5 Korban Tewas Longsor Pangkalan Ditemukan

LIMAPULUH KOTA, METRO–Tim evakuasi BPBD, Basarnas, TNI dan Polri, relawan serta masyarakat berhasil melakukan evakuasi material longsor di kilometer 23 dan 24 Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan, Sabtu (4/4). Sedangkan lima korban yang dihondoh longsor hingga masuk jurang, kemarin, juga berhasil ditemukan petugas. Kelima korban tak bernyawa, dan ditemukan terjepit di dekat mobil dan tertimbun tanah.
Lima korban meninggal dunia, Doni Fernandes (31), asal Gasan Gadan, Kabupaten Padangpariaman, Teja (19) dan Yogi Saputra (23) asal Jorong Rajawali, Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanahdatar. Kemudian, Mukhlis alias Ujang (45) asal Pangkalan, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, dan terakhir Karudin (25) asal Sungai Garinggiang, Kabupaten Padangpariaman.
Selain korban tewas, dua warga luka berat masih menjalani perawatan intensif di RSUD Adna WD Payakumbuh, yakni Syamsul Bahri (22) asal Gasang Gadang, Kabupaten Padangpariaman, dan Candra (42) asal Sungai Baringin, Kabupaten Padangpariaman.
”Korban meninggal dunia Doni Fernandes, Teja dan Yogi Saputra sudah dijemput pihak keluarga. Sementara korban meninggal lainnya masih berada di RSUD Adnan WD Payakumbuh. Begitu juga bagi korban luka, juga mendapatkan perawatan intensif di RSUD,” jelas Kalaksa BPBD Limapuluh Kota, Nasrianto, di posko tanggap darurat, di halaman eks kantor Bupati Limapuluh Kota, Jalan Sudirman, Kota Payakumbuh.
Korban meninggal ditemukan di dasar jurang, di atas kendaraan. Kemudian, ada juga korban yang ditemukan dalam lumpur. ”Diduga saat longsor menyapu, korban sedang berada di luar kendaraan, sehingga mereka tak bisa menyelamatkan diri,” lanjut Nasrianto.
Kemarin, evakuasi korban dan kendaraan langsung dilihat Kapolda Sumbar Fahrizal, didampingi Dandim 0306 50 Kota Letkol Inf Heri Sumitro, Kapolres Limapuluh Kota AKBP Bagus. Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga melihat langsung titik longsor dan banjir.
Hingga kemarin, data sementara BPBD Limapuluh Kota, banjir dan longsor terjadi di 23 titik, dari 23 lokasi tersebut, 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.
Dari 13 titik longsor, tujuh di antaranya terjadi di Nagari Koto Alam dan satu titik di Sibunbun, Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Selain itu, tiga titik di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, dua titik sebelum Kelok Sebilan, tepatnya di Air Putiah, Kecamatan Harau.
Sedangkan, bencana banjir melanda di 10 lokasi, yakni Nagari Sopang, Pangkalan, dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Selain itu, banjir juga merendam rumah warga di Kecamatan Kapur IX, Nagari Limbanang Baruah, Kecamatan Suliki, Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, dan Nagari Subarang air, Balai Panjang, dan Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban.
”Alat berat untuk menyingkirkan material longsor sehingga badan jalan yang tertimbun meterial dapat dilalui. Jalan tersebut sebagai akses masyarakat ke Pangkalan,” ulas Nasrianto.
Kemarin, ratusan kendaraan yang terjebak sejak Jumat (3/3) dari arah Pekanbaru, Riau, satu persatu berhasil keluar menuju Sumatera Barat. Evakuasi bongkahan tanah longsor berlangsung dengan penuh hati-hati, mengingat tanah longsor menimbun sepeda motor, mobil dan warga.
”Alhamdulillah evakuasi tanah longsor berhasil dilakukan untuk melewatkan kendaraan yang terjebak longsor. Meski baru bisa dilalui kendaraan satu arah, namun satu persatu mobil sudah bisa keluar dari lokasi terjebak longsor,” jelas Nasrianto, di posko tanggap darurat.
Tanggap Darurat
Sementara itu, Pemkab Limapuluh Kota, menetapkan daerah tersebut dalam kondisi darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari ke depan. Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, usai rapat koordinasi dengan BPBD, TNI, Polri, Tagana, DPRD, mengatakan status tersebut ditetapkan karena melihat dampak bencana banjir dan longsor yang melanda daerah itu sehingga banyak infrastruktur yang rusak. Selain itu, area pertanian rusak, dan banyak warga yang merasakan dampaknya secara langsung.
Menurutnya, tim penanganan bencana yang terdiri atas Basarnas, Dinas Sosial, PMI, Tim Kesehatan, TNI, Polri dan berbagai ormas lainnya telah melakukan penanganan hingga sebelum tanggap darurat ditetapkan.
Ribuan Hektare Sawan Terendam
Sekitar 1.039 hektare sawah dan 45 hektare kebun, ikut terendam banjir di Limapuluh Kota. Bisa dipastikan masyarakat terdampak banjir di 7 kecamatan, terparah di Kecamatan Pangkalan, Kecamatan Harau, Mungka, Luak, Lareh Sago Halaban, Kapur IX dan Suliki.
Sementara, di Kecamatan Bukit Barisan, selain 3 titik jalan menuju Maek, longsor dan terban, material longsor juga menimbun satu rumah warga. Beruntung penghuni rumah dengan cepat menyelamatkan diri.
Akibat bencana di 8 kecamatan di Limapuluh Kota itu membuat aktivitas masyarakat lumpuh. Pada hari kedua pasca banjir dahsyat itu, masyarakat terpapar banjir masih menunggu evakuasi dan bantuan dari pemerintah.
”Kita sudah mendirikan posko tanggap darurat di depan kantor BPBD Limapuluh Kota, kemudian juga sudah mendirikan dapur umum. Makanan siap saji kita bungkus dana akan kita salurkan kepada korban terpapar bencana banjir di Pangkalan. Karena kendaraan sudah bisa masuk menuju Pangkalan,” sebut Nasrianto, saat mendampingi Gubernur Irwan Prayitno.
Kondisi masyarakat terpapar banjir di Pangkalan dan Kapur IX, saat ini sangat membutuhkan bantuan makanan siap saji, sembako, obat-obatan dan peralatan sekolah serta air mineral. Mengingat akibat luapan sungai Batang Mahat dan Kapur, telah merendam rumah, kantor, instansi pemerintah sekolah dan rumah ibadah.
”Saat ini masyarakat kita butuh sekali bantuan masakan siap saji, kemudian juga sembako, selimut, obat-obatan dan alat tulis serta air mineral. Karena saat ini tidak ada yang bisa dilakukan, aktivitas masyarakat lumpuh total,” sebut Camat Kapur IX, Andri Yasmen. (us)

Exit mobile version