PADANG, METRO
Seorang enterpreneur sukses di Pekanbaru, Riau, Udayana menilai, Mahyeldi Ansharullah adalah orang yang bersahaja dan komunikatif. Pasalnya, dia sangat menguasai apa yang disampaikan, sistematis, dan menghargai lawan bicara. Meski pejabat, sepertinya dia tidak begitu peduli dengan protokoler dan cepat akrab dengan orang baru.
“Saya belum lama mengenal sosok Buya Mahyeldi. Meskipun beliau kuliah di Fakultas Pertanian dan saya di Fakultas Teknik Universitas Andalas yang kampusnya berdekatan tetapi saya belum mengenal sosok beliau ketika kuliah. Tapi, kesan mudah akrab itu begitu terlihat,” kata Udayana yang pernah berdiskusi tentang ajakan membangun Rumah Potong Ayam Modern di Padang beberapa waktu lalu.
Katanya, hari itu dia berkenalan dengan Mahyeldi ketika pengukuhan pengurus baru Koperasi Saudagar Minang Raya (SMR). “Buya datang secara khusus ke acara tersebut untuk mengajak SMR berinvestasi di Padang khususnya di bidang peternakan unggas. Kesan pertama, beliau memberi sambutan begitu teknis dan menguasai apa yg disampaikan karena seluruhnya tanpa teks,” katanya.
Malam itu Udayana mengaku mendapat amanah menjadi ketua bidang Keuangan dan Investasi diberitahu bahwa ada agenda untuk sahur bareng dengan Mahyeldi di hotel Balairung Jakarta karena kebetulan menginap di hotel yang sama. “Seperti kebiasaan-kebiasaan saya biasanya, sebelum ketemu dengan seseorang yang baru saya akan mencari tahu detail tentang orang tersebut kepada beberapa sumber agar ketika berkomunikasi bisa cepat menyesuaikan,” katanya.
Diakuinya, data-data yang disampaikan benar-benar sangat detail, sistematis dan disampaikan dgn cara yang sangat bersahabat padahal kita waktu itu baru sama-sama bicara. “Saya benar-benar terkesan. Setelah itu baru saya tahu bahwa Buya Mahyeldi di bulan Ramadhan sangat membaur dengan masyarakat. Beliau sahur bareng dengan masyarakat di Padang tanpa aturan protokoler yang ketat, beliau juga menghabiskan 10 hari terakhir Ramadhan dengan beri’tikaf di masjid,” katanya.
Alumni Fakultas Teknik Unand ini mengakui Mahyeldi benar-benar sosok pemimpin yang merakyat dan tidak pernah membuat garis pemisah dengan rakyat. “Di lain waktu saya kemudian mengetahui bahwa beliau sering menjadi khatib Jumat dan memberi tausyiah subuh di berbagai mesjid. Mungkin karena itu orang-orang memanggilnya Buya,” katanya.
Dia memastikan, ketika Mahyeldi maju untuk ikut sebagai Calon Gubernur Sumatera Barat saya betul-betul tidak mempunyai sedikitpun keraguan untuk mendukungnya. “Pemimpin dengan visi yang kuat, sangat dekat dengan rakyat dan punya pemahaman agama yang dalam merupakan sosok pemimpin yang saya sukai,” katanya.
Juru Bicara Mahyeldi Audy, Mulyadi Muslim Lc MA menyebutkan, seorang Mahyeldi memang memiliki sifat yang mudah membaur. Bahkan bisa akrab dengan rakyat badarai dengan cepat. “Beliau orangnya supel, ramah dan tahu bagaimana menghargai orang. Karena itulah dia begitu mudah dekat dengan masyarakat,” katanya.
Peduli Rakyat Badarai
Pengamat Hukum Miko Kamal menyebutkan, Mahyeldi punya kerjanya nyata selama memimpin Padang. Rakyat senang. Uang yang dikumpulkan dari rakyat kembali lagi ke rakyat. Pajak, retribusi dan pendapatan lainnya yang dipungut dikembalikan dalam bentuk pembangunan. Baik pembangunan fisik maupun jiwa.
“Memang begitulah seharusnya pemimpin. Uang rakyat tidak boleh diambil untuk kepentingan pribadi. Satu senpun. Lekat tangan Buya memang berbekas. Di tulisan-tulisan sebelumnya saya sudah ungkapkan beberapa fakta. Indeks pembangunan manusia masyatakat kota Padang bagus di bawah kepemimpinan Buya M. Pariwisata berlari kencang. Angka kemiskinan dari tahun ke tahun menurun drastis,” katanya. (uki)