AGAM, METRO – Teriakan minta tolong menggema dari tepian Danau Maninjau, Minggu (2/4) sekitar pukul 16.15 WIB. Keke (8), seorang bocah yang sedang berjalan di sekitar danau, tepatnya di Jambu Putiah, Jorong Bancah, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam merasa kenal dengan suara itu. Dia mendekat.
Dari pinggir danau, Keke melihat seseorang sedang berupaya meloloskan diri dari maut dan orang itu hampir tenggelam. Samar-samar, dia merasa itu adalah Epi Evita (33) yang tak lain adalah tantenya. Merasa tak mampu langsung menolong, Keke kembali berlali ke rumahnya tak jauh dari tepian. Dia mencoba meminta bantuan.
Dengan tergopoh-gopoh dan muka pucat, Keke menemui Nofita Anggraini (35), orang tuanya. Tak enak hatinya, Nofita pun berlari ke tepian untuk menyelamatkan adiknya, Epi Evita. Sayang, sesampai di tepian danau yang ada keramba jala apung (KJA) itu, Nofita tak menemukan apa-apa. Hanya riak tenang yang terlihat.
Curiga kalau-kalau Epi Evita sudah tenggelam jauh, Nofita memutuskan balik kanan dan memberitahukan kepada masyarakat sekitar bahwa ada orang tenggelam. Saat itulah, warga mulai buncah. Kabar berhembus sampai ke telinga warga salingka danau. Tim Kecamatan Tanjungraya pun mulai menuju lokasi yang berjarak sekitar 1,5 km dari Pasar Maninjau itu.
Kepala Seksi Ketentaraman dan Ketertiban (Kasi Trantib) Kecamatan Tanjungraya, Aswirman mengaku, kabar orang tenggelam itu membuat mereka langsung bergerak. “Iya, kami tadi baru saja menemukan seorang korban tenggelam di Danau Maninjau. Sekarang sudah sudah disemayamkan,” kata Aswirman yang dihubungi koran ini.
Menurutnya, saat mendapatkan laporan, tim kecamatan bersama masyarakat langsung melakukan pencarian. Dengan sekuat tenaga, ada yang menyelam ke dasar danau dengan peralatan seadanya. Tidak berselang lama orang yang tenggelam tersebut berhasil ditemukan dengan kondisi tidak bernyawa.
Diketahui, korban adalah Epi Evita yang disebut sedikit keterbelakangan mental. Namun, dia sudah terbiasa bermain di pinggir danau. Diduga, sebelum tenggelam, dia tengah membuang hajat. “Namun siapa menyangka ia harus tewas tenggelam di tempat ia sering membuang hajat tersebut. Jasad korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Tanjungraya untuk dilakukan visum,” sebutnya.
Dari hasil visum yang dilakukan dr Putri PG di Puskesmas Tanjungraya, korban dinyatakan meninggal secara wajar. Diduga karena kekurangan oksigen dan menyebabkan tidak berfungsinya organ tubuh. Usai visum, keluarga korban disebutkan menerima kematian Epi Evita. Jasad korban langsung dibawa ke rumah duka dan langsung disemayamkan. Hari ini, Senin (3/4) dia akan dikuburkan. (p)
Komentar