PASAMAN, METRO – Masalah sepele dan remeh saja bisa membuat orang gelap mata. Percakapan hangat tiga sekawan di kedai kopi, Selasa (4/4) malam, di Katimahar, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, yang awalnya cair tiba-tiba memanas. Tidak ada gelak dan canda lagi, yang ada hanya kemarahan dan berujung pembacokan.
Pelaku G (28), dengan sangat nekat dan tak berkemanusiaan membacok dua temannya sendiri, Jamal (32) dan Mulyadi (28), warga Tapus, Kecamatan Padang Gelugur. Usai membuat temannya terkapar bersimbah darah, pelaku yang berasal dari Katimahar, Kecamatan Panti itu, langsung kabur.
Beberapa saksi mata di kedai kopi, Selasa malam itu, mengungkapkan tidak ada yang menyangka jika pertemuan ketiga pemuda di dalam kedai malah berakhir dengan pertumpahan darah.
Mulanya, kedua korban Jamal dan Mulyadi berjumpa dengan tersangka di kedai kopi. Ketika itu, Jamal dan Mulyadi berniat ingin berurut ke tukang pijit yang berada di kampung Katimahar.
”Terjadi perbincangan cukup lama antara kedua korban dengan tersangka. Kemudian, ada perkataan kedua korban yang tidak diterima oleh tersangka. Awalnya tersangka G tidak menampakkan kalau dia tersinggung dengan perkataan kawannya. Pelaku merasa sudah direndahkan,” kata Kapolsek Panti Dasman, Rabu (5/4).
Kemudian, kedua korban pergi meninggalkan kedai kopi dan tersangka. Jamal dan Mulyadi akhirnya tiba di rumah tukang pijit. Namun, belum sempat di pijit, tiba-tiba tersangka G datang marah-marah dengan membawa pisau dapur.
“Tersangka G langsung membacok kedua korban dengan menggunakan pisau dapur. Kedua korban mengalami luka robek pada bagian tangan kiri. Bahkan, bahu kiri korban bernama Mulyadi ikut robek,” sebut Dasman. Setelah melakukan pembacokan dan melihat kedua korban tak berdaya, tersangka langsung melarikan diri ke dalam hutan.
“Melihat korban bersimbah darah warga langsung melarikan ke Puskesmas Ale Tapus. Jamal mengalami luka serius di tangan kiri, sementara Mulyadi mengalami luka bacok di tangan kiri dan bahu kiri. Sampai kemarin, keadaan korban sudah semakin membaik,” tambah Kapolsek.
“Aksi brutal yang dilakukan G diduga karena sakit hati oleh perkataan kedua korban. Tapi, saat di kedai kopi, tersangka hanya diam dan tak menunjukkan kemarahan. Rupanya, pelaku langsung mengejar korban ke rumah tukang pijit. Dan, di sanalah terjadi pembacokan,” ulas Kapolsek.
Sayangnya, hingga kemarin, pelaku G belum berhasil ditemukan aparat kepolisian. Diduga kuat, G masih bersembunyi di dalam hutan, karena takut ditangkap. “Warga melihat pelaku kabur ke hutan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, G bisa ditangkap. Jika warga melihat dan mengetahui informasi keberadaan pelaku, bisa menginformasikan kepada petugas,” pungkasnya. (cr6)