LIMAPULUH KOTA, METRO – Bencana longsor dan banjir yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota sejak Jumat lalu (3/3), berdampak putusnya akses Jalan Nasional yang menghubungkan Provinsi Sumbar-Riau. Selain di Kabupaten Limapuluh Kota, longsor dan banjir juag terjadi di Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya. Kondisi ini mendapat perhatian serius Gubernur Sumbar Irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno langsung menggelar rapat koordinasi evaluasi dan penanganan bencana banjir longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Sijunjung dan Dharmasraya, di ruang rapat Istana Gubernur, Minggu (5/3), setelah sebelumnya, Sabtu pagi (4/3) Irwan Prayitno meninjau lokasi bencana longsor dan banjir.
Irwan Prayitno mengatakan, banjir sudah mulai surut, serta penanganan longsor sudah dilakukan oleh tim di lokasi. Setidaknya dapat membuka akses jalan yang tertutup material. Namun, untuk beberapa titik yang mengalami jalan amblas akan dibuatkan jalan darurat sementara waktu hingga jalan diperbaiki pusat.”Kita akan koordinasikan dengan pusat untuk perbaikan jalan yang amblas. Sementara tim akan membuatkan jalan darurat yang dapat dilalui kendaraan,” katanya.
Namun ia menyebutkan, masyarakat harus tetap waspada jika melewati jalur tersebut karena jalanan licin. Selain itu, ia menyebutkan ada beberapa titik yang berada dilokasi longsor ada galian C ilegal. “Saya perintahkan setiap tambang galian C ilegal untuk ditertibkan agar tidak lagi mengganggu ekosistem yang menjadi salah satu penyebab banjir dan longsor ini,” katanya.
Tidak hanya itu, kata gubernur, penyebab lain terjadinya banjir dan longsor yakni, pengelolaan PLTA Koto Panjang yang ada di wilayah Riau. ”Sehingga kami tembuskan agar dari pihak pengelola dapat mengatasi hal ini, dan tidak terjadi kejadian yang sama yang sangat merugikan masyarakat,” tuturnya.
Sedangkan, untuk lahan pertanian dengan mengintruksikan Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan agar melakukan pendataan kerugian masyarakat pada ladang, sawah, dan ternaknya. ”Kita akan upayakan segera mengirimkan bantuan untuk memulihkan kehidupan masyarakat disana,” tukasnya.
Ia menambahkan, bantuan makanan dan logistik yang sudah masuk dari Pemprov Sumbar, Baznas dan BNI, mengucurkan bantuan. Makanan instan, termasuk rendang 200 kilogram. Ini belum termasuk kiriman dari relawan yang belum masuk pendataan.
“Lalu, bantuan dari para donatur dan relawan tetap dibutuhkan untuk melakukan pemulihan pasca bencana terutama untuk memperbaiki rumah-rumah yang rusak akibat terjangan banjir dan longsor. Bantuan bisa melalui BPBD, PMI, atau lembaga-lembaga amal sosial yang sudah turun di lapangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, langsung berangkat meninjau lokasi putusnya jalan di Pangkalan, Sabtu pagi (4/3). Irwan Prayitno berangkat dengan rombongan OPD Pemprov Sumbar, Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Fakhrizal dan unsure Forkopimda Sumbar.
Selama di lokasi bencana, Irwan Prayitno meninjau lokasi jalan yang putus melihat langsung aktivitas penangggulangan bencana yang dilakukan oleh BPBD Sumbar dan kabupaten kota, relaan Prayitno juga meninjau langsung posko-posko darurat, dapur umum, serta berdialog dengan masyarakat. Kehadiran Irwan Prayitno di lokasi bencana langsung disambut Bupati Irfendi Arbi dan jajaran OPD serta unsure Forkopimda serta warga.
Irwan Prayitno mengatakan bencana yang melanda Limapuluh Kota saat ini merupakan yang terparah. ”Biasanya kalau bencana banjir, banjir saja atau longsor, longsor saja. Kali ini langsung tiga banjir, longsor dan jalan terban,” katanya.
Ada 64 titik longsor dan jalan terban di delapan kecamatan di Limapuluh Kota yaitu Pangkalan, Bukit Barisan, Harau, Mungka, Luak, Lareh Sago Halaban, Kapur IX dan Suliki. “Semua titik longsor sudah dibersihkan dan sudah bisa dilalui. Tinggal satu titik jalan terban di perbatasan Sumbar-Riau di Pangkalan yang menyebabkan akses jalan terputus,” ujarnya.
Setelah titik longsor dibersihkan, akses jalan dari Pangkalan menuju Payakumbuh sudah bisa dilalui. Hanya saja masyarakat diminta waspada karena jalan masih dipenuhi material longsor. Soal jalan terban di perbatasan, Irwan Prayitno meminta, semua stakeholder supaya bisa memperbaikinya secepat mungkin. Pasalnya jalan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan Provinsi Sumbar dan Riau. “Ya mudah-mudahan dapat segera diperbaiki sehingga bisa dilalui,” ujarnya.
