PADANG, METRO – ”UDA masih sayang jo Ikas, maafkan uda yo. Diah, papa sayang Diah, sayang bana. Anak-anak papa yang papa sayangi sadonyo maafkan papa, nak. Ampuni aku ya Allah”.
Sepucuk surat dengan tulisan tangan itu, ditinggalkan oleh Agusli (50), warga Seberang Palinggam RT 01 RW 05 Kelurahan Seberang Palinggam, Kecamatan Padang Selatan. Pesan-pesan untuk istri dan anaknya itu, ditempel di dinding rumah.
Ironisnya, jasad Agusli pertama kali ditemukan oleh istrinya, Kasmiati (42), Rabu (15/3) sekitar pukul 09.30 WIB. Ketika itu, Kasmiati untuk pertama kalinya kembali pulang ke rumah, setelah pergi sejak Kamis (9/3) pagi.
Istri korban datang dengan maksud mengambil sesuatu barang yang tertinggal. Namun, setiba di rumah, ia melihat rumah dalam keadaan sepi. Saat masuk ke dalam, alangkah kagetnya karena ia melihat Agusli sudah tewas tergantung di dalam kamar tidur.
Seutas tali nilon melilit di leher, tergantung ke kayu atap rumah. Kaki Agusli tak menyentuh lantai. Tubuhnya yang telanjang dada sudah mulai membengkak dan membusuk. Kasmiati yang meninggalkan rumah karena bertengkar hebat dengan korban, langsung berteriak histeris.
Salah seorang warga Seberang Palinggam, Dedi Suryadi (42) mengatakan, ketika itu ia sedang berada di depan rumahnya, yang mendengar suara teriakan histeris dari dalam rumah. Saat itu juga ia mendatangi rumah korban, untuk memastikan apa yang telah terjadi.
”Saya mendengar istri korban menangis histeris. Saat dilihat ternyata suaminya tergantung. Saat itu juga saya memberitahukan kepada warga lain dan ketua RW. Setahu saya korban beberapa hari belakangan tinggal sendirian di rumah, sedangkan anak-anak dan istrinya sudah tidak di rumah lagi,” ungkap Dedi.
Dalam waktu singkat, rumah Agusli sudah ramai dikunjungi warga Rabu pagi itu. Tidak ada yang menyangka jika Agusli akan nekat bunuh diri. Warga pun menduga, jika korban mengalami stres karena ditinggal oleh istri dan anaknya.
Sementara itu, anggota Polsek Padang Selatan yang mendapatkan informasi adanya penemuan pria paruh baya tewas tergantung itu, langsung mendatangi lokasi. Di sana polisi melakukan identifikasi dan melakukan olah TKP. Setelah itu, jasad korban diturunkan, dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk visum.
Kapolsek Padang Selatan AKP Doni Aryanto didampingi Kanit Reskrim Iptu Nasirwan, mengatakan korban nekat gantung diri karena ada permasalahan keluarga. Hal itu diperkuat atas keterangan dari istri korban, sebelum terjadinya peristiwa tersebut korban dengan istri sempat terjadi pertengkaran yang cukup hebat pada malam harinya.
”Pertengkaran terjadi Kamis (9/3) dinihari, korban dengan istrinya bertengkar. Pada saat itu, korban sempat mengancam istrinya dengan sebilah parang. Pagi harinya, istri korban meninggalkan rumah dan pergi ke daerah Lubukbuaya bersama anak-anaknya. Sejak saat itu istri korban tidak pernah datang lagi ke rumah korban di Seberang Palinggam,” ungkap AKP Doni.
Iptu Nasirwan menambahkan, di lokasi penemuan jasad korban, saat dilihat secara kasat mata, pada tubuh korban tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan atau luka aniaya. Kuat dugaan korban sudah gantung diri sejak beberapa hari lalu. Karena tubuh korban sudah mulai mengalami pembusukan.
”Di dinding rumah kita juga menemukan surat yang ditulis oleh korban. Kita menduga surat itu ditulis sebelum korban gantung diri di kamar. Dan, jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga setelah menjalani visum di RS Bhayangkara,” pungkap Iptu Nasirwan. (rg)
Komentar