3 Rampok Dikepung di Hutan Payung Sekaki

SOLOK, METRO – Tim gabungan Satreskrim Polres Solok Arosuka dan Polsek Payung Sekaki, mengepung kawasan hutan Payung Sekaki, Selasa (28/2). Tiga dari enam perampok yang beraksi menggasak uang Rp190 juta milik Pedagang P&D Hariko Fauzi (25), masih bersembunyi di dalam hutan. Selain itu, aparat juga mengawasi kawasan Solok-Sawahlunto, untuk menutup pergerakan gembong rampok lintas provinsi itu.
”Masih ada tiga perampok lain yang belum ditangkap. Mereka masuk hutan dan hingga kemarin, petugas masih melakukan pengejaran,” ungkap Kapolres Solok Arosuka AKBP Reh Ngenana didampingi Kasat Reskrim AKP Edwin, kepada POSMETRO, Selasa (28/2).
Selain pengejaran ketiga perampok, yakni Af (35), warga Kota Padang, Pane (38), asal Medan dan Burung, asal Bandung, kemarin, jajaran Polres Solok Arosuka berhasil meringkus satu pelaku lagi yang bertugas sebagai “tukang gambar”. Pelaku adalah Williem alias Doang (35), warga Alahanpanjang.
Doang Williem diciduk, kemarin, sekitar pukul 15.00 WIB.  Ia berada di kedai buah, tak jauh dari kantor tempatnya bekerja di Alahanpanjang. Ia diduga memantau gerak-gerik polisi yang sudah menyebar mencari komplotan rampok tersebut. Akan tetapi, Williem tak menduga, malah dia yang masuk target.
Hasil pemeriksaan, Doang Williem bertugas sebagai informan, mata-mata atau tukang gambar. Sebelum merampok korban, Hariko Fauzi, warga Pasa, Jorong Talang Timur, Nagari Talang Babungo, pelaku Doang yang memantau aktivitas korban mulai keluar rumah hingga berangkat mengendarai mobil menuju Alahanpanjang untuk menyetor uang senilai Rp190 juta.
Doang Williem juga menjadi penunjuk jalan bagi rekan-rekannya yang berjumlah lima orang itu. Sebelum merampok korban, komplotan ini menyusun rencana di kawasan Singkarak. Sebagian rencana juga disusun melalui telephone.
”Di antara kami berenam ada yang tidak saling kenal. Saya hanya sebagai penunjuk saja,” ungkap Doang Williem, kepada penyidik.
Dijelaskan Kapolres AKBP Reh Ngenana, hingga saat ini tiga pelaku yang berhasil kabur, hingga Selasa malam masih diburu. Beberapa kawasan hutan di Payung Sekaki sudah disisiri. Bahkan, tim Polres Arosuka berkekuatan penuh mengepung hutan hingga batas Kota Solok.
”Mudah-mudahan ketiga pelaku, Af (35), Pane dan Burung, tertangkap,” tegas Rehngenana. Ditambahkan Kasat Reskrim AKP Edwin, dari pengakuan sementara, Doang Williem menyebut, jika ia berprofesi sebagai sopir bank. Doang tidak terlibat langsung dalam perampokan tersebut.
”Pelaku bernama Doang bertugas menunjukkan titik-titik lokasi dimana korban pergi dan biasanya pergi. Doang juga menyebut tidak mengenal tiga perampok yang bersembunyi di hutan, dan mengaku jika uang Rp190 juta berada di tangan ketiga kawannya itu. Meski demikian, pelaku Doang masih ditahan,” sebut AKP Edwin.
Dikatakan Edwin, komplotan rampok ini terkenal bengis. Saat beraksi memakai senjata tajam dan tidak segan-segan melukai korban. Jika melawan, korban akan dihajar bahkan dihabisi.
“Jebolan” LP Cipinang
Sementara itu, dua pelaku yang ditembak saat penangkapan, Senin (27/2), Hafid Triadi (31), warga Kota Padang dan Fermadi (40), warga Jakarta, masih menjalani perawatan. Fermadi diketahui adalah “jebolan” LP Cipinang, Jakarta. Fermadi pernah masuk penjara dalam kasus yang sama, dan beraksi di Jakarta. “Pelaku Fermadi berasal dari Jakarta Timur dan sudah sering terlibat kasus kejahatan.” ulas AKP Edwin.
Kemarin, aparat kepolisian masih melanjutkan kasus perampokan yang terjadi Senin pagi itu. Saat itu, korban berencana menyetorkan uang ke bank di Alahanpanjang. Korban tidak menduga jika ia sudah diintai komplotan rampok lintas provinsi itu.
Saat mobil korban melintas di tempat sepi, di jalan lintas Talang Babungo-Alahan Panjang, mobil korban langsung dipepet dan dihadang.
Pedagang itu dipaksa turun dari mobil dan disuruh masuk ke dalam mobil pelaku. Untuk menghilangkan jejak, mobil korban dibawa oleh pelaku. Sementara pelaku lain juga diduga kuat mengikuti dengan sepeda motor.
Korban dibawa para pelaku ke kawasan Kubang Duo yang juga sepi. Setelah mengambil uang Rp190 juta, rampok ini mengikat korban. Setelah itu, korban dibuang ke semak-semak.
Akan tetapi, aksi perampok ini tercium aparat kepolisian. Tidak lama berselang petugas dari Mapolsek Payung Sekaki dipimpin Iptu Evi Wansri bergerak melakukan pengejaran. Tidak jauh dari TKP, tempat pelaku mengeksekusi korban, petugas berpapasan dengan mobil pelaku.
Karena panik, para perampok memilih kabur dan keluar dari mobil. Letusan senjata api dari petugas sebagai peringatanpun dilepas. Namun, para perampok tidak peduli dan terus kabur, sehingga petugas kembali terpaksa melepaskan tebakan ke arah paha. (ped/vko)

Exit mobile version