Irwan Prayitno juga memperingatkan masyarakat untuk tidak mempergunakan jalan selama beberapa hari kedepan, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana lagi dan bisa merengggut korban jiwa kembali.
Untuk banjir yang merendam rumah masyarakat di Pangkalan yang diakibatkan meluapnya air dari Sungai Kampar dan Maek. Strateginya cukup satu, yaitu, mengeluarkan air dari waduk. Walapun nanti Bangkinang sekitar juga akan terendam banjir. “Tapi memang harus seperti itu. Kalau tidak, Pangkalan akan terendam sampai atap rumah tingginya dan bisa-bisa menimbulkan korban lagi,” tegasnya.
Sementara, Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Fakhrizal mengatakan, akses jalan Kabupaten Limapuluh Kota ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Hal itu dikarenakan kondisi jalan terban hingga 20 meter sehingga belum bisa dilalui.
“Untuk sementara jalan Sumbar-Riau kita tutup. Kita sudah koordinasi dengan Polda Riau dan mereka sudah menutupnya di Rantau Brangin. Mudah-mudahan dalam dua sampai tiga hari kedepan sudah bisa dilalui,” ujar Brigjen Pol Fakhrizal saat meninjau lokasi bencana.
Banjir yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota sejak Jumat lalu (3/3), berdampak hebat terhadap petani. Karena sawah yang mereka tanami padi, jagung, cabai, kacang tanah dan bawang merah, ikut kebanjiran.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Distanganbuhut) Limapuluh Kota Aprizul Nazar mengatakan, luas sawah atau areal pertanian yang terkena banjir, sudah mencapai 1.100-an hektare. Data itu, masih bersifat sementara, karena baru berasal dari 6 kecamatan.
“Baru 6 kecamatan yang datanya masuk, yakni, Pangkalan Koto Baru, Harau, Lareh Sago Halaban, Luhak, Bukitbarisan, dan Mungka. Sedangkan dari 7 kecamatan lain, yakni Kapur IX, Suliki, Gunuang Omeh, Payakumbuh, Akabiluru, Guguak, dan Situjuah Limo Nagari, data belum masuk,” kata Aprizul Nazar, saat meninjau kawasan terkena banjir, Minggu (5/3).
Khusus untuk Kecamatan Situjuah, menurut Aprizul Nazar, dipastikan tidak ada sawah kena banjir. “Tapi di Kapur IX, Suliki, Gunuang Omeh, Guguak, Payakumbuh, dan Akabiluru, itu banyak sawah yang kebanjiran. Namun, data lengkap belum masuk. Di Kapur IX, akses komunikasi masih sulit. Sedangkan di Payakumbuh, kantor BPP (Balai Penyuluh Pertanian), tertimpa pohon,” ujarnya.
Dia belum bisa memastikan, kerugian yang dialami petani, akibat banjir pertama yang terjadi di awal 2017 ini.Karena, kondisi setiap kecamatan berbeda-beda. Ada kecamatan yang justru untung karena banjir ini, karena sawah petani sudah lama kering.
Dandim 0306 Limapuluh Kota Letkol Inf Heri Sumitro, secara terpisah, ditemui di Posko Penanggulanangan Banjir dan Longsor Limapuluh Kota, kawasan eks kantor bupati Jalan Soedirman Payakumbuh, mengaku, masih terus merangkum total areal pertanian yang terkena banjir.
Selain Kodim 0306/50 Kota, menurut Letkol Inf Heri Sumitro, kegiatan tanggap darurat banjir dan longsor yang sudah ditetapkan Bupati Irfendi Arbi, juga melibat Denzipur 02/Prasada Sakti bersama Batalyon 131/Braja Sakti. “Kami juga bahu-membahu dengan Polri, BPBD, Basarnas, Tagana, relawan lain, dan masyarakat, sesuai attensi Bupati Irfendi Arbi,” kata Letkol Heri.
Di sisi lain, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi meminta Distanganbuhut, Dinas Peternakan, juga Dinas Perikanan, terus mendata kerugian akibat banjir. Begitu pula dengan SKPD lainnya, tanpa mengabaikan kegiatan tanggap darurat yang sudah ditetapkan selama tujuh hari.
Irfendi juga menginstruksikan seluruh OPD di Limapuluh Kota, membentuk Tim reaksi gerak cepat agar bantuan terhadap korban bencana segera teratasi. Dijelaskan Bupati, dengan dibentuknya Tim reaksi gerak cepat ini nantinya, seluruh sektor yang terkena dampak bencana banjir ini bisa segera didata, sehingga berapa kerugian dan kondisi di lapangan bisa diketahui dengan cepat oleh tim di posko bencana.
Banjir dan longsor yang melanda Limapuluh Kota, membuat Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman atau Andi Rachman, ikut prihatin. Tak sekedar prihatin, pria kelahiran Pekanbaru tapi orang tuanya berasal dari Pangkalan Koto Baru, Limapuluh Kota ini, ikut meninjau ke lokasi bencana. (adv)