SIJUNJUNG, METRO–Ya Allah… Pikiran buruk apa yang melintas di dalam kepala Yeli (26), di tengah kegelapan malam, menggendong dua anak kembarnya yang masih berumur 11 bulan. Bayi kembar Nafira dan Nafisa, kemudian dibuang ke dalam sumur yang berbeda, di Jorong Koto, Nagari Buluh Kasok, Kecamatan Lubuk Tarok, Kabupaten Sijunjung, Jumat (17/2) sekitar pukul 03.30 dini hari WIB.
Nafisa yang tengah lucu-lucunya dibuang di dalam sumur Napolak. Sedangkan, saudara kembarnya Nafira, dibuang di sumur Sarang Boncah, berjarak sekitar 300 meter dari sumur Napolak. Lalu, tanpa bersalah Yeli pulang ke rumahnya. Tidak ada rasa bersalah.
Namun, Yeli tidak menyadari jika suaranya menggeser tutup seng sumur terdengar oleh pasangan suami istri, Mira (36) dan Yoyon (37). Sekitar pukul 03.30 WIB itu, Mira terbangun ketika mendengar ada bunyi seng penutup sumur yang berada di dekat rumahnya.
Khawatir ada orang jahat, Mira pun membangunkan suaminya, Yoyon (37). Lalu, keduanya keluar rumah untuk memeriksa sumur.
”Saat tiba di sumur, saya heran karena seng yang biasa dijadikan penutup sumur sudah berubah posisi, setengah terbuka. Padahal, sumur itu selalu ditutup seng,” ungkap Yoyon, ketika memberi keterangan kepada aparat kepolisian, Jumat pagi.
Karena heran dan curiga, Yoyon pun memeriksa sumur. Ia mengambil senter dan menyorotkan cahaya senter ke arah dalam sumur.
”Ketika itulah saya kaget, karena melihat ada benda seperti boneka mengapung. Lalu, saya memastikan kembali benda apa itu. Barulah saya sadar jika itu bukan boneka, namun tubuh anak bayi,” sebut Yoyon, yang diamini oleh istrinya, Mira.
Pasangan suami istri ini, kemudian langsung membangunkan tetangga lain dan warga serta aparat nagari. Dalam waktu singkat, sumur tua itu sudah dipenuhi warga.
Berharap sang bayi masih hidup, warga berusaha mengeluarkan tubuh balita itu dalam sumur. Setelah dievakuasi, barulah warga mengetahui jika balita berjenis kelamin perempuan itu adalah anak kembar dari Yeli.
”Bayi pertama yang ditemukan di dalam sumur langsung dibawa ke rumah Yeli. Warga yang heran dengan sikap sang ibu, berusaha mencari kembarannya. Dan, kembaran dari Nafira bernama Nafisa tidak ditemukan,” ungkap Kapolsek Lubuk Tarok, Iptu Arif.
Warga dan pihak keluarga, lalu mencari kembali di dekat sumur Napolak, tempat bayi pertama ditemukan. Di subuh buta itu, warga pun mencari dimana bayi Nafisa dibuang. Akhirnya, warga curiga dengan sumur yang berada sekitar 300 meter—, tempat bayi Nafira dibuang.
”Petugas langsung memeriksa sumur lain yang letaknya berdekatan dengan sumur tempat bayi yang pertama kali ditemukan oleh pasutri bernama Mira dan Yoyon. Ternyata, benar. Di dalam sumur itu, kami menemukan satu lagi bayi yang sudah tidak bernyawa,” ulas Iptu Arif.
Penemuan bayi kembar Nafira dan Nafisa dalam keadaan tidak bernyawa tersebut, membuat warga dan para tetangga dari Yeli tidak percaya. Para tetangga banyak yang heran kenapa bayi kembar cantik itu tega dibuang oleh ibunya.
”Dari keterangan para tetangga, ibu dari bayi kembar itu mengalami gangguan kejiwaan. Namun, untuk memastikan hal itu, si ibu harus diperiksa secara medis,” tegas Kapolsek.
Sementara itu, kemarin, ibu kembar Nafira dan Nafisa, Yeli dibawa oleh aparat. Memakai pakaian daster dan sarung, Neli nampak menduduk keluar dari rumah. Namun, raut wajahnya biasa saja. Tidak ada tanda-tanda kesedihan di wajahnya.
”Yeli juga memiliki satu anak lain yang sudah berumur 4 tahun. Dan, menurut warga, Yeli kadang-kadang terlihat seperti orang normal. Tapi, kadang-kadang juga sering kambuh,” sebut Iptu Arif.
Pantauan POSMETRO kemarin, bati kembar dibalut oleh kain panjang. Ayahnya ikut menggendong setelah kedua bayi itu menjalani visum di RSUD Sijunjung. Kedua bayi ini langsung dikuburkan di pandam perkuburan keluarga. (e)