PADANGPARIAMAN, METRO – Layaknya seorang suami, sebagai kepala rumah tangga, Eri (48), seharusnya bisa menjadi pelindung bagi istri dan panutan bagi putra dan putrinya. Namun, hal itu tak pernah ada di dalam diri pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir angkutan. Eri, asal Batusangkar, Kabupaten Tanahdatar, membunuh istri tercinta, Aprida Leli alias Upiak (48), dengan samurai hingga tewas.
Pembunuhan sadis ini terjadi Rabu (8/3) sekitar pukul 08.30 WIB, di Jorong Pasa Laban, Korong Sicincin, Nagari Sicincin, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, Kabupaten Padangpariaman. Ironisnya, perbuatan keji dilakukan pelaku Eri setelah hampir dua bulan tidak pulang ke rumah.
Leli yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang telur asin di Pasar Sicincin ini, ditemukan bersimbah darah di teras rumah. Dia hanya mengenakan celana dalam saja. Sedangkan bagian tubuhnya sudah berlumuran darah. Ada luka tusukan dan sabetan di dada, punggung serta jempol kiri.
Warga dan tetangga yang melihat keadaan korban Aprida Leli, langsung melarikannya ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama. Sayangnya, nyawa ibu tiga anak ini tidak tertolong. Ia menghembuskan nafas terakhir karena luka parah di tubuh.
Keterangan dari saksi-saksi, kerabat serta anak korban, kemarin, Rabu pagi, pelaku Eri yang telah dua bulan tidak pulang, hari itu muncul kembali di rumah, sekitar pukul 07.00 WIB. Kemudian, pasangan suami istri ini terlibat pertengkaran mulut.
Takut pertengkaran dilihat anak-anak, korban Aprida Leli langsung menyuruh ketiga anaknya untuk segera berangkat ke sekolah. Akan tetapi, sebelum berangkat sekolah, putri putri dari Leli sempat melihat ayah dan ibunya bertengkar hebat.
Entah memiliki firasat dan takut terjadi hal buruk terhadap ibunya, anak-anak korban ini sempat menyampaikan kalimat; “hati-hati di rumah bu…”. Setelah itu ketiga anak korban, Mozi (17) kelas II SMA, Fitri (13) kelas VI SD dan Deva (7) masih Taman Kanak-Kanak, langsung berangkat ke sekolah.
Menurut keterangan adik korban, Afri Zalmi panggilan Zal (46), warga Sigaung, Nagari Sungai Asam, Kecamatan 2×11 Enam Lingkung, di rumah duka kemarin, menyebut, ia tidak menyangka adiknya akan mengalami nasib buruk di tangan suami sendiri.
”Saya tidak tahu apa penyebab pelaku tega membunuh istrinya,” kata Zal, menyebut jika kakaknya sudah meninggal dunia ketika sampai di Puskesmas.
Menurut dia, korban memiliki tiga anak, Mozi, Fitri, Deva serta satu anak tiri dari Eri bernama Rio. Sampai kemarin, kondisi anak-anak korban masih trauma, saat mengetahui ibu mereka dibunuh oleh pelaku. Tangisan juga tiada henti-henti keluar dari anak-anak korban yang masih di bawah umur tersebut.
Menyelamatkan Diri sampai Teras Rumah
Kapolres Padangpariaman AKBP Rudi Yulianto didampingi Kapolsek Sicincin AKP Jhon Herman mengungkapkan, pelaku berhasil melarikan diri usai menganiaya sang istri hingga tewas. Dari olah TKP serta pemeriksaan saksi-saksi, diketahui jika korban dibunuh dengan senjata tajam jenis samurai.
Sebelum pembunuhan terjadi, pelaku bertengkar dengan korban. Pertengkaran terus berlanjut setelah ketiga anak korban berangkat ke sekolah.
”Kuat dugaan setelah capek bertengkar dengan suaminya, korban memilih pergi ke kamar mandi. Korban kemudian mencopot seluruh pakaian di badan, hingga tinggal celana dalam. Dan, saat itulah, pelaku datang dan menusukkan sebilah samurai ke tubuh korban,” ungkap Kapolres. Korban ditusuk berkali-kali, karena hasil visum terlihat banyak luka tusukan dan sabetan di tubuh korban.
”Setelah menusuk istrinya, pelaku langsung kabur. Sedangkan, korban berusaha meminta pertolongan dengan cara keluar rumah. Sesampai di teras rumah, pedagang telur asin ini langsung terkapar berlumuran darah dan tak bergerak lagi. Tetangga korban yang menyaksikan hal itu langsung menyelamatkan korban,” tutur AKBP Rudi.
Dari olah TKP petugas, darah segar terlihat di dalam kamar mandi. Kemudian, ceceran darah juga ada hingga ke tempat korban pertama kali ditemukan di teras rumah.
”Adik korban bersama para tengga melarikan korban ke Puskesmas Sicincin. Namun, nyawa Aprida Leli telah dipanggil Allah SWT untuk selama-lamanya. Setelah mendapatkan visum, jasad korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di perkuburan kaum,” sebut Kapolres. Saksi lain juga menyebut, jika pelaku kabur dengan menaiki mobil yang melintas di depan rumah korban.
Ditangkap di Rumah Orang Tua
Hanya berselang beberapa jam usai membunuh istrinya, pelaku A berhasil dibekuk. Mengenakan celana motif kotak-kotak, pelaku diciduk di rumah orang tuanya di Nagari Sungaitarab, Kecamatan Sungaitarab oleh Polsek Sicincin, Polsek Sungaitarab dan juga Polres Tanahdatar.
Kapolres Tanah Datar AKBP Irfa Asrul Hanafi melalui Kapolsek Sungaitarab Iptu Sirait, penangkapan dilakukan tim gabungan dari Polsek Sicincin. ”Polsek Sicincin mengetahui jika pelaku ada putera daerah Padanglaweh, Nagari Padanglaweh, Kecamatan Sungaitarab. Sehingga pengejaran langsung dilakukan hingga ke Sungaitarab,” sebut Iptu Sirait.
Saat ditangkap, awalnya pelaku mencoba melawan. Namun, usahanya gagal. Pelaku langsung dibawa ke Padangpariaman untuk ditahan dan menjalani penyelidikan lebih lanjut. (efa/nt)
Komentar