pada pukul 20.00 WIB pada Rabu. Dia bersama istri langsung memulai membereskan peralatan rumahnya satu per satu dengan penuh keringat dan tanpa lelah. Dengan tujuan dapat digunakan kembali dalam keseharian.
Perabotan yang tidak layak digunakan dipisahkan olehnya ke tempat yang lain seperti tempat tidur dan lemari baju. Sedangkan sisanya seperti peralatan dapur, kebutuhan lainnya seperti baju, celana dan lain sebagainya dicuci kembali dan dijemur hingga kering.
Untuk kebutuhan tidur, dia bersama anak dan istri tetap menggunakan peralatan seadanya seperti terpal dan tikar yang lembab. Sedangkan kebutuhan makan dan minum hanya ia penuhi saja dan tidak ada bantuan dari pihak lainnya.
Lurah Rawang Maspeq menyampaikan jumlah RW yang terkena dampak banjir ada 6 RW. Bagi para korban banjir tersebut bantuan sembako telah diberikan oleh pihak terkait berupa mie instan dan lain sebagainya.
Ia berharap kepada warga untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terkait perubahan cuaca ekstrem ini. ”Demi keselamatan masyarakat serta kerugian dapat diminimalisir terjadi,” papar Lurah.
Seperti yang diketahui, hujan deras yang mengguyur Padang dan sekitarnya sejak Selasa (31/5) dini hari hingga Rabu siang, setidaknya telah menyebabkan genangan air di beberapa titik. Dari data sementara Pusdalop BPBD Kota Padang, genangan air mulai dari ketinggian 30 sentimeter hingga 150 sentimeter dengan terjadi di 18 titik yang tersebar di sembilan kecamatan di Kota Padang.
Secara umum banjir dapat dilihat di Komplek Jondul Rawang, belakang Koramil Mata Air, Alai, Tabing Banda Gadang, Terandam, SJS Plaza, jalan Rasuna Said, jalan Perintis Kemerdekaan, jalan Bandar Gereja, Kali Kecil dan Pulau Karam, jalan Nipah, Komplek Jala Utama, Parak Laweh,Ampang KArang Gantiang, jalan Bandar Purus, Khatib SUlaiman, Pagambiran, Belakang Transito, Bungus Timur, Batung Taba, Batang Arau, Seberang Palinggam.
Tak hanya banjir, di Kota Padang juga terjadi musibah longsor di Gates, jalan Raya Padang Solok dan Ampalu Lubuk Begalung. Sebagaimana hujan yang disertai angin kencang itu pun juga menyebabkan beberapa atap rumah warga rusak disertai adanya pohon tumbang di jalan Hamka, jalan Sawahan, jalan Hos Cokro Aminoto, jalan Raya PAdang-Painan, Piai Tangah, Seberang Palinggam, Gunung Pangilun, jalan Kartini, Cengkeh, JOndul Rawang, Air Manis, Air Camar, jalan Gereja, Simpang Kinol, Kampung Teleng dan Tarandam.
Sementara itu dari pantauan, warga mengungsi mencapai 285 jiwa atau 95 KK. Para korban sudah didata oleh Dinas Sosial maupun BPBD untuk diberikan bantuan seperlunya. Salah seorang warga Alai, Arifin (40) menilai, belum tertanganinya masalah banjir di Kota Padang disebabkan karena Pemko.
Melalui OPD terkait belum bekerja maksimal Dinas PUPR dinilai masih bekerja biasa dan belum mampu menunjukkan kinerja yang luar biasa. ”Mereka bekerja juga, tapi hasilnya tak maksimal. Masih bersifat rutinitas,” sebut Arifin. Jika dinas PUPR bekerja luar biasa, ia yakin, masalah drainase tak berfungsi bisa cepat tertangani.
Warga lainnya, Doni (35) mengatakan Pemko Padang khususnya OPD terkait harus didukung oleh personel yang hebat. Sehingga menghasilkan kinerja yang maksimal.
”Kalau masih ada juga banjir, berarti kinerja Dinas PUPR masih seperti yang dulu. Bagi saya kalau masih banjir dan intensitasnya bertambah meluas, berarti dinas PU nya tak bekerja alias mandul,” cetusnya.
PU PR harus Konsisten
Wakil Wali Kota Padang, Emzalmi mengaku penyebab banjir yang merendam sebagian besar wilayah Kota Padang disebabkan karena saluran drainase tak berfungsi. Sehingga ketika terjadi hujan hebat, air tak mampu dialirkan sehingga menggenangi rumah-rumah warga dan jalan.
”Menurut saya penyebab utamanya adalah saluran air dari drainase yang tidak berfungsi secara baik. Sehingga ketika terjadi hujan dengan curah yang tinggi air pun tidak hanya tergenang di jalan namun juga masuk ke rumah penduduk,” sebut Emzalmi.
Emzalmi melanjutkan, dalam peninjauan yang dilakukan ia pun melihat beberapa rumah penduduk rusak serta beberapa pohon yang tumbang. Ia pun meminta agar pihaknya dapat senantiasa memantau dan memotong setiap pohon yang mulai rapuh dan terlalu tinggi.
”Penanganannya harus kembali mengacu kepada konsep tentang program penanggulangan banjir di kota ini. Semoga saja OPD terkait (Dinas PUPR) melaksanakannya secara konsisten ke depan, maka secara bertahap genangan air akan bisa teratasi secara menyeluruh,” ujar Wawako.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) Kota Padang, Fatri Arman Noer mengatakan drainase bukan tidak berfungsi. Namun debit air yang dihasilkan hujan terlalu tinggi sehingga terakamodir lagi oleh saluruan yang ada. Pihaknya sebut Fatri Arman akan mengupayakan tahun depan melakukan penabahan saluran, penggalian, perbaikan, normalisasi sungai.
Namun semua itu, menurutnya, akan tetap tergantung pada aggaran yang tersedia. ”Kita harus mebereskan banjir per kawasan, butuh dana yang signifikan. Jadi tergantung dananya juga. Sekarang tim saya sedang presentasi dengan pak wali,” sebut Fatri Arman. (tin/d)