Kucing Kesayangan Hilang, Pemilik Bunuh Diri

AGAM, METRO – Kehilangan kucing kesayangan, membuat Nurjaman (67), warga Jorong V Suku, Nagari Sungai Puar, Kecamatan Sungai Puar, Kabupaten Agam, “patah hati”. Kucing yang jadi teman di hari tuanya itu, membuat Nurjaman nekat menghabisi nyawa sendiri dengan jalan pintas. Pria paroh baya ini, ditemukan tergantung di pohon sirsak, Selasa (28/2), sekitar pukul 07.00 WIB.
Tubuh Nurjaman yang tergantung pertama kali ditemukan oleh sang istri, Masdarti (60). Awalnya, saat bangun tidur pukul 04.00 WIB, Masdarti tidak melihat suaminya di kamar.
Saat itu, Masdarti tidak curiga, karena mengira sang suami pergi keluar untuk minum dan bersiap-siap shalat subuh. ”Senin malam, tidak ada tanda-tanda aneh dari suami saya. Semua biasa dan kami tidur. Tapi, saat terbangun subuh, saya sudah tidak melihat dia lagi,” ungkap Masdarti, saat memberi keterangan kepada petugas.
Karena tidak curiga, maka Masdarti pun memutuskan untuk pergi shalat Subuh ke mushalla, berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya. Ketika baru jalan sekitar 25 meter dari rumahnya, di pinggir jalan kampung, Masdarti melihat suaminya sudah tergantung di pohon sisrsak.
”Saya betul-betul kaget saat meluhat tubuh suami tergantung. Saya langsung berteriak minta tolong,” sebutnya. Dalam waktu singkat, warga kampung lansung memadati rumah korban. Aparat kepolisian dari Polsek Banuhampu Sungai Puar dan Unit Identifikasi Polres Bukittinggi datang melakukan olah TKP. Dari hasil pemeriksaan, kuat dugaan, korban naik ke tali gantungan. Setelah itu, ia naik ke pohon.
Menurut istri korban, suaminya Nurjaman selalu ceria tidak punya permasalahan dengan warga maupun masalah ekonomi. Akan tetapi, sejak kucing kesayangan yang sudah dipelihara warna hitam putih hilang sejak 15 hari, Nurjaman uring-uringan dan sikap berubah aneh.
Setiap bertemu dengan tetangga, dia selalu menanyakan dimana kucingnya. Bahkan, korban pernah shalat di teras rumah. Dia juga pernah menyampaikan pada istrinya, dari pada kucingnya yang hilang, lebih baik dia yang mati.
”Ternyata ucapan korban terbukti. Dia gantung diri di pohon sirsak. Keterangan dokter Puskesmas Sungai Puar, korban sudah meninggal sekitar 2 sampai 3 jam sebelum ditemukan,” ulas  Kapolres Bukittinggi, AKBP Arly Jembar Jumhana SIK MH melalui Kapolsek Banuhampu Sungai Puar Kompol Firdaus.
Melihat tanda-tanda yang ada kalau korban tewas murni gantung diri dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Sebab, ketika diperiksa, sperma korban juga terlihat keluar yang merupakan salah satu tanda seseorang murni gantung diri.
”Korban murni gantung diri. Pihak keluarga juga sudah membuat pernyataan tertulis yang menyatakan menerima kejadian sebagai musibah dan takdir yang maha kuasa,” tandas Kapolsek Firdaus. (wan)

Exit mobile version